Review The Grinch, Kembalinya Dongeng Klasik dari Dr. Seuss

Gimana kualitas The Grinch kali ini? Simak review-nya di sini!

Review The Grinch, Kembalinya Dongeng Klasik dari Dr. Seuss

Kalau kamu mendengar judul The Grinch, pasti yang pertama kali terlintas adalah film live action yang dibintangi Jim Carrey di tahun 2000. Yah, mau bagaimana lagi film tersebut memang hadir di zamannya bioskop dipenuhi dengan film Hollywood dari berbagai kelas. Kebetulan Jim Carrey saat itu memang berada di puncak karirnya.

Sejatinya The Grinch merupakan salah satu buku anak yang ditulis oleh Dr. Theodor Seuss Geisel atau yang biasa dikenal sebagai Dr. Seuss. Karya-karya beliau selalu memiliki tema sendiri dan biasanya memiliki arti yang mendalam. Dalam The Grinch, Dr. Seuss mengkritik budaya materialisme dan konsumerisme saat Natal. Tapi kritikannya selalu disampaikan dengan cara yang sangat menarik.

Grinch sang Pencuri Natal

The Grinch (2018) mengisahkan cerita tentang sang makhluk hijau The Grinch yang suaranya diisi oleh Benedict Cumberbatch. Grinch merupakan makhluk yang sangat sinis dan hobinya menggerutu. Masalah utama dari Grinch adalah, hatinya dua ukuran terlalu kecil ketimbang ukuran hati normal, sehingga dia tidak memiliki hati nurani.

Dalam kesehariannya Grinch selalu ditemani dengan seekor anjingnya yang setia bernama Max. Sebenarnya untuk ukuran anjing, Max sangatlah berguna. Bayangkan, anjing sekecil itu bisa membuat kopi dan sarapan untuk Grinch setiap paginya.

Review The Grinch, Kembalinya Dongeng Klasik dari Dr. Seuss

Suatu hari, Grinch kehabisan makanan dan harus membelinya di Whoville. Dalam kondisi biasa, Grinch tidak akan menemui masalah apapun untuk datang ke Whoville. Masalahnya saat itu Whoville sedang merayakan momen-momen menjelang Natal dan Grinch tidak suka dengan suasana yang riang dan ramai tersebut.

Setibanya Grinch di Whoville, ternyata semua orang sedang mempersiapkan Natal. Rupanya walikota Whoville memutuskan untuk membuat perayaan Natal tiga kali lebih besar dari biasanya. Itu artinya Whoville akan memiliki hiasan Natal yang tiga kali lebih ramai dan pohon Natal yang ratusan kali lebih besar.

Review The Grinch, Kembalinya Dongeng Klasik dari Dr. Seuss

Grinch rupanya sangat tidak suka dengan kondisi tersebut. Akhirnya Ia pun memiliki rencana jahat untuk mencuri Natal dari para penduduk Whoville.

The Grinch Asli Bukan Jim Carrey

Jujur saja, saat pertama kali menyaksikan How the Grinch Stole Christmas!, kami belum pernah membaca buku-buku garapan Dr. Seuss. Hasilnya kami menerima mentah-mentah begitu saja film konyol serba tanggung tersebut. Mata kami baru benar-benar terbuka dengan karya-karya Dr. Seuss ketika Fox membuat animasi 3D untuk Hortons Hears a Who! (2008).

Review The Grinch, Kembalinya Dongeng Klasik dari Dr. Seuss

Pada akhirnya, kami jadi paham betul dengan cara Dr. Seuss bercerita, yang biasanya dipenuhi dengan pandangannya terhadap politik dan ekonomi. Dari situ kami kembali menjelajah berbagai karya Dr. Seuss hingga akhirnya tiba ke film How the Grinch Stole Christmas!. Dari situ kami sadar betapa gilanya film tersebut dalam urusan melepaskan pakem bertutur Dr. Seuss. Kemungkinan besar semua itu terjadi karena film tersebut ingin memaksimalkan gaya berkomedi Jim Carrey.

Di The Grinch, Scott Mosier dan Yarrow Cheney berusaha menggunakan pakem asli yang hadir di buku How the Grinch Stole Christmas!, lengkap dengan narasi dan hubungan manusiawi antara Grinch dan penduduk Whoville. Hasilnya film ini tampil dengan banyak muatan positif dan pesan moral. Mungkin terdengar chessy, tapi memang buku-buku Dr. Seuss selalu dipenuhi dengan pesan-pesan moral yang baik.

Review The Grinch, Kembalinya Dongeng Klasik dari Dr. Seuss

Penuh dengan pesan moral bukan berarti film The Grinch hadir seperti buku PPKN yang membosankan. Justru The Grinch tetap memiliki sisi hiburan dan komedi yang lucu dan menggemaskan. Kamu akan tetap terhibur saat menyaksikan berbagai interaksi konyol, terutama saat Grinch berinteraksi dengan Max.

Kesimpulan

Jujur saja kami terkejut dengan gaya bertutur yang dihadirkan oleh studio Illumination Entertainment. Pasalnya studio animasi tersebut memiliki kecenderungan menggarap IP populer yang sebenarnya miskin pesan moral, seperti misalnya Minnions ataupun seri Despicable Me.

Melalui film The Grinch rupanya Illumination Entertainment semakin mahir dalam menghadirkan film yang menghibur tapi penuh dengan pesan moral. Karena hal ini, The Grinch bisa kami ganjar dengan 3,5 dari 5 bintang. It's go time!.

Film The Grinch diputar secara serentak di Indonesia pada tanggal 8 November 2018.

Jangan lupa like fan page Duniaku.net untuk terus memantau perkembangan dunia film!

https://www.youtube.com/watch?v=vjnqABgxfO0

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU