Review: Final Destination 5, Kematian Tidak Pernah Terasa Begitu Dekat
Mungkin banyak dari anda yang menunggu kehadiran seri terbaru film Final Destination ini. Walaupun beberapa orang enggan dan takut untuk menonton film ini karena banyaknya adegan kematian yang sadis termasuk beberapa teman saya namun saya sendiri selalu menantikan seri ini hadir di bioskop.
Mungkin banyak dari anda yang menunggu kehadiran seri terbaru film Final Destination ini. Walaupun beberapa orang enggan dan takut untuk menonton film ini karena banyaknya adegan kematian yang sadis termasuk beberapa teman saya namun saya sendiri selalu menantikan seri ini hadir di bioskop. Setelah banyak yang merasa kecewa termasuk saya sendiri dengan seri ke empatnya yang dirilis pada tahun 2009 lalu karena alur ceritanya yang terlalu cepat dan terburu-buru serta adegan kematian yang sudah bisa ditebak membuat film ini hanya seperti film pembantaian saja. Untuk itu saya berharap agar pada seri terbarunya dapat memberikan pembaharuan dan ketegangan seperti yang terdapat pada seri pertamanya.
[/caption]
Setelah dua tahun berselang, seri terbaru serial ini hadir kembali pada tanggal 12 Agustus 2011 lalu dengan judul Final Destination 5. Cerita dalam film ini dibuka dengan sekelompok pekerja dari suatu perusahaan akan melakukan acara karyawisata yang diadakan oleh perusahaan tempat mereka bekerja menuju Vancouver-British Island. Dalam perjalanannya menggunakan bis, Sam Lewton (Nicholas D’Agosto) seorang pekerja yang mempunyai cita-cita untuk bekerja di Paris mendapat sebuah visi atau penglihatan mengenai jembatan yang akan mereka lalui runtuh dan membunuh semua yang berada di atas jembatan tersebut termasuk teman-temannya. Dalam visinya Sam pun ikut terbunuh ketika berusaha menyelamatkan diri bersama teman-temannya dari bencana tersebut dan hanya Molly (Emma Bell) yang selamat.
[/caption]
Setelah melihat visi dan berbagai pertanda-pertanda yang ada dalam visinya tersebut, Sam berusaha memberitahukan semua orang bahwa jembatan yang masih dalam peroses perbaikan tersebut akan benar-benar runtuh disebabkan oleh pengeboran yang dilakukan oleh salah satu pekerja yang membuat keretakkan sehingga membuat jembatan tersebut tidak kuat lagi untuk menahan semua beban yang berada di atasnya. Sam keluar dari bis bersama mantan pacarnya Molly untuk menyelamatkan diri disusul oleh beberapa temannya Peter (Miles Fisher) dan pacarnya Candice (Ellen Wroe), Olivia (Jacqueline Maclnnes Wood), Issac (P.J. Byrne), Nathan (Arlen Escarpeta) dan bos mereka Dennis Lapman (David Koechner), tidak beberapa lama kemudian mereka melihat jembatan tersebut benar-benar runtuh seperti apa yang diberitahukan Sam dan mereka pun selamat dari kejadian tersebut.
Saat berada di acara mengenang korban tragedi tersebut, seorang pria bernama William Bludworth (Tony Todd) memperingatkan mereka bahwa kematian akan terus mengejar mereka satu persatu sampai mereka benar-benar mati namun mereka tidak memperdulikan peringatan tersebut dan tetap menjalani aktifitas mereka.
[/caption]
Beberapa hari kemudian secara tidak diduga salah satu teman mereka Candice meninggal karena suatu insiden yang tidak bisa dibuktikan apa penyebab utamanya dan terlihat seperti sebagai sebuah kebetulan. Issac pun tidak lama kemudian meninggal kemudian menyusul Candice di sebuah tempat pijat dan akupuntur dengan sebab yang kebetulan pula. Saat Sam dan beberapa temannya yang masih hidup datang ke tempat kejadian Issac terbunuh, mereka kembali bertemu dengan William yang kembali memperingatkan mereka bahwa kematian dapat dicurangi dengan membunuh orang lain untuk menggantikan posisi mereka dari kematian.
[/caption]
Olivia tewas dalam sebuah insiden ketika melakukan operasi lasik untuk matanya. Nathan berusaha mencoba untuk membunuh rekan kerjanya Roy agar selamat dari kematian dengan sebuah kait besar yang seharusnya menewaskan Nathan dan akhirnya ia pun terlewat dan selamat dari daftar kematian yang ada, namun Dennis menjadi korban berikutnya sesuai urutan kematian yang ada.
Sam akhirnya memutuskan untuk pergi ke Paris bersama Molly, saat mereka berada di sebuah restoran Peter datang dan berusaha membunuh Molly untuk menggantikan dirinya agar bebas dari kematian. Pertengkaran pun terjadi antara Sam, Molly dan Peter, sorang polisi datang untuk mengecek mereka namun akhirnya tertembak oleh Peter untuk menghilangkan bukti Peter berusaha untuk mebunuh saksi mata yang ada yaitu Sam dan Molly. Bagaimana akhir film ini?
Setelah menonton film ini, saya merasa seperti menonton Final Destination saat seri pertamanya hadir pertama kali karena kesan gelap yang ditampilkan dalam film ini sangat terasa bahkan melebihi seri pertamanya, dimana setiap adegan kematian yang ada ditampilkan dengan alur yang cukup lambat dan menegangkan sehingga membuat kita menduga-duga bagaimana cara mereka tewas dalam insiden karena dibuat bingung dengan banyaknya sebab-sebab yang masuk akal untuk membunuh orang tersebut sehingga kita mungkin salah menebak bagaimana kematian mereka. Faktor bayangan malaikat maut pun turut hadir di sini sebelum kejadian yang membuat mereka tewas. Dalam film ini untungnya tidak ada yang namanya penglihatan mengenai bagaimana cara mereka akan mati seperti yang dimiliki oleh karakter utama dalam Final Destination 4 yang membuat kita sudah bisa menebak dan mengurangi ketegangan. Karakter Sam di sini hanyalah tampak seperti orang biasa saja yang tidak mempunyai pertanda apapun mengenai kematian teman-temannya sama sekali. Good job untuk Steven Quale sebagai sutradara seri ini.
Yang paling saya sukai dari film ini adalah pada bagian ending yang dihadirkan, karena sangat mengejutkan dan akan membuat kita berkata “oh yah ampun ternyata”. Bagian ending ini tidak mungkin saya ceritakan di sini agar tidak mengurangi rasa penasaran orang yang ingin menonton film ini. Secara keseluruhan film ini mampu menebus apa yang menjadi kekurangan dalam seri keempatnya lalu dan diharapkan dapat menjadi patokan untuk membuat lanjutan franchise Final Destination ini untuk lebih baik lagi ke depannya. Bagaimana dengan tema mencurangi kematian dengan membunuh orang lain menggantikan kita untuk terbebas kematian dapat berhasil? Sekali lagi semuanya terjawab pada ending film ini. Jadi saksikan segera di bioskop-bioskop Indonesia ketika sudah diputar untuk menemukan jawaban dari rasa penasaran anda nanti. Oh yah untuk versi 3D dari film ini banyak terjadi peningkatan ke arah visual yang lebih baik terutama bagian credit awal dan akhir sehingga layak untuk dinikmati dibanding versi biasanya untuk menambah ketegangan dan memacu adrenalin ketika menontonnya nanti (terutama bersama pasangan anda tentunya). (Steven Widjaja)