Review Furiosa: A Mad Max Saga, Masa Lalu Imperator Furiosa
Kisah masa lalu Furiosa sebelum menjadi Imperator
Furiosa: A Mad Max Saga merupakan prekuel dari film Mad Max: Fury Road yang dirilis pada tahun 2015. Film ini mengeksplorasi masa kecil dan remaja Furiosa, yang diperankan oleh Alyla Browne ketika masih anak-anak dan Anya Taylor-Joy ketika remaja.
Sebagai film kelima dari franchise Mad Max, Furiosa berfokus pada karakter yang menjadi ikon dalam Fury Road, meskipun kali ini tanpa kehadiran Max yang sebelumnya dibintangi oleh Tom Hardy.
Kira-kira bakal seperti apa kisah Furiosa? Mari kita simak review Furiosa: A Mad Max Saga di bawah ini.
1. Masa kecil Furiosa
Furiosa: A Mad Max Saga langsung memanjakan penonton dengan adegan aksi spektakuler sejak awal. Film dibuka dengan adegan kejar-kejaran yang mendebarkan di gurun tandus, melibatkan motor besar dan tembak-menembak jarak jauh yang menegangkan. Penonton disuguhi pengalaman sinematik yang intens, mempertahankan ciri khas dari seri Mad Max.
Cerita dimulai dengan Furiosa kecil, diperankan dengan apik oleh Alyla Browne. Dalam film ini, Furiosa menjadi korban penculikan oleh geng Biker Horde yang dipimpin oleh Dementus, diperankan oleh Chris Hemsworth.
Ibunya, Mary Jo Bassa (Charlee Fraser), dengan berani mengejar para penculik menggunakan berbagai kendaraan mulai dari kuda hingga motor. Adegan aksi yang melibatkan Mary dalam upayanya menyelamatkan Furiosa sangat memikat dan menunjukkan keberanian seorang ibu.
Meskipun usahanya gagal, Furiosa akhirnya tetap berada dalam genggaman Dementus. Di sinilah peristiwa-peristiwa penting terjadi, membentuk karakter Furiosa yang tangguh dan penuh dendam. Perjalanan hidupnya dari masa kecil hingga remaja dipenuhi dengan tantangan yang mengasah keinginannya untuk pulang dan membalas dendam.
Baca Juga: Review Cash Out, Film Heist John Travolta yang Terasa Serba Tanggung
2. Fokus pada konflik Immortan Joe dan Dementus
Pada paruh kedua cerita, fokus beralih pada konflik kekuasaan antara Dementus dan penguasa The Citadel, Immortan Joe (Lachy Hulme). Adegan-adegan pertempuran antara kedua kelompok ini memang seru, namun kehadiran Furiosa sedikit terpinggirkan. Bagi penonton yang tidak akrab dengan seri Mad Max, bagian ini mungkin terasa membingungkan dan dapat mengurangi minat mereka terhadap cerita utama.
Anya Taylor-Joy baru muncul sebagai Furiosa menjelang pertengahan cerita, menggantikan Alyla Browne. Peralihan ini membawa dinamika baru, namun juga mempertegas betapa pentingnya karakter Furiosa dalam keseluruhan cerita. Keberanian dan keterampilan bertarungnya semakin terlihat jelas di paruh ketiga film, di mana aksi-aksi spektakuler kembali mendominasi layar.
3. Adegan aksi yang kalah dengan Furry Road
Paruh ketiga film ini menyajikan lebih banyak adegan aksi yang menghibur, dengan tingkat kekerasan yang khas dari seri Mad Max. Penonton disuguhi dengan adegan yang penuh adrenalin, namun harus siap menghadapi kekerasan yang mungkin membuat mereka memalingkan muka.
Secara keseluruhan, Furiosa: A Mad Max Saga memberikan perspektif yang lebih luas tentang dunia pasca-apokaliptik dari franchise Mad Max. Meskipun Fury Road dianggap lebih unggul dari segi cerita dan adegan laga, Furiosa tetap menyajikan cerita yang memikat dan aksi yang memuaskan.
Film ini juga memberikan penonton pandangan lebih dalam tentang karakter Immortan Joe dan pengikut setianya, War Boys. Akting Chris Hemsworth sebagai Dementus juga patut diapresiasi, membawa nuansa jahat yang memikat.
4. Kesimpulan
Bagi penggemar setia seri Mad Max, Furiosa menawarkan nostalgia dan pengembangan cerita yang menarik. Namun, bagi penonton baru, film ini mungkin memerlukan pemahaman lebih tentang dunia Mad Max untuk sepenuhnya menikmati keseluruhan cerita. Kami bisa memberikan nilai 4,2 dari 5 bintang review untuk Furiosa: A Mad Max Saga.
Film ini ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia mulai 22 Mei 2024, dan bagi para penggemar, jangan lewatkan bagian mid-credit scene yang menghadirkan cuplikan dari Mad Max: Fury Road, memberikan jembatan yang menghubungkan kedua film secara kronologis.
Baca Juga: Review Tarot, Ramalan Mematikan Para Kartu Celaka