Review The Son of Bigfoot: Nasib Anak yang Mengetahui Ayahnya adalah Big Foot!
Walaupun bukan dari studio animasi ternama, film ini berhasil mendapatkan perhatian banyak penontonnya.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika ingin menonton film-film santai bersama keluarga atau mungkin melepas stres dari film-film horor, kamu harus coba menonton The Son of Bigfoot. Penasaran seperti apa filmnya? Simak review The Son of Bigfoot berikut ini!
Film ini menceritakan tentang kisah seorang anak berusia 13 tahun bernama Adam Harrison. Adam merupakan seorang anak biasa sampai ia mengetahui bahwa terjadi perubahan di dalam badannya.
Secara tiba-tiba, rambutnya jadi lebih cepat tumbuh, kakinya kadang membesar, hingga bisa mendengar suara-suara bisikan dari jauh. Ternyata, Adam mengetahui bahwa ayahnya yang diduga sudah meninggal merupakan seorang Bigfoot, atau sebuah makhluk zaman purba raksasa berbulu.
Dalam film ini, Adam akan berpetualang dengan ayahnya yang ternyata sudah diburu sejak lama. Mampukah Adam menyelamatkan ayahnya dan juga nasib keluarganya?
Berbeda dengan film-film anak pada umumnya yang mengisahkan tentang seorang jagoan yang berjuang melawan orang-orang jahat, The Son of Bigfoot justru lebih kompleks daripada itu. Ceritanya tidak hanya memfokuskan pada aspek sang anak menyelamatkan ayah, melainkan aspek-aspek lainnya.
Contohnya, ada aspek sekaligus pesan untuk berhenti melakukan bullying. Lalu ada pesan moral juga mengenai manusia seharusnya menyayangi binatang dan melestarikan lingkungan yang dimiliki oleh binatang tersebut.
Terlepas dari pesan-pesan moral, komedi yang dibawakan juga sangat lucu. Penulis kebayang jika punya anak pasti akan senang dengan filmnya. Bagaimana tidak? Kelakuan para karakternya terutama binatang-binatangnya sangat lucu.
Film The Son of Bigfoot bukan merupakan film dari produser besar seperti Disney, Pixar, maupun Dreamworks. Film ini dikembangkan oleh studio animasi asal Belgia bernama nWave Pictures yang kemudian didistribusikan lewat Studio Canal.
Mungkin itu alasan mengapa film ini tidak terlalu banyak ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia sekaligus tidak muncul hype. Akan tetapi, justru tim produser patut diacungi jempol. Kini, penulis akan menantikan karya-karya selanjutnya dari nWave.
Walaupun tidak se-booming film-film Avengers, tidak ada salahnya untuk menonton film-film underrated seperti The Son of Bigfoot. Dijamin, kamu setidaknya akan tersenyum dan bilang bahwa film ini patut diacungi jempol.
Animasi, humor, musik, serta cerita yang dibawakan masing-masing memiliki nilai plus. Duniaku.net memberikan nilai 8 dari 10.
Diedit oleh Doni Jaelani