Review Alita: Battle Angel, Bukan Adaptasi Terbaik dari Gunnm
Banyak pertempuran seru sih, cuma plot dan dialognya kedodoran nih. Lebih lengkapnya baca review kami deh gaes!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gunnm atau yang di barat dikenal sebagai Battle Angel Alita merupakan manga masterpiece karya Yukito Kishiro. Pada jamannya, Gunnm bersaing ketat dengan manga masterpiece lainnya yang berjudul Ghost in the Shell, karya Masamune Shirow.
Pada awal bulan Februari ini, akhirnya Alita: Battle Angel siap tayang di bioskop-bioskop dunia. Film garapan Robert Rodriguez dipercaya bakal menggebrak Hollywood berkat visi dan visualnya.
Semua Bermula di Iron City
300 tahun setelah “The Fall” Dr. Dyson Ido (Christoph Waltz) yang tinggal di Iron City mencari suku cadang di tempat pembuangan kota Zalem. Dalam pencariannya, Dr. Ido menemukan cyborg rusak dengan kondisi otak yang masih hidup. Karena merasa masih bisa diperbaiki, Ido memutuskan untuk membawa pulang cyborg tersebut.
Sesampainya di tempat praktik, Dr. Ido langsung menyatukan cyborg tersebut dengan sebuah tubuh baru. Selang beberapa hari kemudian, cyborg tersebut bangkit dan menyapa langsung Dr. Ido dan perawat Gerhad (Idara Victor). Ternyata cyborg tersebut tidak memiliki ingatan apapun termasuk namanya sendiri, karena itu Dr. Ido memutuskan menamainya Alita (Rosa Salazar).
Alita yang baru saja bangkit diajak berputar-putar oleh Dr. Ido. Dalam perjalanannya Alita bertemu dengan Hugo (Keean Johnson). Sejak saat itu keduanya sering keluar bersama untuk makan ataupun melihat permainan Motorball, yang merupakan permainan paling populer di Iron City.
Suatu malam Alita melihat Dr. Ido keluar rumah dan pulang dalam kondisi berdarah. Penasaran dengan kondisi tersebut, Alita berniat mengikuti Dr. Ido kalau dia keluar sekali lagi. Malam yang ditunggu-tunggu datang juga, Dr. Ido kembali keluar sambil membawa koper besar.
Ternyata malam itu Dr. Ido berencana menyergap Nysianna (Eiza González), Amok (Casper Van Dien) dan Grewishka (Jackie Earle Haley). Sayang Alita justru menyangka kalau Dr. Ido menyerang wanita tidak bersalah. Sayangnya semua sudah terlambat, Ido yang keteteran berhadapan dengan dua musuh sekaligus, menyuruh Alita lari dari kepungan. Bukannya melarikan diri, Alita malah bertempur layaknya cyborg petarung mematikan.
Sejak kejadian malam itu, kehidupan Alita berubah drastis. Ternyata dia adalah cyborg petarung yang disebut sebagai Berserkers. Para Berserkers bertarung dengan gaya Panzer Kunst (amor art), yang sudah lama hilang.
Penuh Pertempuran Seru
Alita: Battle Angel dipenuhi dengan aksi pertarungan gila-gilaan yang indah sekaligus brutal. Sejak pertempuran pertamanya melawan Nysianna dan Amok, Alita seperti menunjukkan sifat aslinya sebagai Berserkers yang menyukai konflik dan pertempuran. Bahkan dalam sebuah perkelahian di dalam bar, Alita berani menantang semua Hunter yang memenuhi bar tersebut.
Puncaknya, Alita akhirnya bertemu dengan Grewishka untuk kedua kalinya dan bertempur habis-habisan. Meskipun rusak parah, Alita berhasil melukai Grewishka yang menyebabkan dia harus mundur dari pertarungan tersebut.
Pertarungan kemudian dilanjutkan di Motorball, di mana Alita mencoba ujian masuk kompetisi Motorball. Sayang ujian masuk tersebut berubah menjadi ajang pembantaian, karena Vector (Mahershala Ali) berniat menghancurkan Alita. Bukannya mundur, Alita malah menghancurkan penantangnya satu persatu dengan gaya pertempuran yang stylish ala Panzer Kunst.
Kesannya kami membocorkan semua adegan pertempuran yang ada di film Alita: Battle Angel. Tapi sejatinya kami hanya membicarakan isi trailer yang sudah dirilis ke publik. Jadi kamu tenang saja, masih banyak adegan seru lainnya yang bisa kamu saksikan di film ini.
Plot dan Dialog yang Kedodoran
Walaupun dipenuhi dengan adegan aksi yang memukau, Alita: Battle Angel memiliki sejumlah kelemahan, terutama pada bagian plot dan dialognya. Alih-alih mengadaptasi manganya secara langsung, James Cameron malah memiliki visinya sendiri yang terasa seperti versi ringan dari Gunnm.
Perubahan tersebut cukup mengacaukan rangkaian plot dan cerita yang seharusnya dibangun saat Dr. Ido hampir tewas di buku ketiga. Hasilnya, film Alita: Battle Angel jadi terfokus pada hubungan pribadi antara Alita dengan Hugo. Sayangnya, walaupun di atas kertas chemistry keduanya terbangun dengan cukup baik, tetapi dari sisi dialog dan plot lagi-lagi hubungan emosionil tersebut mentah begitu saja.
Entah mengapa mereka berdua kerap melontarkan berbagai dialog cheesy yang membuat kami geleng-geleng kepala. Selain itu hubungan Alita dan Hugo juga kerap didera keputusan-keputusan yang tidak rasional.
Sebenarnya kami paham betul dengan upaya Rodriguez untuk membuat mata kita terpaku pada hubungan dua insan berbeda spesies ini. Tapi sayang teknik yang digunakan terlalu grasa-grusu dan berlebihan. Hasilnya, dibanding ikut merasakan roman yang dialami Alita dan Hugo, kami lebih terpana dengan dialog-dialog aneh yang mereka ucapkan.
Jembatan emosi antara penonton dan Alita memang lumayan terbangun dengan baik, apalagi kalau kita melihat ekspresi digital dari Rosa Salazar yang dibuat begitu rapi dan halus. Rasanya kami selalu ingin memandangi mata Alita yang kerap membesar dan mengecil sesuai dengan emosi Rosa Salazar, ataupun sesuai dengan protes calon penonton yang menyaksikan trailer perdana Alita: Battle Angel.
Jadi bisa dibilang semua yang ada di Alita: Battle Angel adalah yang terbaik, kecuali untuk plot dan dialog yang ada di dalamnya. Pada akhirnya kami bisa memberikan nilai tiga dari lima bintang untuk film Alita: Battle Angel. Toh, film ini memang menghadirkan sebuah action yang solid, meskipun mungkin kamu akan terbengong-bengong sendiri ketika berada di bagian akhirnya.
Alita: Battle Angel bisa kamu saksikan di bioskop kesayangan kamu pada tanggal 5 Februari 2019.
[embed]https://www.youtube.com/watch?v=cislZ9S0ocA[/embed]