Review Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak: Tenang dan Meyakinkan dalam Bercerita
Film garapan Mouly Surya ini membawakan pesannya dalam gaya yang tenang dan meyakinkan. Sebuah film Indonesia yang patut ditonton.
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Film garapan Mouly Surya dan diperankan Marsha Timothy ini membawakan pesannya dalam gaya yang tenang dan meyakinkan di dalam ceritanya. Sebuah film Indonesia yang wajib ditonton dan diperhatikan tahun ini terutama untuk kaum perempuan.
Sebelum masuk ke bioskop Indonesia, film garapan Mouly Surya berjudul Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak sudah mendapat tanggapan positif dari para penonton internasional.
Tanggapannya sangatlah positif dan menyebut Marlina adalah salah satu film Indonesia terindah dan berbeda dari apa yang mereka lihat sebelumnya.
[duniaku_adsense]
Marlina juga menjadi film Indonesia pertama dalam 12 tahun terakhir yang berhasil masuk ke festival film paling bergengsi di dunia yaitu Cannes dan telah ditayangkan di festival tersebut pada 24 Mei 2017.
Apa yang membuat Marlina mampu menarik perhatian di kalangan penonton internasional dan apa kaitannya dengan tema feminism yang dibawakan dalam film ini? Simak selengkapnya pada review Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak di bawah ini.
[duniaku_baca_juga]
Sinopsis
Suatu hari di sebuah padang sabana Sumba, Indonesia, tujuh perampok mendatangi rumah seorang janda bernama Marlina (Marsha Timothy). Mereka mengancam nyawa, harta dan juga kehormatan Marlina dihadapan suaminya yang sudah berbentuk mumi duduk di pojok ruangan.
Keesokan harinya, dalam sebuah perjalanan demi mencari keadilan dan penebusan, Marlina membawa kepala dari bos perampok, Markus (Egi Fedly), yang ia penggal tadi malam. Marlina kemudian bertemu Novi (Dea Panendra), yang menunggu kelahiran bayinya, dan Franz (Yoga Pratama), yang menginginkan kepala Markus kembali. Markus yang tak berkepala juga berjalan menguntit Marlina dan menghantuinya.
[read_more id="332692"]
Tenang dan Meyakinkan
Di negara asalnya, film Marlina adalah sebuah film thriller di mana dalam cuplikan trailer-nya kesan pembunuhan lebih ditonjolkan daripada segi ceritanya. Mungkin hal ini dilakukan untuk memancing penontonnya menonton film Marlina. Tetapi kenyatannya, film ini hanya menampilkan adegan pembunuhan di awal dan di akhir cerita dan memakan durasi yang tidak terlalu banyak.
Setelah adegan pembunuhan para pria yang ingin memerkosanya selesai, film ini menyuguhkan alur yang tenang dan pelan tanpa adanya musik atau suasana thriller yang hanya menakut-nakuti penontonnya dengan cara yang tidak jelas.
Film ini juga mempunyai dialog yang minim dan menyatakan kejadian serta perasaannya melalui mimik muka dan kejadian di sekitarnya. Dialog film yang sederhana dan tidak njelimet mampu membuat film ini bisa dikonsumsi oleh semua pihak dan mampu keluar dari stereotip film pemenang festival di luar negeri yang selalu dicap aneh dan susah dicerna.
[duniaku_adsense]
Sepanjang cerita, Marlina berjalan tenang dan meyakinkan. Meski mempunyai alur cerita yang pelan tetapi cerita terus berjalan pasti. Tidak ada adegan yang dibawakan terlalu berlebihan, semuanya ditakar dengan kadar yang pas dan mampu membuat penontonnya menikmati perjuangan seorang Marlina dalam mencari kebenaran.
Hal ini membuat pameran utama Marlina, Marsha Timothy sempat kesulitan karena Mouly menginginkan dirinya untuk tidak mengeluarkan emosi yang terlalu meluap-luap demi menjaga ketangguhan seorang Marlina.
[duniaku_adsense]
Hal ini dibuktikan di dalam filmnya di mana Marlina digambarkan dengan sangat dingin dan tidak dapat bisa berkata-kata lagi setelah banyak tragedi yang menimpanya. Marsha Timothy membawakan peran Marlina secara maksimal dan berbeda dari apa yang Marsha pernah perankan sebelumnya.
Akting yang prima tersebut juga dibalut dengan sinematografi yang kuat dan mampu menunjukkan kekhasan dari pedesaan di daerah pedalaman. Sang pembuat ide cerita yaitu sutradara Garin Nugroho pintar mengambil tema dan latar untuk film ini dan hal tersebut ditranslasi dengan baik oleh Mouly Surya.
Lalu apa yang dimaksud dengan empat babak yang muncul dalam film ini? Simak halaman berikutnya untuk mencari tahu
Banyak Tema Yang Disajikan Dengan Gaya Teater
Seperti judulnya, Marlina dibagi dalam empat babak cerita seperti teater. Setiap babak mempunyai temanya sendiri dan tema di masing-masing babak tersebut mempunyai karakter dan keunikannya tersendiri.
Babak pertama bercerita tentang bagaimana Marlina membela dirinya dari serangan para pria yang ingin menyetubuhinya dengan cara membunuh. Kepanikan perempuan dalam menghadapi hal yang genting diperlihatkan di sini, tetapi Marlina tidak terlihat panik di kalangan para pria tersebut. Marlina seakan-akan sudah memasang taktik bahwa ia harus tetap tenang agar rencananya lancer.
Tema yang dark menjadi tema utama dalam babak pertama cerita ini.
Babak kedua bercerita tentang bagaimana kehidupan di desa yang dibuktikan dengan perjalanan seorang ibu yang mengantar anaknya yang masih muda untuk menikah sambil melihat adat masyarakat setempat melalui dialog yang diberikan.
Di dalam babak ini, Marlina seperti dikejar-kejar oleh perbuatan yang ia lakukan pada babak pertama entah itu berasal dari halusinasinya atau memang ia dikejar oleh gerombolan perampok yang masih hidup dan ingin balas dendam ke Marlina.
Di babak kedua ini masuk karakter baru bernama Novi yang menjadi kawan Marlina. Novi dan Marlina mempunyai chemistry yang sangat baik sepanjang film. Dea Panendra mampu bermain dengan sama bagusnya seperti Marsha ketika karakternya Novi sedang mengalami masalah.
Babak ketiga bercerita tentang bagaimana sebuah proses hukum tidak segampang apa yang dipikirkan oleh orang-orang. Tema survivalism langsung muncul di dalam babak ini karena mereka harus berjibaku dengan para perampok yang ingin membunuh mereka.
Babak keempat dalam cerita ini ditutup dengan menunjukkan titik puncak dari perjuangan seseorang ibu baru yang digambarkan dalam persalinan Novi yang dibantu oleh Marlina.
Keempat babak dalam film ini mempunyai tema yang kuat dan seperti mempunyai ceritanya sendiri satu sama lain. Pembawaan setiap babak dalam Marlina mampu membuat taste dari film ini semakin maksimal.
Tema Perlawanan Patriarki Yang Kuat
Berbicara soal Marlina tentunya tidak lengkap tanpa adanya unsur feminism dan semangat perlawanan terhadap patriarki yang terus dibunyikan. Marlina menjadi sebuah personifikasi perempuan kuat dan tangguh dalam gayanya sendiri tanpa harus dibalut dengan kesan drama yang gila-gilaan atau kesan melankolis yang mengharu biru.
Marlina seolah merepresentasikan bahwa perempuan juga mempunyai haknya sendiri dan tidak mau menjadi sosok yang lemah di mata laki-laki dan itu ditunjukkan di beberapa adegan di mana Marlina terus menjaga ketenangannya ketika bertemu laki-laki yang hendak bermaksud tidak baik terhadap dirinya.
Semangat perlawanan terhadap patriarki – sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan ditunjukkan terus menerus sepanjang cerita.
Di dalam Marlina seorang laki-laki bisa saja menjadi tunduk ketika ia dihadapkan di dalam sebuah situasi di mana perempuan mendominasi keadaan.
Marlina juga menghapus mitos bahwa laki-laki harus selalu kuat dalam berbagai macam situasi dan ditunjukkan dengan berbagai macam situasi dimana sekuat-kuatnya lelaki ada saatnya mereka harus menangis atau menyerah kepada perempuan.
[read_more id="338469"]
Pengembangan karakter Marlina dan bagaimana dia menghadapi situasi tersebut membuat tema feminism dan anti patriarki tersebut dibawakan secara tidak cheesy dan bagus. Marlina mampu membawakan tema penting ini ke dalam medium film dengan sangat maksimal dan tanpa cela.
Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak memang terasa “menipu” penontonnya dengan semangat thriller yang disajikan di awal tetapi seiring berjalannya cerita Marlina secara pasti membawakan temanya yang sebenarnya yaitu feminisme tanpa harus terkesan menggurui atau memaksakan. Marlina mampu membawa pesan cerita yang powerful dengan tenang dan meyakinkan.
Diedit oleh Doni Jaelani