Review Orphan: First Kill, Prekuel Kasus Pembunuhan dari Leena Klamer
Leena Klamer kembali beraksi dalam prekuel Orphan
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Alex Mace pernah menelurkan sebuah kisah horor berbasiskan kasush nyata, Barbora Skrlova. Kisah tersebut berkutat tentang pembunuh yang memiliki wujud anak perempuan kecil yang tampak tidak berbahaya. Tapi ternyata sang anak kecil merupakan pencuri identitas dengan segudang pengalaman aneh yang mengerikan.
Kisah tersebut kemudian diangkat menjadi film berjudul Orphan (2009) yang digarap dengan apik oleh Jaume Collet-Serra. Pada tahun 2022 ini, Orphan mendapatkan sebuah prekuel yang bernama Orphan: First Kill. Film ini akan menjelaskan latar belakang Leena Klammer sebelum akhirnya dia muncul di Orphan pertama.
1. Berasal dari rumah sakit jiwa di Estonia
Leena Klammer (Isabelle Fuhrman) adalah seorang wanita berusia 31 tahun dengan kelainan hormonal langka yang disebut hipopituitarisme. Kelainan tersebut membuatnya tampak seperti anak kecil sepanjang hidupnya.
Hari itu Leena mengatur pelarian dari Institut Saarne dengan merayu dan membunuh seorang penjaga dan bersembunyi di mobil Anna (Gwendolyn Collins), seorang terapis seni. Setelah membobol rumah Anna dan membunuhnya, Leena menemukan bahwa dia memiliki kemiripan dengan seorang gadis Amerika bernama Esther Albright, yang hilang pada tahun 2003.
Menyamar sebagai gadis yang hilang, seorang petugas polisi mendekati Leena dan dia memperkenalkan dirinya sebagai Esther, mengklaim bahwa dia orang tua berada di Amerika Serikat.
Di Darien, Connecticut, artis kaya Allen Albright (Rossif Sutherland) dan istrinya Tricia (Julia Stiles), yang sedang berdamai karena kehilangan putri mereka, diberitahu oleh Inspektur Donnan bahwa "Esther" telah ditemukan.
Tricia pergi ke kedutaan Amerika di Moskow di mana dia bertemu kembali dengan Esther. Tricia membawa Esther pulang dan segera mulai ragu ketika dia menyadari bahwa Esther telah melupakan kematian neneknya, atau bahwa keterampilan melukisnya telah meningkat pesat dibandingkan sebelum dia menghilang.
Baca Juga: Review Film Incantation, Horor Found Footage Taiwan Mengerikan!
2. Sebuah prekuel yang kurang menggigit
Orphan memang tidak pernah mencapai peringkat atas box office, tetapi film horor tahun 2009 ini selalu memiliki penikmatnya sendiri yang menjadikannya sebagai film cult modern. Sayangnya di prekuelnya ini kami malah tidak menemukan sesuatu yang baru, yang dapat menjelaskan seluruh perilaku Leena Klammer yang brutal.
Walaupun begitu kami masih bisa menikmati kualitas akting dari Isabelle Fuhrman yang kembali disulap menjadi Leena atau Esther. Pasalnya saat film ini dibuat dia sudah tidak kecil lagi, bahkan cenderung dewasa dengan usia 25 yang sudah tahun. Bagaimana caranya? Well, tampaknya kita harus berterima kasih pada peran body double dan efek spesial Hollywood.
Sayangnya di luar dari kekaguman kami terhadap kemampuan Isabelle melakoni peran lamanya, kami tidak menemukan sesuatu yang menarik di Orphan: First Kill. Film ini seperti kehabisan ide karena berbagai twist cerdasnya sudah keburu digunakan di sekuelnya.
Ditambah lagi kami dipaksa melihat berbagai adegan yang menjadikan Esther terlihat seperti Mike Meyers dari franchise Halloween. Bukan apa-apa, Esther diperlihatkan bisa membunuh orang dengan mudah, meskipun orang tersebut memiliki ukuran yang lebih besar darinya. Meskipun hal ini juga terasa sedikit kurang konsisten. Karena pada kesempatan lainnya, kamu bisa menemukan dia dipegangi dengan mudah oleh anak muda yang tidak terlalu besar.
3. Kesimpulan Orphan: First Kill
Sang sutradara William Brent Bell lebih banyak menggunakan gaya berfilm Stay Alive dan Wer miliknya. Hal ini menjadikan Orphan: First Kill jauh lebih mudah diterima ketimbang The Boy atau Brahms: The Boy II. Berbagai adegan dengan ketegangan yang intens menjadikan film ini seperti sebuah film horor yang tidak terkendali dari tahun 90-an. Sebuah artifak yang biasanya ditinggalkan oleh pembuat film horor yang pernah berkarya di dua zaman yang berbeda.
Sayangnya Orphan: First Kill memilih rute yang terbilang mudah ketimbang alih-alih menjelaskan apa yang terjadi pada Leena Klammer. Apakah dia hanya sekedar gila? Atau memang hanya kesepian dan ingin mendapatkan pasangan.
Walaupun begitu kami masih bisa menikmati film ini sehingga kami bisa mengganjarnya dengan nilai 3 dari 5 bintang review. Seharusnya masih banyak plot lain yang bisa diungkap sebelum akhirnya cerita film ini tersangkut di sepertiga akhir film, sehingga akhirnya dibuat selesai dengan sangat terburu-buru.
Orphan: First Kill akan tayang sebentar lagi di bioskop-bioskop kesayanganmu di Indonesia.
Baca Juga: Review Film Ngeri-Ngeri Sedap, Sajian Drama Keluarga Bernuansa Batak