Review Creed 3, Kembalinya Teman Lama dengan Dendam Lama
Creed bertemu dengan Damian yang merupakan teman masa kecil
Tidak banyak spin-off yang berhasil di Hollywood. Apalagi kalau spin-off tersebut benar-benar dibuat seperti melanjutkan kisah utama, plus menggeser fungsi sang karakter utama dengan cara yang sangat halus dan terhormat. Creed merupakan salah satu dari spin-off jarang tersebut.
Digarap pertama kali di tahun 2015, Creed berhasil melanjutkan legenda Rocky Balboa tanpa membuat Sylvester Stallone kembali naik ke atas ring. Dari situ generasi kedua dari sasana tinju Hollywood dilanjutkan oleh Adonis Creed, dan kemudian diikuti juga oleh anak dari musuh-musuh lama Rocky.
Pada tahun 2023 ini kita kembali disuguhi Creed 3, yang kali ini disutradarai oleh Michael B. Jordan sendiri.
1. Teman lama yang kembali muncul
Film ini melanjutkan peristiwa Creed II (2018) yang mengisahkan pertarungan Adonis Creed (Michael B. Jordan) melawan Viktor Drago (Florian Munteanu). Laga tersebut dimenangkan oleh Adonis usai pertandingan panjang hingga ronde 10.
Adonis Creed kemudian berada di puncak karier usai mendominasi dunia tinju. Ia juga hidup bahagia bersama keluarga setelah berdamai dengan beban di masa lalu. Namun, kehidupan Adonis yang mapan itu tidak bertahan lama. Suatu hari, ia bertemu dengan Damian (Jonathan Majors) yang baru saja keluar dari penjara setelah menjalani masa tahanan selama bertahun-tahun.
Damian merupakan sahabat lama yang begitu dekat dengan Adonis Creed semasa kecil. Mereka lalu terpisah saat beranjak dewasa, terutama setelah Damian ditahan di penjara. Pertemuan itu berujung pada Damian menantang Adonis untuk berlaga di atas ring tinju. Damian merasa dirinya masih layak untuk bertarung sehingga tak ragu mengajak Adonis bertanding. Sebagai seorang jawara, Adonis mengiyakan tantangan itu meski datang dari sahabat sendiri. Pertandingan tersebut juga lebih dari sekadar laga di antara sahabat lama.
Adonis Creed rela mempertaruhkan karir dan masa depannya untuk melawan Damian yang tidak memiliki catatan tinju profesional. Sementara itu, Damian siap bertarung tanpa beban sebagai seorang 'underdog', status yang dulu sempat menjadi milik Adonis.
Baca Juga: Review Ambush, Pertempuran Sengit Aaron Eckhart Melawan Vietcong
2. "Lu jual gue beli"
Tema cerita Creed masih berputar di masalah jual beli pukulan dan harga diri kaum pria. Bisa dibilang, tema utama film ini adalah “lu jual, gue beli”. Meskipun disisipi dengan berbagai latar belakang masalah yang menjadi landasan cerita. Tetapi entah kenapa kami malah tidak merasakan keterikatan yang mendalam terhadap konflik yang menyebabkan Damian dendam terhadap Adonis.
Justru dari konflik tersebut kami jadi menilai kalau film Creed itu memulai segala sesuatunya dari berbagai hal yang sederhana, tapi memvisualisasikannya dengan cara yang sangat spesial dan detail. Mirip dengan cara James Cameron dalam membuat film.
Detail luar biasa tersebut terlihat jelas ketika sesi bertinju dimulai. Meskipun adegan tinjunya tidak sebanyak Creed sebelumnya, tetapi satu adegan tinju utama tersebut benar-benar memanjakan mata. Berbagai efek pukulan digambarkan dengan sangat dahsyat, baik itu dari sisi gerakan maupun suara.
Meskipun sejatinya kami juga tidak yakin kalau ada orang yang bisa bertahan satu ronde dengan banyaknya tinjuan bersuara keras yang dilontarkan ke arah kepala.
3. Creed Final Round
Untuk pertama kalinya kami tidak melihat sosok Sylvester Stallone di Rocky universe. Dan entah mengapa perubahan ini terasa menyenangkan. Mungkin apa yang dilakukan Stallone di Creed bisa ditiru oleh franchise lainnya. Seperti misalnya Terminator yang entah mengapa masih ngotot memasukan sosok gubernur California yang sudah tidak fit dan terlalu tua.
Creed 3 bisa kami ganjar dengan nilai 4,2 dari 5 bintang review. Istimewa tetapi terlalu sederhana sehingga kami bisa saja lupa dengan cerita Creed 3 dalam hitungan jam. Seandainya cerita film ini dikembangkan dengan lebih baik. Pasti kami akan memberikan nilai sempurna untuk pertarungan Black Panther vs Kang ini (eh, salah universe).
Baca Juga: Review Missing, Saatnya Menjadi Detektif Melalui Layar Komputer