Review One Cut of the Dead Mission: Remote - Bikin Film di Internet!
Sutradara Higurashi ditantang bikin film di tengah pandemi
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Film One Cut of the Dead yang rilis di tahun 2017 dan masuk ke Indonesia tahun 2018 lalu menjadi salah satu film zombi yang dianggap terbaik dan fantastis. Alasannya, film zombi yang "direkam dalam satu kali take" ini menyimpan twist yang sangat cerdas dan juga mampu mengocok perut. Meskipun ditukangi aktor dan kru pendatang baru, film ber-budget USD 25 ribu ini mampu meraup keuntungan bombastis lebih dari USD 31 juta.
One Cut of the Dead kemudian mendapatkan sekuel spinoff berjudul One Cut of the Dead in Hollywood yang bersetting 6 bulan setelah film pertamanya dan rilis tahun 2019 silam. Kini sutradara Shinichiro Ueda tiba-tiba merilis film sekuel spinoff keduanya berjudul One Cut of the Dead Mission: Remote. Akankah film pendek ini menciptakan twist yang sama gilanya dengan film aslinya?
1. Shooting film yang terkendala virus corona
Sutradara Higurashi kali ini mendapatkan pekerjaan baru dari produsernya, yaitu membuat sebuah serial misteri kriminal untuk TV. Namun ia mendapatkan sebuah kendala: semua orang terisolasi di rumah karena pandemi virus corona. Belum ditambah istrinya Harumi ada di luar negeri dan anaknya Mao sudah tinggal sendiri.
Dengan segala keterbatasan yang ada, Higurashi mengumpulkan para aktor dan kru serial One Cut of the Dead yang ia garap sebelumnya untuk menciptakan serial misteri tersebut. Idenya adalah membuat film secara remote dimana para aktor merekam adegan mereka sendiri dengan ponsel. Bagaimana cara sutradara Higurashi mengarahkan serial misteri tersebut?
Baca Juga: Review Day 1 Pekan Sinema Jepang 2018: One Cut of the Dead!
2. Adegan film yang direkam oleh para aktornya
Sepanjang film Mission: Remote, kamu akan melihat proses pembuatan film misteri tersebut yang dituturkan dalam serangkaian sesi video conference. Sebagai sebuah film jenis computer screen film, Mission: Remote masih mampu menangkap esensi dari film One Cut of the Dead pada paruh keduanya.
Cukup disayangkan karena format Mission: Remote terasa kurang nendang karena filmnya diseling-selingi oleh proses penciptaannya, alih-alih menampilkan filmnya dulu baru behind the scene-nya kemudian layaknya di film pertama. Meski demikian, aspek teknis dalam produksi filmnya tetap terasa cerdas. Proses produksinya hanya makan waktu satu bulan saja dari tahap penulisan naskah, shooting, hingga editing.
3. Para fan yang ikut berpartisipasi dalam film
Uniknya, film Mission: Remote ini juga turut melibatkan para fan dalam proses shooting-nya! Lebih dari 300 orang mengirimkan video selfie mereka sedang mengobrol, berdansa, dan juga menggelitik badan mereka sendiri. Kita bisa melihat bagaimana semua orang yang terlibat sangat senang membuat film ini meskipun tengah berada dalam isolasi.
One Cut of the Dead Mission: Remote, yang judul jepangnya adalah Kamera wo Tomeruna: Remote Daisakusen ini masih menampilkan kecerdasan teknis dari sutradara Shinichiro Ueda, namun sayangnya memiliki beberapa keterbatasan yang membuatnya terasa belum maksimal. Meski demikian, rating 3 dari 5 bintang sangat cocok untuk mendeskripsikan film ini.
Jika kamu belum nonton One Cut of the Dead, jangan sampai terlewatkan karena kamu bisa menontonnya di Netflix. Setelah itu, kamu bisa lanjutkan dengan film One Cut of the Dead Mission: Remote yang bisa kamu tonton gratis di YouTube.
Baca Juga: Film Live Action Avatar Bikin Season 4 Serinya Gak Jadi Dibuat!