Review John Wick: Chapter 4, Bagian Akhir dari Legenda Baba Yaga 

Aksi puncak John Wick di hadapan High Table

Review John Wick: Chapter 4, Bagian Akhir dari Legenda Baba Yaga 

Sejak John Wick kehilangan anjing di film pertamanya, hingga kemunculan Kang Cecep Arif Rahman dan Kang Yayan Ruhian di John Wick: Chapter 3 - Parabellum. Kisah John Wick selalu memiliki tempat khusus di Duniaku.com.

Potensi karakter buatan Derek Kolstad ini luar biasa. Film ini memiliki mitologinya sendiri yang diceritakan secara efektif. Tidak banyak monolog yang menjelaskan siapa itu John Wick, High Table, hingga Adjudicator. Semua kita ketahui melalui jalinan adegan dan dialog di dalam film. 

John Wick: Chapter 4 akan menyudahi petualangan Baba Yaga untuk selamanya. “Mungkin” tidak ada lagi John Wick: Chapter 5 di masa depan. Seperti apa review John Wick: Chapter 4, mari kita simak di bawah ini.

1. Semua mati di tangan John Wick

Review John Wick: Chapter 4, Bagian Akhir dari Legenda Baba Yaga Dok. Lionsgate

Adegan pembukaan dari John Wick: Chapter 4 masih melanjutkan John Wick: Chapter 3 - Parabellum. Kini Wick (Keanu Reeves) memulihkan dirinya di lokasi tersembunyi milik Bowery King. Setelah Wick pulih, dia langsung kembali ke lokasi Elder untuk meminta cincin kawinnya kembali. Sayang Wick tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

Sejak saat itu, kondisi High Table menjadi kacau. Kehilangan Elder sama dengan kehilangan sosok yang menjadi pemimpin spiritual dari High Table. Dalam kekacauan ini, pihak High Table mengutus seorang Marquis (Bill Skarsgard), untuk menghabisi sang Baba Yaga.

Aksi pertama Marquis adalah menghabisi seluruh teman John Wick. Termasuk hotel Continental New York yang dipimpin oleh Winston (Ian McShane). Wick sendiri mencari suaka ke hotel Continental Osaka. Menjadikan hotel yang dipimpin oleh Koji (Hiroyuki Sanada) sebagai target Marquis berikutnya.

High Table ada di mana-mana, sehingga ke manapun Wick bersembunyi, dia akan selalu memulai pertumpahan darah baru. Karena itu Winston menasehati Wick untuk menantang Marquis untuk duel satu lawan satu. Sebuah duel yang diciptakan di masa lalu, untuk menengahi segala masalah yang muncul di High Table.

Sebelum bisa mengajukan duel tersebut, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang John Wick. Dia tidak bisa begitu saja menantang sang Marquis berduel satu lawan satu. Karena High Table memiliki aturan main sendiri. Dan aturan itulah yang membedakan manusia dengan hewan.

Baca Juga: 7 Fakta Charon John Wick, Pramutamu Hotel Continental

2. Pesona High Table yang agak redup

Review John Wick: Chapter 4, Bagian Akhir dari Legenda Baba Yaga Dok. Lionsgate

Seperti yang kami sebut di awal review, John Wick memiliki mitologinya sendiri. Dan salah satu mitologi terbaik dari John Wick adalah organisasi High Table yang misterius. Sayang kemisteriusan High Table sepertinya sangat mengendur pasca kemunculan Elder di John Wick: Chapter 3 - Parabellum.

Seharusnya sosok Elder digambarkan lebih misterius atau eksotis. Bukan random white dude in the middle of nowhere seperti sebelumnya. Efek pengenduran ini berimbas pada sosok Marquis yang terasa satu dimensi ketimbang karakter John Wick lainnya.

Kami merasa kalau sosok Adjudicator yang diperankan oleh Asia Kate Dillon lebih hidup dan masuk ke mitologi John Wick ketimbang sosok bangsawan sombong Marquis yang dibawakan oleh Bill Skarsgard. Marquis masih memiliki auranya sendiri, tetapi kami lebih terpesona dengan sosok Killa yang dibawakan oleh Scott Adkins.

Memang perwujudan Killa dan kekuatannya mengingatkan kami akan Kingpin di Marvel. Tetapi segala gerak-gerik, makeup, dan desain kostumnya, sangat masuk ke dunia John Wick yang bernuansa noir.

3. Sebuah film penuh aksi yang ciamik

Review John Wick: Chapter 4, Bagian Akhir dari Legenda Baba Yaga Dok. Lionsgate

Sebenarnya bagian ini selalu ada di film John Wick chapter berapapun, tetapi ada beberapa pengecualian di John Wick: Chapter 4.

Pengecualian pertama muncul dari musuh-musuhnya John Wick. Entah mengapa di bagian keempat ini, kebanyakan musuh John Wick bisa melakukan gerakan akrobatik layaknya Baba Yaga. Selain itu mereka juga berlindung terjangan peluru dengan memanfaatkan jas yang terbuat dari kevlar.

Musuh-musuh ini membuat kemampuan John Wick seperti sebuah standar baru di High Table. Kita masih menemukan kalau John Wick lebih jago dari lawan-lawannya. Tetapi kali ini jurang pemisah antara Baba Yaga dan lawannya semakin mengecil.

Gaya bertarung yang ciamik malah kami temukan pada sosok Caine yang diperankan oleh Donnie Yen. Sang pembunuh buta ini bertarung dengan sangat baik meskipun memiliki berbagai keterbatasan. Termasuk menggunakan gadget yang bisa membuat dia mendeteksi keberadaan musuh-musuhnya.

Secara garis besar kami masih menikmati setiap pertarungan di John Wick: Chapter 4. Meskipun ada bagian yang terasa redundant dan kurang produktif. Tetapi bagian tersebut hanyalah sedikit, jadi tidak terlalu mengganggu.

4. Nasib sang Baba Yaga?

Review John Wick: Chapter 4, Bagian Akhir dari Legenda Baba Yaga Dok. Lionsgate

Walaupun bagian keempat memiliki berbagai kekurangan, tetapi John Wick tetaplah seorang John Wick. Film keempat ini merupakan sebuah penutup manis yang tidak terhindarkan. Karena sebaik apapun sebuah cerita, suatu saat harus memiliki akhir yang jelas. Kita tidak bisa memaksakan sebuah franchise jalan terus tanpa akhiran yang jelas.

Karena memberikan akhiran yang apik, kami memberi nilai 4 dari 5 bintang review untuk John Wick: Chapter 4. Jujur saja, kami sebenarnya menantikan Chapter 5, tetapi melihat apa yang ditampilkan di akhir film, sepertinya keinginan tersebut tidak akan terwujud begitu saja. Kecuali kalau ternyata ada twist lainnya.

John Wick masih memiliki berbagai materi yang bisa diangkat ke layar lebar maupun televisi. Kami rasa saat ini adalah momen yang tepat untuk menggali materi-materi tersebut bila Lionsgate ingin melanjutkan kejayaan franchise John Wick.

https://www.youtube.com/embed/yjRHZEUamCc

Baca Juga: John Wick: Chapter 4, Sebuah Penutupan?

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU