5 Alasan Saat Ini WWE SmackDown Lebih Bagus dari RAW!
Banyak yang menganggap saat ini tayangan WWE SmackDown lebih bagus dari RAW. Padahal pegulat di SmackDown lebih sedikit. Bagaimana bisa? Ini Alasannya!
Sumber: WWE.com[/caption]
Banyak yang menganggap saat ini SmackDown lebih bagus dari RAW. Padahal pegulat di SmackDown lebih sedikit. Bagaimana bisa? Ini Alasannya!
Kalau kamu masih ingat, Juli kemarin WWE terpecah. Sebagai show utama WWE, RAW menjarah lebih banyak pegulat. Mungkin tidak apa-apa kalau SmackDown masih disisakan pegulat yang memang berkualitas, atau gimmick seperti pegulat kelas cruiserweight atau kumpulan pegulat wanita elit. Namun dari hasil draft saat itu, tak terbayang kemungkinan Smackdown lebih bagus dari RAW.
[read_more id="260152"]
Walau mendapatkan pegulat sekelas Dean Ambrose, Randy Orton, AJ Styles, dan John Cena, SmackDown juga kebagian nama remeh seperti Zack Ryder, Eva Marie, Mojo Rawley, hingga Kane yang sudah tidak lagi populer di kalangan fan kelas berat. Tak salah bila saat itu banyak yang memprediksi SmackDown tetap akan menjadi acara kelas dua bila dibandingkan RAW.
Tapi coba lihat hasil polling dari forum gulat populer, Freakin Awesome Network. SmackDown dinyatakan yang terbaik dalam enam dari delapan pekan! RAW hanya bisa menang di pekan pertama dan pekan keenam, yang menampilkan Kevin Owens sebagai juara. Bagaimana bisa ini terjadi? Mari kita telusuri penyebabnya.
[page_break no="1" title="Durasi Hanya Dua Jam"]
Jujur, waktu tiga jam untuk acara apapun itu terasa sangat lama. Seharusnya durasi ini hanya digunakan WWE untuk acara-acara besar saja. Duduk menyaksikan acara tiga jam itu terasa sangat sulit.
Dengan waktu yang hanya dua jam, SmackDown bisa lebih mudah dinikmati. Tapi tentunya Smackdown lebih bagus dari RAW bukan karena durasinya lebih singkat saja.
[page_break no="2" title="SmackDown Unggul dari Segi Booking"]
Di tahun 2016 ini, kebangetan rasanya kalau kamu belum tahu WWE itu sudah diatur. Layaknya teater, masing-masing pegulat sudah diberi peran baik dan jahat, pemenang dan yang kalah pun sudah ditentukan sebelumnya. Hanya saja risiko cidera itu nyata, karena gerakan-gerakan yang dilakukan oleh para pegulat ini memang cenderung berbahaya dan tak sebaiknya ditiru oleh orang awam.
Nah, SmackDown lebih bagus dari RAW dalam segi booking para pegulat. Layaknya era Attitude di tahun 90an, semua pegulat SmackDown memiliki peran masing-masing, tak peduli sekecil apa. Padahal durasi acaranya lebih singkat satu jam dari RAW.
Selama delapan pekan, SmackDown menyulap Heath Slater (yang wajahnya ada di atas) dari pecundang menjadi juara tag team yang sangat populer di mata fan. Para pegulat wanitanya mungkin tidak sampai sekelas Sasha Banks atau Bayley, yang ada di RAW, tapi Nikki Bella, Carmella, Becky Lynch justru lebih diberi kesempatan untuk membangun karakter ketimbang rekan mereka di RAW.
Dalam dua jam di SmackDown, para karakter di acara ini konsisten dibangun. Dalam tiga jam di RAW, para pegulat sering disisihkan oleh karakter bukan petarung seperti Stephanie McMahon, Mick Foley, dan Triple H. Sudah begitu, penulis RAW juga tak mampu membangun karakter dan plot sebaik penulis SmackDown, sehingga tiga jam itu terasa begitu berat, kacau, dan cenderung membosankan.
[page_break no="3" title="SmackDown Mendengarkan Fan"]
Masih berhubungan dengan booking, penulis naskah SmackDown sudah terbukti sangat mendengarkan fan. Tag team Uso misalnya. Pegulat kembar yang merupakan anak Rikishi ini sering dihujat oleh fan, jadi tanpa pikir panjang mereka diberi peran jahat dengan menciderai American Alpha, tim yang lebih populer. Efeknya, sekarang mereka terasa lebih fresh baik dari segi penampilan, cara membawa diri, hingga - yang terpenting - cara bergulat.
Ada juga Nikki Bella dan Carmella. Awalnya Nikki Bella datang membantu pegulat-pegulat wanita dari sisi jahat, sementara Carmella berada di sisi baik. Namun Carmella gagal meraih simpati penonton, sementara Nikki - yang baru cidera parah - justru meraih respons bagus. Nikki pun diganti diberi peran baik, sedangkan Carmella menjadi penjahat.
Dengan menempatkan pegulat di peran yang lebih cocok, menyaksikan SmackDown jadi lebih menyenangkan. Kamu bahkan bisa mendengar reaksi penontonnya lebih bagus dari di RAW, yang kadang terasa sepi di jam kedua dan ketiga.
Memangnya apa salah RAW? Penulis dari show terbesar WWE itu cenderung keras kepala menempatkan seorang pegulat ke peran yang mereka inginkan. Contohnya ya musuh Triple H di gambar di atas, Roman Reigns. Walau konsisten dihujat, penulis naskah RAW tetap memaksakan Reigns menjadi jagoan, dan tidak mau menyingkirkan dia dari konflik utama. Alih-alih suka, sepertinya fan RAW juga sudah putus asa menanggapi Reigns.
[page_break no="4" title="Dimotori Pegulat yang Berkualitas"]
Sumber: WWE.com[/caption]
Booking kuat bisa jadi berantakan kalau kemampuan pegulatnya seragam jeleknya. Pegulat SmackDown memang lebih sedikit dari RAW, namun tetap ada pegulat elit seperti AJ Styles, Dean Ambrose, dan Randy Orton di sana. Para pegulat ini seakan menjadi pilar, yang menjadi tumpuan sementara pegulat yang lebih muda berkembang dan menemukan pijakan.
John Cena mungkin sudah jarang tampil karena usianya yang sudah mulai tua dan tawaran main film yang mulai membanjirinya. Tapi saat dia tampil, dia membuktikan dirinya bisa dengan mudah dimasukkan ke pertandingan utama. Tak hanya itu, karena booking yang superior, saat Dean Ambrose menyerang Cena di akhir acara pekan ini, Ambrose justru dihujat penonton.
Cena mungkin pegulat populer, tapi yang benci kepadanya pun tidak sedikit. Karenanya biasanya saat pegulat ini muncul, separuh arena akan memujanya sementara separuh lagi menghujatnya. Bahkan saat pegulat seperti Ryback menyerangnya pun biasanya si penyerang justru diberi tepuk tangan. Tidak demikian kali ini.
Satu-satunya pegulat yang terasa disia-siakan oleh SmackDown hanya Bray Wyatt, yang meski berbakat tidak diberi peran yang berarti. Tapi itu pun mungkin akan berubah dalam waktu dekat.
[page_break no="5" title="Pertandingannya Lebih Memikirkan Unsur Psikologis"]
Ada hal yang menarik dari WWE Backlash, acara besar ekslusif SmackDown. Walau itu acara besar, sedikit pegulat yang tiba-tiba menjelma menjadi dewa, mampu melawan meski sudah dihajar serangan terkuat musuh mereka. Sebagian besar pertarungan di sana selesai dengan satu gerakan pamungkas.
Mungkin pendekatan ini terasa kurang spektakuler. Tapi setelah melihat pertarungan Reigns melawan Kevin Owens di RAW, pendekatan membumi ini justru terasa lebih superior. Dengan minimnya spam gerakan pamungkas, para pegulat menyajikan kisah dan pertarungan yang lebih baik untuk penonton. Dan hasilnya pun adalah show yang secara keseluruhan terasa superior.
Itulah lima alasan kenapa saat ini SmackDown lebih bagus dari RAW. Bagaimana dengan kamu? Setelah delapan pekan, mana yang kamu dukung? SmackDown atau RAW?