Penilaian A Working Man, Aksi Jason Statham Memburu Para Mafia

- Jason Statham berperan sebagai mantan marinir dalam film A Working Man
- Film ini menghindari jebakan klise dalam aksi Hollywood dengan pendekatan taktis yang masuk akal
- A Working Man menawarkan pengalaman aksi padat dan intens, membawa nuansa khas dari novel Levon’s Trade ke layar lebar
GENRE: Action
ACTORS: Jason Statham, Jason Flemyng, Michael Peña
DIRECTOR: David Ayer
RELEASE DATE: 26 Maret 2025
RATING: 3/5
A Working Man, film terbaru yang dibintangi Jason Statham, siap menghantam layar lebar dengan ketegangan khas thriller laga. Disutradarai oleh David Ayer dan ditulis oleh Ayer bersama Sylvester Stallone, film ini diadaptasi dari novel Levon's Trade (2014) karya Chuck Dixon.
Tak hanya menghadirkan Statham sebagai bintang utama, A Working Man juga diperkuat oleh Michael Peña dan David Harbour, menjanjikan aksi yang brutal dan penuh intrik. Film ini dijadwalkan rilis di Indonesia pada 26 Maret 2025. Kira-kira akan seperti apa filmnya? Mari kita simak reviewnya di bawah ini.
1. Mandor Bekas Anggota Marinir

Kisah dalam A Working Man mungkin terasa familiar bagi penggemar film laga Jason Statham. Kali ini, Statham berperan sebagai Levon Cade, seorang mantan marinir yang telah menyelesaikan tugasnya dan berusaha menjalani kehidupan sebagai warga sipil biasa. Namun, dengan trauma mendalam dan PTSD yang sering dialami para veteran perang, dunia seakan menolaknya. Satu-satunya tempat yang mau menerimanya adalah perusahaan konstruksi milik keluarga Garcia.
Meskipun hidupnya mulai berjalan normal, Cade menghadapi kesulitan lain: mendapatkan hak asuh atas putrinya, Merry (Isla Gie). Saat ia berusaha mengumpulkan uang untuk memberikan tempat tinggal yang layak bagi Merry, sebuah kejadian tak terduga mengubah segalanya. Jenny Garcia (Arianna Rivas), putri dari keluarga Garcia, diculik oleh mafia. Dalam keputusasaan, Joe (Michael Peña) meminta bantuan Cade. Meskipun ia telah berjanji untuk meninggalkan kekerasan, kali ini Cade tak punya pilihan selain melanggarnya, demi keluarga yang pernah menolongnya di saat ia terpuruk.
2. Sebuah Film Aksi yang Rapi

Salah satu kelemahan umum dalam film aksi Hollywood adalah bagaimana antagonis bertemu dengan protagonis tanpa alasan yang rasional. Biasanya, musuh utama atau anak buahnya muncul begitu saja di hadapan sang jagoan, hanya untuk dihabisi tanpa perlawanan berarti. Namun, A Working Man berhasil menghindari jebakan ini, setidaknya di sebagian besar filmnya.
Levon Cade digambarkan sebagai sosok yang cermat dan taktis. Alih-alih langsung menghadapi musuh, ia menghabiskan waktu untuk memata-matai target, memasang perangkap, dan menunggu saat yang tepat untuk bergerak. Bahkan setelah menangkap target, Cade tidak serta-merta menghabisinya. Ia menggali informasi lebih dulu, memastikan apakah orang tersebut memiliki keterkaitan dengan antagonis utama sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.
Pendekatan sistematis ini membuat A Working Man terasa lebih masuk akal dibandingkan kebanyakan film aksi lainnya. Namun, sayangnya, film ini kembali terjebak dalam pola lama saat memasuki fase akhir. Alih-alih mempertahankan strategi yang rasional, cerita mulai dipenuhi kebetulan yang memudahkan antagonis muncul di hadapan Cade. Meski tidak sepenuhnya buruk, hal ini terasa disayangkan mengingat pendekatan awal yang begitu solid.
Dari segi aksi, sulit menemukan kekurangan. David Ayer sudah sangat berpengalaman dalam menyajikan adegan laga yang intens dan memukau. Satu hal yang mungkin mengundang perdebatan adalah bagaimana film ini meromantisasi sosok tentara Amerika. A Working Man menggambarkan bahwa para prajurit sebenarnya bukan orang jahat, mereka hanya menjadi seperti itu karena keadaan. Meskipun pendekatan ini bisa dipahami, bagi sebagian penonton, hal ini mungkin terasa terlalu bias terhadap militerisme.
3. Kesimpulannya?

Film A Working Man menawarkan pengalaman aksi yang padat dan intens, membawa nuansa khas dari novel Levon’s Trade ke layar lebar. Dengan David Harbour sebagai bintang utama, film ini menampilkan perpaduan antara aksi brutal dan strategi cerdas yang membedakannya dari kebanyakan film laga Hollywood. Didukung oleh naskah yang solid dan arahan sutradara yang terampil, A Working Man mampu menghadirkan ketegangan yang konsisten sepanjang durasi filmnya.
Meskipun beberapa elemen cerita masih bisa dikembangkan lebih jauh, film ini berhasil membangun fondasi yang kuat untuk kemungkinan sekuel atau bahkan franchise baru. Dengan materi sumber yang kaya dari seri novel karya Chuck Dixon, ada banyak potensi yang bisa dieksplorasi di masa mendatang. Jika film ini sukses secara komersial dan mendapat respons positif dari penonton, tidak menutup kemungkinan kita akan melihat kelanjutan petualangan Levon Cade dalam berbagai misi berbahaya lainnya.
Bagi para penggemar film aksi yang menginginkan tontonan penuh adrenalin dengan sentuhan taktik dan strategi, A Working Man adalah pilihan yang patut dipertimbangkan. Dengan jajaran aktor yang kuat, koreografi aksi yang menarik, dan alur cerita yang menggugah rasa penasaran, film ini membuktikan bahwa masih ada ruang untuk inovasi dalam genre aksi. Akankah Levon Cade kembali dengan petualangan yang lebih besar? Waktu yang akan menjawab.