Rasakan Terror Di Luar Angkasa Dalam Gravity!
Sebuah film bertema luar angkasa kembali hadir tahun ini. Berbeda dengan film-film science fiction lainnya, Gravity menyuguhkan bagaimana rasanya menjadi seorang astronot yang terjebak di luar angkasa. Simak review saya di artikel berikut ini!
Hai Citizen! Pada kesempatan kali ini saya akan mereview film bergenre drama, thriller serta sci-fi, Gravity. Film berdurasi 90 menit ini adalah film yang sangat solid, terutama dari segi visual effect serta psikologi para karakter-karakternya. Menceritakan perjuangan hidup 2 orang astronot, Dr. Ryan Stone (Sandra Bullock) dan Matthew Kowalski (George Clooney) yang harus menyelematkan diri setelah spacewalk mission mereka secara tidak terduga menjadi kacau balau.
Bagi kalian penggemar film bergenre science fiction layaknya Star Trek atau Star Wars, mungkin akan sedikit kecewa dengan Gravity. Tidak ada alien, tidak ada tembakan laser yang beterbangan dan pastinya tidak ada space ship berukuran raksasa di film ini. Tapi bagi kalian yang menyukai segala hal berbau luar angkasa, seperti saya, Gravity adalah sebuah penggambaran surga. Luar angkasa tidak pernah terlihat seindah ini sebelumnya. Namun, hal ini menjadi sedikit bermasalah ketika beberapa fakta yang terlihat diabaikan dalam film ini. Tentunya dengan setting yang sangat realistis, saya mengharapkan bahwa Gravity pun dibuat serealistis mungkin. Namun sayangnya ada beberapa ketiakuratan fakta, walaupun sifatnya sangat teknis seperti jarak dan ketinggian berbagai objek di luar angkasa yang tidak pada tempatnya.
Ketidakakuratan beberapa fakta tersebut dapat dimaafkan dengan eksekusi yang sangat brilian, baik dari sisi pengambilan gambar sekaligus audio. Saya sangat terpukau di 15 sampai 20 menit pertama film ini dimulai dimana selama durasi tersebut, adegan dilakukan dalam 1 scene. Ya, hanya satu scene tanpa ada yang dipotong, luar biasa! Pergerakan kamera sangat indah dan lembut yang hebatnya, terus berlangsung selama 90 menit.
Sementara untuk bagian audio, lagi-lagi sebuah masterpiece. Audio serta musik adalah sesuatu yang dapat membangun emosi pada suatu film. Namun hal ini tidak berlaku untuk Gravity. Banyak adegan yang malah tidak memiliki suara sedikitpun karena pada dasarnya di luar angkasa memang tidak ada suara sama sekali. Total silence. Menyaksikan berbagai objek luar angkasa beterbangan dan hancur tanpa suara sama sekali sungguh luar biasa!
Unsur drama di film ini pun sangat kuat. Pada dasarnya, cerita berpusat hanya pada diri Dr. Ryan. Disini kita bisa melihat bagaimana kondisi emosional seseorang yang berjuang untuk hidup seorang diri. Dan ketika saya bilang seorang diri, itu artinya terpisah dari seluruh umat manusia. Bayangkan saja kalian terjebak sendirian di luar angkasa tanpa ada orang lain, tentu secara emosional akan sangat berbeda jika kalian terjebak seorang diri namun masih berada di Bumi bukan?
Sulit menggambarkan seperti apa film Gravity ini. Di satu sisi, Gravity adalah film yang sangat cantik dan indah. Alfonso Cuarón berhasil membawa luar angkasa ke bumi. Mengingatkan kita akan megahnya luar angkasa dan bagaimana manusia akhirnya bisa pergi ke atas sana. Namun bagi saya pribadi, melihat ISS (International Space Station) hancur begitu saja benar-benar sulit untuk dilupakan. Dan saya yakin semua orang yang memiliki ketertarikan terhadap dunia astronomi pun akan mengalami perasaan yang sama. Pesan saya hanya satu, jika memungkinkan, tontonlah Gravity di IMAX. Sekarang, silahkan tonton trailernya dibawah ini dan jika bisa, gunakan resolusi paling tinggi yaitu 1440p!
http://youtu.be/OiTiKOy59o4