Review Alien: Romulus, Teror Baru dengan Gaya Lama

GENRE: Scifi Horror 

ACTORS: Cailee Spaeny, David Jonsson, Isabela Merced 

DIRECTOR: Fede Álvarez

RELEASE DATE: 14 Agustus 2024

RATING: 3.5/5

Alien merupakan salah satu waralaba yang kerap diperah dengan cara yang brutal. Meskipun begitu, teror Xenomorph ini seperti tidak pernah kehilangan tajinya. Rasa takut yang ditimbulkan memang tidak ada duanya, apalagi kalau dibandingkan dengan franchise Predator yang memiliki pakem ketat dan sulit dikembangkan mengikuti selera pasar modern.

Sutradara Fede Álvarez yang lebih dahulu terkenal berkat Evil Dead, Don't Breath dan Don't Breath 2, menyuntikan gayanya yang khas ke Alien: Romulus. Gayanya yang khas termasuk dengan selera artistik dan pengambilan adegan. Jadi jangan heran kalau film ini terasa sangat artistik bila dibandingkan film Alien lainnya. 

1. Para remaja tanggung VS. Xenomorph

Dok. 20thcenturystudios/Alien: Romulus

Alien: Romulus sebenarnya mengikuti formula film jadul, Alien (1979). Pada intinya adalah sekelompok orang menjelajahi sebuah stasius luar angkasa yang bernama Renaissance. Pesawat ini terdampar di luar angkasa dan mengorbit rendah di planet 

Rain (Cailee Spaeny), Tyler (Archie Renaux), Kay (Isabel Merced), Bjorn (Spike Fearn), dan Navarro (Aileen Wu), menjelajahi stasiun tersebut karena mereka ingin sekali keluar dari planet tambang yang dikelola oleh Weyland Yutani. Stasiun yang melayang-layang tanpa tuan tersebut memiliki unit cyrosleep yang dibutuhkan untuk keluar dari planet. 

Sistem kapal tersebut menggunakan bahasa pemrograman Mother Language yang dikuasai oleh para synthetic. Karena itu Rain menggajak Andy (David Jonsson), kakak angkatnya yang merupakan seorang synthetic buatan Weyland Yutani.

Seperti biasa, di dalam stasiun yang seharusnya kosong itu. Mereka bertemu dengan Face Hugger dan sekumpulan alien yang sudah menjadikan para awak Renaissance, host mereka. 

Baca Juga: Review Detective Conan: The Million-dollar Pentagram, Adu Pedang?

2. Alur yang mirip dengan film Alien jadul

Dok. 20thcenturystudios/Alien: Romulus

Alur Alien: Romulus benar-benar dibuat untuk menyenangkan para penonton baru yang sebelumnya terlalu muda untuk menonton film Alien dan Aliens. Berbagai elemen yang disajikan sangat mirip dengan Alien. Bedanya di sini para pemuda tanggung tersebut bertemu dengan para Xenomorph bukan atas perintah perusahaan, tapi atas kemauan mereka sendiri.

Kebebasan tersebut meniupkan angin segar yang sangat menghibur untuk plot utama. Walaupun ujung-ujungnya perusahaan Weyland Yutani kembali berbuat onar dan menyisipkan agenda politik mereka ke tengah-tengah cerita.

Yah, bagaimanapun caranya franchise Alien tetap membutuhkan sebuah musuh utama yang solid. Selain perusahaan Weyland Yutani, kami rasa tidak ada musuh lain yang patut dibenci dengan sebegitunya.

Kemiripan alur ini berlaku hingga ke bagian klimaks cerita. Di mana pada bagian akhir, ada saja teror lain yang disiapkan oleh Fede Álvarez. Pada intinya kamu tidak bisa santai begitu saja di akhir film.

3. Kesimpulan akhir?

Dok. 20thcenturystudios/Alien: Romulus

Kalau kamu suka dengan film Scifi Horror yang berkualitas, maka kamu wajib menonton Alien: Romulus. Meskipun namanya terkesan rumit, seperti Prometheus atau Convenant, tetapi sejatinya film ini jauh dari lore-lore berat ala Ridley Scott. Jadi jangan tertekan dulu melihat embel-embel Romulus pada film ini. 

Pada intinya Alien: Romulus adalah sebuah nafas baru bagi franchise Alien yang memerlukan kisah baru untuk diperkenalkan pada generasa penonton baru yang belum mengenal Alien garapan Ridley Scott, atau Aliens garapan James Cameron.

Film Alien: Romulus bisa kamu saksikan di bioskop kesayangan kamu pada 14 Agustus 2024. 

Baca Juga: Review Deadpool and Wolverine: Popcorn Movie yang Menyenangkan