Review In the Heights, Drama Musikal Latin yang Indah dan Memesona

Sebuah kisah menarik dari lingkungan Amerika

Review In the Heights, Drama Musikal Latin yang Indah dan Memesona

In the Heights diangkat dari drama musikal yang dibuat dan ditulis oleh Lin-Manuel Miranda serta Quiara Alegría Hudes. Drama tersebut digelar di tahun 2005, 2007, dan 2008. Drama musikal ini memperoleh empat penghargaan Tony Awards, termasuk untuk kategori musik terbaik.

Pada tahun 2016 sutradara Crazy Rich Asians, Jon M. Chu ditunjuk oleh Warner Bros untuk menangani versi adaptasi Hollywood dari In the Heights. Film ini seharusnya sudah tayang di tahun 2020, tetapi karena COVID-19 penayangannya ditunda hingga 2021.

1. Kisah dua babak

Review In the Heights, Drama Musikal Latin yang Indah dan MemesonaDok. Warner

Seperti drama aslinya, kisah In the Heights versi film diceritakan dalam dua babak. Babak pertama dimulai sebelum blackout, sedangkan babak kedua setelah blackout berlangsung selama berhari-hari di Washington Heights.

Pada babak pertama cerita In the Heights, kamu akan disuguhi latar belakang orang-orang yang terlibat di alur utama.

Ada Usnavi de la Vega (Anthony Ramos) pemilik Bodega (minimarket kecil) di komunitas latin yang berada di Washington Heights. Dia bermimpi untuk pulang ke Republik Dominika demi mendirikan sebuah bar di pinggir pantai yang pada awalnya dimiliki oleh sang ayah. Cita-citanya ini didukung oleh ‘Abuela’ Claudia (Olga Merediz), seorang nenek yang membesarkan dirinya dari kecil.

Selain Usnavi ada pula Nina Rosario (Leslie Grace) yang kembali ke Washington Heights karena tidak mau melanjutkan kuliah di kampusnya yang bergengsi. Begitupun Vanessa (Melissa Barrera) yang sangat ingin pindah dari Washington Heights karena ingin berkarir di dunia fashion. Pada intinya orang-orang di kota ini mencari El Suenito atau impian kecil masing-masing.

Pergulatan mereka dengan nasib terus berlangsung hingga ke babak ke dua. Di mana blackout terjadi di Washington Heights, sementara semakin banyak masalah yang datang ke mereka secara silih berganti.

Baca Juga: Inilah 7 Film Hollywood yang Merusak Karier Sutradaranya!  

2. Bernyanyi sambil bercerita

Review In the Heights, Drama Musikal Latin yang Indah dan MemesonaDok. Warner

Sebagai drama musikal, In the Heights menceritakan latar atau kondisi emosi masing-masing karakter lewat musik salsa khas Latin dengan paduan R&B, hip-hop, dan pop. Plus tarian yang enerjik dan sensual berkat budaya latin yang menjadi akar identitas para karakter utama yang terlibat di setiap adegan.

Kebanyakan musik di In The Heights muncul dari mulut Usnavi, menjadikan dirinya sebagai karakter utama yang mengatur muncul tidaknya sebuah lagu di dalam adegan. Musik-musik yang dinyanyikan di dalam film dibuat oleh Lin-Manuel Miranda yang ikut berperan sebagai Piragua, atau tukang es serut keliling.

In the Heights sebenarnya memiliki inti kisah yang mirip-mirip dengan Hamilton, karena keduanya sama-sama mengangkat rasisme sebagai isu utama. Tapi In the Heights memilih rute lain yang lebih ringan dan menghibur. Hasilnya film ini jadi lebih mudah diterima ketimbang Hamilton yang lebih menitikberatkan pada pembahasan politik di kongres Amerika.

Sepertinya Jon M. Chu memang ingin menjadikan film ini sebagai hiburan murni yang fokus pada kehangatan, rasa nyaman, dan keharuan. Menjadikan semua penonton bisa menikmati kisah In the Heights tanpa harus banyak berpikir hingga mengernyitkan dahi.

3. Akting kelas atas

Review In the Heights, Drama Musikal Latin yang Indah dan MemesonaDok. Warner

Walaupun film ini tidak dipenuhi dengan bintang latin Hollywood kelas A, tapi para pemainnya justru menampilkan performa yang luar biasa apik. Ternyata para aktor dan aktris yang terlibat di In the Heights merupakan nama-nama besar di teater, serial, atau film-film berbahasa Spanyol.

Anthony Ramos patut diacungi jempol sebagai protagonis yang selalu optimis meski agak polos untuk urusan percintaan. Padahal jelas-jelas Melissa Barrera udah ngasih kode keras sepanjang film. Chemistry keduanya patut diacungi jempol dan sangat believable hingga akhir film.

Selain pasangan utama Usnavi dan Vanessa, hadir pula Leslie Grace dan Corey Hawkins yang berperan sebagai Nina dan Benny. Keduanya memiliki kisah cintanya sendiri dan tarik-menarik kepentingan yang membuat masalah mereka jadi lebih rumit.

Beberapa karakter sampingan juga dibuat sangat luar biasa menghibur. Seperti misalnya trio salon rempong yang terdiri dari Daniela (Daphne Rubin-Vega), Carla (Stephanie Beatriz), dan Cuca (Dascha Polanco). Ketiganya menjadi penyebar gosip utama di Washington Heights.

Untunglah kita juga tetap disuguhi beberapa kata-kata bijak yang datang dari mulut ‘Abuela’ Claudia (Olga Merediz). Sosoknya yang keibuan menjadikan dirinya sebagai tokoh sampingan yang menjadi panutan semua orang-orang di Washington Heights.

4. Kesimpulan

Review In the Heights, Drama Musikal Latin yang Indah dan MemesonaDok. Warner

Sepertinya sudah lama kami tidak menyaksikan film musikal, apalagi yang memiliki tema Latin Amerika. In the Heights merupakan sebuah film musim panas yang ringan tapi tetap menghibur dan memiliki wejangan-wejangan kecil di sana-sini.

Kisahnya yang membumi, menjadikan film ini layak untuk mendapat nilai 4 dari 5 bintang review. Jelas bukan film yang bisa dinikmati oleh semua orang, tetapi sekali saja kamu terjun ke dalamnya, kamu akan sulit lupa dengan semua musik dan kisah ringan yang terjadi di Washington Heights.

Seperti biasa, kami menyarankan untuk menonton film ini di bioskop kesayangan kamu. Tapi jangan lupa untuk selalu mematuhi protokol kesehatan. Sebab kamu masih harus melalui hari-harimu sambil berjoget dan bernyanyi.

https://www.youtube.com/embed/LrtOIg5vvrc

Baca Juga: Dua Film Rurouni Kenshin Puncaki Box Office Jepang Bersamaan!

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU