Review Guardians of the Galaxy: Kisah Sukses Terbaru Marvel dari Luar Angkasa
Tidak dikenal tapi sangat ditunggu. Bagaimana bisa superhero Marvel yang tidak tenar ini bisa membuat penasaran para pecinta film? Buat kalian yang mau bersabar menunggu, akan ada kepuasan yang bisa didapat setelah menonton Guardians of the Galaxy.
Terlambat kah kita? Maybe yes, maybe no. Tidak perlu berkecil hati karena film ini agak terlambat masuk ke Indonesia, karena buat kalian yang mau bersabar menunggu akan ada kepuasan yang bisa didapat setelah menonton Guardians of the Galaxy.
Tidak dikenal tapi sangat ditunggu. Bagaimana bisa superhero Marvel yang tidak tenar ini bisa membuat penasaran para pecinta film? Trailer nampaknya menjadi salah satu jawabannya. Selain karena mereka yang mengikuti komik Marvel tahu, kalau kehidupan para Guardians of the Galaxy ini akan berkaitan dengan para The Avengers di bumi.
Disney bersama dengan Marvel Studios yang menunjuk Chris Pratt sebagai tokoh utama dan memimpin Guardians of the Galaxy langsung menghipnotis penonton di aksi pertamanya. Dengan dentuman musik "Hooked On A Feeling" dari Blue Swede, mengiringi tugas Peter Quill aka Star-Lord (Chris Pratt) mengambil batu yang ternyata menjadi incaran banyak penghuni luar angkasa lainnya.
Infinity Stones ini sama sekali tidak dikenali Peter, karena Ia hanya diutus oleh Yondu Udonta (Michale Rooker), ketua kelompok Ravagers yang membawa Peter kecil (Wyatt Oleff) ke luar angkasa dan mengasuhnya hingga saat itu. Peter yang tidak terlalu menuruti Yondu memutuskan untuk menjualnya sendiri batu tersebut, sebelum akhirnya bertemu dengan Gamora (Zoe Saldana) anak Thanos yang diutus Ronan (Lee Pace) merebut batu tersebut dari Peter.
Sibuk berebut batu di tengah Galaksi Xander, Peter dan Gamora direpotkan dengan aksi duo Rocket (Bradley Cooper) dan Groot (Vin Diesel) yang ingin menjual tubuh Peter yang bernilai tinggi. Pada akhirnya mereka ditangkap Nova Corps, semacam kepolisian setempat. Merasa senasib dan sama-sama ingin kabur dari penjara, keempatnya ditambah Drax (Dave Bautista) yang dendam dengan Ronan bersatu untuk bebas dan menjauhkan batu tersebut dari Ronan.
Mirip dengan komik, memang tidak ada bentukan khusus untuk para penjaga galaksi ini, namun cerita mereka tetap berkaitan dengan jagoan Marvel lain, utamanya Thor dan perjalanan The Avengers selanjutnya.
Lalu, Ronan, Ravagers, Xander, Nova Corps nama-nama apa itu? Pasti sulit mengenali hal tersebut. Semuanya akan dijelaskan dalam film ini. Tidak ada lagi kehidupan bumi, kecuali masa kecil Peter yang sangat suka musik dan tidak ingin lepas dari walkmannya. Selebihnya, kita akan dikenalkan dengan dunia luar angkasa yang belum diceritakan termasuk para villains-nya.
Bahkan, Chris Pratt yang sok jago dan menjuluki dirinya sendiri sebagai Star-Lord sebenarnya tidak banyak tahu soal luar angkasa. Ia hanya pencuri kelas ulung dengan tingkat kenarsisan yang tinggi. Tapi, justru itu yang membawa penonton kepada sosok jagoan Marvel yang baru. Sementara empat Guardians lainnya, tampil dengan masing-masing karakternya.
Cukup mengkhawatirkan saat Dave Bautista yang hanya terkenal di "dunia gulat hiburan" harus mendapat peran yang cukup penting dalam film. Hasilnya, meski tak banyak dialog, Bautista sukses membawa karakter The Destroyer yang pendendam dan tidak kenal takut. Zoe Saldana yang "bertransformasi" dari biru ke hijau pun patut dikatakan cukup untuk menambah cerita dengan Peter Quill.
Dan keberhasilan terbesar James Gunn dalam filmnya ini yang mungkin setara dengan karakter Peter Quill adalah duo Rocket dan Groot. Ocehan cerdas dari Rocket memberi humor yang melekat di penonton, begitu juga dengan Groot. Wait?!, Groot hanya punya tiga kosa kata, tapi itu sudah sangat cukup mengelitik para penonton. Rocket dan Groot sebagai CGI berhasil masuk bersama karakter manusia lainnya. Dua orang dibelakangnya lah, Bradley Cooper dan Vin Diesel (meski cuma tiga kata) yang membawa keberhasilan tersebut.
Durasi 121 menit rasanya cukup sebagai perkenalan bahwa ada pahlawan baru di luar angkasa sana yang sepertinya akan muncul dalam cerita-cerita lain di masa yang akan datang. Terlalu panjang rasanya untuk menceritakan masing-masing karakter dalam film ini, Yondu mungkin salah satu karakter lain yang menjadi perhatian dengan kemampuan uniknya. Selengkapnya bisa kalian lihat sendiri saat film ini masuk bioskop Indonesia yang menurut kabar tayang pada 20 Agustus 2014. Satu pesan lagi, jangan ragu untuk memilih format 3D atau IMAX untuk film satu ini.
[youtube id="d96cjJhvlMA"]