Bukan Keren Malah Bikin Perih Mata, Inilah 5 Film dengan CGI Terburuk!
Ada film Indonesia juga lho!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pesatnya kemajuan teknologi, sangat berdampak pada industri film dunia. Jika dulu, para sineas kerap dibuat kesulitan untuk menciptakan suatu tempat fantasi atau tempat yang tak ada di dunia nyata, tapi kini hal itu bukanlah perkara yang sulit.
Dengan bantuan efek computer-generated imagery alias CGI, semua hal bisa diciptakan dalam satu frame. Bukan hanya sebuah lokasi, tapi juga karakter-karakter fantasi.
Semakin ke sini, CGI seakan jadi sesuatu yang wajib hadir dalam sebuah film, terutama film-film fantasi. Sebut saja seperti film Avatar (2009), atau series populer Game of Thrones, yang membuat penonton berdecak kagum dengan hal-hal di luar nalar yang ada dalam film tersebut.
Sayangnya, penggunaan efek CGI tak selamanya berdampak baik pada sebuah film. Deretan film ini dianggap sebagai film dengan CGI terburuk karena efek yang ditampilkan terkesan memaksa sehingga membuat mata penonton terasa teriris-iris.
Sebagai film fiksi fantasi, tak aneh kenapa film The Mummy Returns sangat mengandalkan efek CGI. Sayangnya, di beberapa adegan, CGI tersebut telihat sangat buruk dan membuat penonton cukup prihatin melihatnya.
Hal ini terjadi dalam sebuah scene yang memperlihatkan Raja Kalajengking yang dimainkan oleh Dwayne Johnson alias The Rock. Namun, mungkin karena dibuat asal-asalan dan terburu-buru, efek CGI yang digunakan malah membuat Dwayne Johnson terlihat seperti karakter The Rock yang ada di game WWE Playstation 2.
Duh bukannya sangar, sang Raja Kalajengking malah membuat kita tertawa ya.
Mana lagi film dengan efek CGI terburuk? Simak di halaman berikutnya!
Rafathar disebut-sebut sebagai film Indonesia yang sangat total dalam penggunaan CGI. Bahkan film komedi ini, bekerja sama dengan teknologi film Hollywood di luar negeri . Dana yang dihabiskan pun mencapai kurang lebih 15 miliar rupiah!
Sayangnya, dana besar itu belum cukup mengangkat Rafathar sebagai film yang oke dari sisi visual. Special effects di film Rafathar sangat kasar seperti editing level sinetron. CGI robot dan Rafathar di paruh akhir pun amat kasar dan kaku.
Sebenarnya film yang dibintangi oleh Will Smith ini punya premis yang menarik. Dikisahkan jika Dr Robert Neville (Will Smith) harus bertahan di sebuah kota yang sudah kosong. Hidup bersama anjingnya, Dr Robert harus bisa bertahan hidup dari zombi yang berkeliaran di malam hari.
Sayangnya, efek CGI untuk menghasilkan zombi ini terbilang kurang baik. Terutama untuk karakter zombi Dark Seeker.
Di halaman berikutnya, ada dua lagi film yang efek CGI-nya bikin perih mata!
Para pecinta film tak akan menaruh harapan besar terhadap film-film yang diadaptasi dari sebuah serial game. Entah sudah berapa kali harus dikecewakan oleh film adapatasi game. Begitu pun pada saat sebuah film berjudul Mortal Kombat: Annihilation rilis. Film ini langsung masuk daftar film dengan CGI terburuk.
Sebenarnya tak cuma CGI saja yang membuat film ini memprihatinkan. Mulai dari jalan cerita, visual, hingga pendalaman karakter, menjadikan film Mortal Kombat: Annihilation tak perlu kamu tonton.
Salah satu yang absurd dari penggunaan CGI di film ini adalah saat Liu Kang berubah menjadi naga raksasa. Alih-alih menghasilkan suasana "wah", malah naga yang muncul layaknya naga ala sinetron-sinetron Indonesia. Duh!
Membayangkan sebuah angin ternado besar yang bisa menghancurkan seluruh isi kota saja sudah mengerikan, apalagi jika angin tornado itu juga membawa segerombolan hiu dari laut yang siap memangsa manusia-manusia tak berdosa. Hal inilah yang coba diangkat oleh film super absurd berjudul Sharknado.
Untuk menampilkan hiu-hiu ganas yang berkeliaran di kota Los Angles tentu hal yang mustahil. Untuk itu, efek CGI pun dipakai demi menyajikan pemandangan horor tersebut. Sayangnya, imajinasi liar hiu terbawa angin tornado malah jadi memprihatinkan saat efek CGI yang digunakan sangat buruk.
Akhirnya, film berbiaya 2 juta dollar ini kerap kali jadi bahan becandaan para penikmat film.