Dari Film Aksi hingga Drama Anti-Perang, Inilah 5 Film Terbaik Karya Steven Spielberg!

Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Merayakan tayangnya The Post yang merupakan karya terbaru dari sutradara ternama di dunia yaitu Steven Spielberg, mari kita "mengunjungi" kembali film-film terbaiknya di masa lampau!

Steven Spielberg, sutradara kelahiran 18 Desember 1946 ini adalah salah satu pendiri DreamWorks Studios dan sering dianggap sebagai salah satu pelopor gerakan "New Hollywood Era" yang dimulai dari awal 1970an hingga sekarang, yaitu era di mana para sutradara muda mulai berperan secara signifikan dalam kendali kreatif pembuatan film alih-alih para petinggi studio.

Dalam karirnya yang sudah mencapai 40 tahun, film-film aksi dan fiksi ilmiahnya seperti Jaws (1975), Close Encounters of the Third Kind (1977), seri Indiana Jones, dan E.T.: The Extraterrestrial (1982) diakui sebagai pelopor tren "film musim panas".

Namun tak hanya itu, Spielberg juga merupakan seorang filmmaker yang senang merambah genre-genre lain yang lebih "berat" dan kritis, seperti drama anti-perang Schindler's List (1993), drama kemanusiaan mengenai kaum minoritas di The Color Purple (1985), epik peperangan di Empire of the Sun (1987), Saving Private Ryan (1998), dan War Horse (2011), hingga film-film biografi seperti Lincoln (2012), Bride of Spies (2015), dan The Post keluaran tahun ini yang juga mengangkat tema permberdayaan wanita.

Benar-benar tak kenal lelah, di tahun 2017 lalu kala ia masih mengawasi proses post-production film The Post yang sekarang sedang tayang di sejumlah jaringan bioskop lokal, ia juga menyutradarai film aksi petualangan fiksi ilmiah berskala besar yang diadaptasi dari novel karya Ernest Cline bertajuk Ready Player One yang siap rilis akhir Maret nanti. Ready Player One sendiri mendapatkan banyak perhatian karena banyaknya refrensi budaya pop modern yang dimasukkan di dalamnya seperti Overwatch, Street Fighter, semesta DC Comics, sampai Mobile Suit Gundam.

Sekarang, sambil menikmati The Post yang masih tayang di bioskop lokal dan menunggu Ready Player One yang sudah di depan mata, mari kita mengunjungi 5 film terbaik karya Steven Spielberg hingga saat ini!

Berlatar saat Invasi Normandia terjadi di bulan Juni tahun 1944, Saving Private Ryan garapan Steven Spielberg menceritakan kisah satu pasukan kecil yang dipimpin oleh Kapten John Miller (Tom Hanks) yang ditugaskan oleh komandan mereka untuk mencari dan membawa pulang seorang prajurit terjun payung bernama James Ryan (Matt Damon); setelah semua saudara kandung Ryan tewas dalam medan perang dan pemerintah mewajibkan untuk memulangkan satu-satunya anak yang selamat pada keluarganya.

Saving Private Ryan dikenal dengan mutu produksinya yang luar biasa tinggi serta pesan-pesan kemanusiaan dan anti-perangnya yang kental, tak seperti film-film perang sebelumnya yang mengutamakan aspek heroik dan patriotisme. Sekuen pendaratan di pantai Normandia yang menghabiskan waktu syuting lebih dari dua bulan untuk adegan sepanjang 20 menit (dari total durasi 170 menit) sampai sekarang masih dianggap sebagai adegan pertempuran paling brutal, berdarah, traumatik, dan luar biasa menegangkan sepanjang masa.

Mengutip kata-kata mendiang kritikus Roger Ebert kala ia menyaksikan adegan pembuka yang fenomenal tersebut: "Aku terus berpikir bahwa apa yang kulihat di layar itu merupakan rekayasa, namun aku sama sekali tidak pernah menduga akan se-luar biasa itu.".

Meskipun sempat mendapat banyak kecaman di antara kritikus karena dianggap terlalu sentimentil dan cenderung manipulatif, Saving Private Ryan masih memiliki tempat di hati banyak orang, hingga akhirnya pada tahun 2014 film ini didaftarkan oleh National Film Registry sebagai salah satu film dengan pengaruh kultural dan sejarah paling signifikan sepanjang masa.

Siapa yang tak kenal dengan sosok Henry "Indiana" Jones Jr. yang diperankan dengan sangat apik dan karismatik oleh Harrison Ford? Karakter titular dalam serial film Indiana Jones ini merupakan buah pikiran dari Steven Spielberg dan sahabat dekatnya yaitu George Lucas (Star Wars), yang sudah sangat populer bahkan diakui sebagai salah satu tokoh paling ikonik dalam dunia fiksi, mengingat trope tokoh petualang yang macho, berjaket kulit, dan serba bisa berbagai media hampir semuanya berdasar dari sosok arkeologis berjiwa petualang ini.

Menggabungkan formula aksi petualangan dengan unsur komedi yang kental, Raiders of the Lost Ark garapan Spielberg yang tayang pada musim panas 1981 ini sukses luar biasa, memuaskan baik kalangan kritikus maupun penonton, meraup pendapatan sebesar $381 juta dari budget $15 juta, menelurkan sebuah waralaba sukses dengan 3 film sekuel -dengan film kelima yang akan tayang tahun 2020-, sebuah serial televisi prekuel bertajuk Young Indiana Jones Chronicles (1992-1996), dan selusin video game serta merchandise.

18 tahun setelah filmnya tayang, tepatnya pada tahun 1999, Raiders of the Lost Ark resmi didaftarkan ke dalam National Film Registry sebagai salah satu film paling berpengaruh secara kultural dan historis sepanjang masa, bukti bahwa film ini tak lekang oleh jaman dan masih sangat digemari hingga sekarang.

Kira-kira apa lagi ya tiga film terbaik karya Steven Spielberg? Simak kelanjutannya di halaman dua!

Selama liburan musim panas berlangsung, orang-orang Amerika pada umumnya selalu bepergian ke tempat-tempat terbuka seperti pantai untuk menghabiskan waktu liburan bersama keluarga maupun teman-teman mereka, sekalian mengabadikan momen-momen berharga untuk dikenang di masa yang akan datang nanti. Namun, pada musim panas tahun 1975, sebuah fenomena unik terjadi di mana pantai-pantai yang seharusnya ramai dikunjungi orang malah cenderung sepi.

Agaknya hal tersebut bisa "disalahkan" pada film aksi horor Jaws garapan Steven Spielberg, yang bercerita tentang serangan beruntun dari seekor hiu putih raksasa yang meneror orang-orang di sebuah objek wisata pantai saat liburan musim panas berlangsung.

Sebelum filmnya menuai kesuksesan luar biasa dengan berhasil meraup keuntungan sebesar $470 juta hanya dengan budget sebesar $9 juta saja, produksi Jaws dihantam dengan banyak masalah besar. Seperti kerusakan animatronic hiu yang seharusnya dipakai untuk proses syuting, dana yang melebihi ekspektasi, dan waktu syuting yang terpaksa harus melampaui tenggat waktu yang diberikan oleh studio akibat masalah yang terjadi dalam proses produksinya.

Jaws juga dianggap sebagai pelopor dari film-film blockbuster yang dirilis pada masa liburan musim panas, sebuah praktek binsis yang sampai sekarang masih digunakan oleh banyak studio agar bisa meraup keuntungan sebesar-besarnya untuk film-film ambisius mereka.

Sebagai orang yang terlahir dari keluarga Yahudi, duka yang diderita oleh kaumnya semasa Perang Dunia II akibat kekejaman dari pasukan Nazi, Steven Spielberg merasa bahwa setidaknya dalam sekali seumur hidup ia ingin mengangkat kisah Oskar Schindler; seorang pengusaha asal Jerman yang berhasil menyelamatkan ribuan orang Yahudi dari pembantaian Holocaust yang melenyapkan enam juta nyawa orang Yahudi selama peperangan berlangsung.

Kendati awalnya ragu akan kemampuannya mengangkat kisah serius seperti ini, mengingat track record-nya yang berkutat pada film-film hiburan, Schindler's List yang disyuting dalam format warna hitam-putih menjadi bukti pendewasaan Spielberg dalam karirnya sebagai sutradara, dengan menyajikan sebuah kisah anti-perang yang luar biasa menyentuh dan menyayat hati.

Meskipun cenderung memiliki target penonton yang sangat spesifik film ini sukses luar biasa secara komersil, berhasil memenangkan piala Oscar untuk kategori Film Terbaik di tahun 1994, dan pada tahun 2007 kemarin meraih posisi nomor 8 dalam daftar 100 Film Amerika Terbaik Sepanjang Masa. Film ini juga sukses meroketkan nama Liam Neeson sebagai aktor bona fide di generasinya, dengan berhasil mendapatkan nominasi Oscar pertamanya untuk kategori Aktor Terbaik.

Tahun 1993 adalah tahun yang sangat sibuk dan fenomenal untuk Steven Spielberg.

Selain Schindler's List, ada satu lagi film garapannya yang tayang pada tahun itu, dalam genre yang sangat berbeda, dengan spirit yang sangat bertolak belakang dengan suasana sendu dan tragis di Schindler's List, sebuah film yang benar-benar setia pada identitas sinema Hollywood sebagai pintu masuk menuju sebuah dunia yang tak pernah kita lihat sebelumnya, sebuah dunia yang ajaib, penuh imajinasi liar, dan melampaui ruang dan waktu. Yak, apalagi kalau bukan Jurassic Park, diadaptasi dari novel karya mendiang Michael Crichton.

Sebuah film petualangan tentang usaha umat manusia untuk menghidupkan kembali para dinosaurus sebagai atraksi taman hiburan bertema pra-sejarah, yang kemudian berakhir gagal dan malah menjadi malapetaka, Jurassic Park "menghantam" bioskop-bioskop bak sebuah badai dengan menjadi film dengan berpendapatan tertinggi pada masanya, tepatnya sekitar $914 juta dari dana $63 juta.

Kesuksesan tersebut bisa diatributkan pada teknologi pembuatannya yang sangat revolusioner. Menggabungkan practical effect berupa animatronik dinosaurus dengan efek visual hasil manipulasi komputer atau "CGI" yang diciptakan dengan sangat mencengangkan oleh ILM, serta sebagai film pertama yang menggunakan teknologi DTS untuk penciptaan efek-efek suara dinosaurus yang realistis, Jurassic Park dianggap sebagai puncak dari perkembangan teknologi untuk presentasi sinematik yang sampai sekarang masih diterapkan.

Menenangkan lebih dari 20 penghargaan termasuk dua piala Oscar, Jurassic Park kini menjadi sebuah waralaba sukses dengan begitu banyaknya media-media yang berkaitan dengannya dirilis, termasuk film-film sekuel seperti The Lost World: Jurassic Park (1997), Jurassic Park III (2001), Jurassic World (2015), dan Jurassic World: Fallen Kingdom yang akan tayang bulan Juni mendatang.

Honorable Mention(s): E.T.: The Extraterrestrial, Empire of the Sun, The Color Purple, Close Encounters of the Third Kind, Lincoln, War Horse, Bridge of Spies.

_{Diedit oleh Fachrul Razi}