The Imitation Game: Calon Pemborong Oscar Berlatar Perang Dunia II

Benedict Cumberbatch is gay?!

The Imitation Game: Calon Pemborong Oscar Berlatar Perang Dunia II

The Imitation Game: Calon Pemborong Oscar Berlatar Perang Dunia II

Sementara film lokal bulan ini diramaikan oleh Garuda Superhero [Baca: Garuda Superhero Raup 600 Juta Rupiah dalam Seminggu], film-film impor diwarnai oleh genre thriller seperti film The Imitation Game dan Black Hat. The Imitation Game adalah film fiksi sejarah Perang Dunia II tentang kontribusi seorang ahli matematika bernama Alan Turing.

Kendati baru dirilis bulan lalu di AS, film The Imitation Game  sudah menyabet banyak penghargaan dan sedang dinominasikan untuk 8 [outbound_link text="Piala Oscar" link="http://oscar.go.com/nominees"]. Selain sederet prestasi tersebut, film ini menghadirkan duet Benedict Cumberbatch (tokoh utama serial televisi Sherlock) dan Keira Knightley (tokoh utama film Pride and Prejudice) yang sulit dilewatkan. Di Indonesia sendiri film The Imitation Game baru tayang akhir pekan ini.

Baca: RESMI Benedict Cumberbatch Akan Memerankan Dr. Strange

Film The Imitation Game 2

Misi Rahasia Seorang Ahli Pemecah Kode yang Homoseksual

Hal kecil bisa jadi sesuatu yang besar, sebagaimana memecahkan kode dari mesin buatan Jerman dari mesin yang bernama Enigma dan memiliki kemiripan dengan teka-teki silang. The Imitation Game (2014), sebuah film sejarah tentang Alan Turing (Cumberbatch), seorang ahli matematika lulusan Universitas Cambridge, yang direkrut oleh Dinas Intelijen Rahasia pemerintah Inggris yang saat itu dibawahi Perdana Menteri Winston Churchill. 

The Imitation Game: Calon Pemborong Oscar Berlatar Perang Dunia II "Am I a machine, a human, a war-hero, or a criminal?"[/caption]

Bermain-main dengan nyawa manusia, perhitungan berdarah yang dilakukan oleh Turing menjadi thriller tersendiri pada film ini. Belum lagi Turing dan Joan Clarke (Knightley) merupakan orang-orang yang tertindas pada masanya. Turing seorang homoseksual, sementara Clarke seorang wanita yang hidup dalam masyarakat yang belum mengenal emansipasi wanita. Turing sering menjadi target penyelidikan polisi, sementara Clarke tidak bisa independen dan harus bergantung kepada orang tuanya.

Mereka berdua menjadi pasangan yang manis, seolah melihat Sherlock Holmes disandingkan dengan Elizabeth Darcy. Keduanya bermain ciamik walau Keira Knightley mendapat komentar negatif atas perannya yang dianggap tak semirip aslinya oleh sanak keluarga Alan Turing. Biarpun film ini bukan film romansa, setidaknya ada dua adegan (mereka memecahkan kode bersama yang terlihat seperti piknik untuk berkencan dan Turing menyelinap masuk bukan untuk berpacaran melainkan membawa mesin Enigma) yang membuat kesan Turing menjadi pria yang romantis. Bahkan ia melamar Clarke agar gadis tidak lagi terikat oleh keluarganya.

Film The Imitation Game

Karya Seni tentang Sebuah Peristiwa pada Perang Dunia II

Tidak ada adegan seks yang diumbar dalam film ini. Dengan latar Perang Dunia II, akan terlintas ada dua blok kekuatan. Namun, sudah ada tiga kubu (dua blok dan satu non-blok) sebelum Konferensi Tingkat Asia-Afrika diadakan di Bandung pada tahun 1955. Selain kedua blok tersebut, tersisa negara-negara yang berada dalam kecamuk perang besar. Badan intel nasional mulai menjadi peran penting dalam Perang Dunia II hingga ke masa berikutnya yaitu Perang Dingin. Bagi penggemar film yang menyukai tema Perang Dunia, tapi tidak menginginkan film yang berlatar medan perang seperti Fury [Baca: Fury, Kisah Heroik Tentara Sekutu di Akhir Perang Dunia II], film The Imitation Game wajib ditonton.

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU