Review Babylon, Curhatan Hollywood Melalui Brad Pitt dan Margott Robie

Pasang surutnya Hollywood dan seluruh kisah di dalamnya

Review Babylon, Curhatan Hollywood Melalui Brad Pitt dan Margott Robie

Di balik hingar-bingarnya dunia perfilman Hollywood sebenarnya ada beberapa proses dan kekacauan di belakangnya. Babylon yang merupakan buah Sutradara Damien Chazelle (La La Land, Whiplash, 10 Cloverfield Lane, dan First Man) berusaha menceritakan atau curhat tentang segala kekacauan tersebut, terutama yang terjadi di era film bisu..

Bila kita melihat semua elemen yang ada di dalamnya, film ini jelas dibuat untuk masuk nominasi Oscar. Hal ini terbukti dengan masuknya Babylon ke dalam nominasi Oscar untuk tiga kategori, yaitu Desain Kostum Terbaik, Penata Musik Terbaik, dan Desain Produksi Terbaik.

1. Ambisi dan seluruh kegilaan Hollywood

Review Babylon, Curhatan Hollywood Melalui Brad Pitt dan Margott RobieDok. Paramount/Babylon

Film ini dibuka dengan adegan pesta pora di rumah seorang produser ternama di Hollywood. Pesta itu benar-benar bejat dengan orgy dan narkoba di mana-mana. Tapi, dari pesta itulah semua karakter utama di film ini diperkenalkan.

Mereka adalah Jack Conrad (Brad Pitt), seorang bintang film terkenal, Nellie LaRoy (Margot Robbie), seorang cewek binal yang berambisi jadi bintang film, dan Manuel “Manny” Torres (Diego Calva), seorang anak imigran asal Meksiko yang ingin bekerja di lokasi syuting.

Dalam pesta itu, suatu kejadian mengejutkan terjadi hingga Manny sempat membantu membawa pergi aktris muda Jane Thornton (Phoebe Tonkin) yang overdosis obat-obatan selama aksi dengan aktor Orville Pickwick (Troy Metcalf). Kondisi tersebut membuat Nellie dengan cepat direkrut untuk menggantikan Jane dalam film Kinoscope.

Dari situlah karir Nellie LaRoy berkembang pesat, termasuk seluruh kegilaan yang dia lakukan selama menjadi artis terkenal Hollywood di era film bisu.

Baca Juga: Review The Offering, Teror Iblis Penumbal Anak

2. Film yang sangat panjang

Review Babylon, Curhatan Hollywood Melalui Brad Pitt dan Margott RobieDok. Paramount/Babylon

Selama 3 jam 7 menit menyuguhi kita dengan kisah hidup beberapa karakter sekaligus. Sayang beberapa bagiannya terasa sangat dragging dengan detail yang terlalu banyak. Hasilnya, keseluruhan cerita di dalam Babylon terasa sangat melelahkan untuk diikuti satu-persatu. Apalagi pada 2 jam pertamanya, film ini masih sibuk membangun latar cerita masing-masing karakter.

Secara garis besar kita diajak mengikuti kisah Jack yang hobi kawin cerai dan mabuk di lokasi syuting, tapi tetap berpengaruh di dunia perfilman. Nellie yang baru memulai karier sebagai aktris. Dia melesat dari sebagai pemeran figuran menjadi aktris utama berkat aktingnya. Manny yang awalnya bekerja sebagai pelayan di rumah produser terkenal kemudian menjadi asisten Jack.

Cerita mereka bertiga sebenarnya saling terkait satu sama lain. Manny-lah penghubung mereka. Tapi, cerita Jack dan Nellie sangatlah berbeda. Jack harus menghadapi masalah kehidupan pribadinya yang suka kawin cerai. Sementara, Nellie dengan star syndrome-nya.

Sayangnya seluruh plot dan konflik ini seperti mandek begitu saja di tengah jalan. Tidak ada letupan emosi atau penjelasan yang mampu membuat kami iba pada ketiga karakter. Meskipun beberapa di antaranya berakhir dengan sangat tragis.

3. Kesimpulan akhir

Review Babylon, Curhatan Hollywood Melalui Brad Pitt dan Margott RobieDok. Paramount/Babylon

Film ini sepertinya kesulitan untuk mengakhiri dirinya sendiri. Hal ini terlihat jelas pada bagian akhir, di mana ceritanya seperti dipenggal begitu saja supaya cepat selesai. Hadirnya antagonis baru juga menyebabkan kami makin yakin kalau Babylon sebenarnya memiliki durasi yang lebih panjang lagi.

Babylon sebenarnya berusaha menampilkan sisi glamor Hollywood di era 20-an. Meski banyak yang relate, tapi narasinya yang kacau dan acak-acakan membuat film ini jadi membingungkan. Seharusnya Damien Chazelle memilih satu karakter saja untuk difokuskan, dan menjadikan karakter lainnya sebagai sebuah batu loncatan.

Atau bisa saja film ini dibagi menjadi tiga bagian berbeda dengan satu benang merah di antaranya. Menjadikan setiap karakter memiliki hubungan yang tidak langsung, tetapi saling mempengaruhi.

Babylon itu merupakan film yang lambat, dragging, dan kacau. Dengan segala kelemahannya, kami hanya bisa mengganjar Babylon dengan nilai 3,5 dari 5 bintang review. Film ini sudah bisa dinikmati di bioskop-bioskop kesayanganmu.

https://www.youtube.com/embed/5muQK7CuFtY

Baca Juga: Review Operation Fortune: Ruse de Guerre

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU