Review Castlevania Season 2: Yang Banyak Disorot Malah Penjahatnya?!

Beneran deh, Castlevania memang cerita adaptasi game terkeren sejauh ini. Film dan serial televisi yang mau mengadaptasi game bisa belajar banyak ke seri ini!

Review Castlevania Season 2: Yang Banyak Disorot Malah Penjahatnya?!

Di tahun 2017 kemarin, animasi Castlevania ditayangkan.

Tim produksi yang terdiri dari Warren Ellis sebagai penulis dan Sam Deats sebagai sutradara (plus Ryoichi Uchikosi sebagai wakil sutradara) sukses menyajikan animasi berdarah yang keren abis.

Meski begitu, season 1 hanya memiliki empat episode. Itu pun semua episodenya terasa baru perkenalan. Seluruh tokoh utama kita baru berkumpul di episode 4, dan itu pun mereka belum masuk ke kastel Dracula.

Gimana dengan Castlevania season 2? 

Pendekatan yang Lebih Lambat tapi Tetap Asyik

Review Castlevania Season 2: Yang Banyak Disorot Malah Penjahatnya?! sumber: netflix.com[/caption]

Melihat betapa penuh aksinya season 1, penulis mengira penulis naskah dan sutradara akan menyajikan hal yang sama di season 2.

Penulis sudah membayangkan dengan jumlah delapan episode, kita akan melihat Alucard, Trevor, dan Sypha masuk ke kastel Drakula sejak episode 2 lalu kita akan disuguhi eksplorasi kastel dan pertarungan melawan musuh-musuh khas dari game.

Yang penulis temukan justru adalah banyak episode diisi dengan pendalaman karakter. Uniknya, kebanyakan tokoh yang disorot ini justru adalah para penjahat!

Oh, tentu saja Trevor dan Sypha masih memperoleh porsi pendalaman karakter. Namun di season 2 ini kita justru diperkenalkan juga kepada tokoh baru seperti Carmilla, Hector, dan Isaac (nama-nama yang familier rasanya untuk pemain  game-nya).

Setiap tokoh ini benar-benar didalami dengan baik. Saat season 2 berakhir, kamu akan mengenal mereka sebaik kamu memahami tokoh Trevor, Sypha, dan Alucard.

Namun bintang utama season 2 ini memang adalah Dracula.

Castlevania season 2 memperlihatkan dampak dari kematian Lisa Tepes ke Dracula. Di sini kita bukan diperlihatkan sosok haus darah klise, melainkan seorang pria yang telah berada di titik depresi hingga ia tak lagi peduli pada apa yang terjadi di sekelilingnya.

Penokohan Dracula ini terasa begitu oke, hingga saat pertempuran terakhir penulis merasa kamu juga akan bersimpati kepada sang penjahat utama.

Namun tempo episode yang lebih lambat ini bukan berarti ceritanya juga membosankan. Karakter-karakter yang disorot di setiap episodenya begitu menarik, hingga penulis tanpa sadar menghabiskan delapan episode dengan cepat sekali.

Setiap Adegan Aksinya Benar-Benar Keren

Review Castlevania Season 2: Yang Banyak Disorot Malah Penjahatnya?! sumber: netflix.com[/caption]

Banyak momen di Castlevania season 2 yang merupakan pendalaman karakter.

Namun itu bukan berarti animasi ini kehilangan taringnya untuk adegan aksi.

Setiap adegan aksi dimulai, baik yang disorot kaum vampir yang mengincar manusia maupun para pahlawan kita, hasilnya benar-benar memukau.

Puncak dari adegan aksi seri ini bisa dibilang adalah episode 7. Penonton mungkin butuh berepisode-episode hingga para pahlawan kita bisa sampai ke kastel Dracula, namun begitu mereka sampai ke sana, pertempuran sihir, teknik, dan kekuatan vampir tersaji dengan benar-benar mantap.

Pertarungan di episode 7 ini membuat pendalaman karakter di episode-episode sebelumnya terasa masuk akal.

Di klimaks, kita benar-benar peduli pada semua tokoh yang tersisa.

Pertarungan yang sudah seru ini pun terasa semakin menggigit.

Kelemahan Season 1 Teratasi

Review Castlevania Season 2: Yang Banyak Disorot Malah Penjahatnya?! sumber: netflix.com[/caption]

Season 1 Castlevania terasa terlalu singkat dan kurang mendalam dari segi karakterisasi.

Dengan total delapan episode, dan hampir semua episode itu menyorot tokoh-tokoh yang terlibat, kelemahan itu teratasi di Castlevania season 2.

Castlevania season 1 juga mungkin terasa kurang sesuai game-nya, karena yang banyak disorot justru adalah pihak gereja (yang tidak terlibat banyak di Castlevania 3), dan para tokoh utama kita justru beraksi di Gresit, jauh dari kastel Drakula.

Di season 2 ini, tambahan seperti tokoh Carmilla, Hector, dan Isaac; kemunculan monster-monster khas Castlevania (Slogra dan Gaibon); serta tentunya adegan aksi di kastel Dracula, membuat Castlevania season 2 benar-benar terasa oke.

Yah... sebenarnya penulis berharap lebih banyak adegan aksi dan eksplorasi di kastel Dracula, namun ya mau bagaimana lagi.

Dengan visual gaya anime yang ciamik, plot yang memikat, dan karakterisasi yang benar-benar mantap, penulis menganggap kalau Castlevania season 2 memang adaptasi game ke format film terbaik.


Singkat kata, penulis memberikan nilai 90/100 untuk Castlevania season 2.

Ini benar-benar tontonan yang memuaskan. Penggemar Castlevania dan juga pembaca yang mencari animasi penuh darah seperti Hellsing wajib untuk menontonnya.

Gimana menurut kamu soal animasi yang satu ini? Sampaikan di kolom komentar!

Jangan lupa like fan page Duniaku.net agar tidak ketinggalan informasi terbaru soal dunia animasi!

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU