Menyaksikan
Mary Poppins Returns
seperti melihat kembali kenangan masa kecil kami. Kenangan tersebut kembali timbul karena di awal film kami disuguhi adegan Mary Poppins turun dari langit yang sangat ikonik.
Sosok Julie Andrews digantikan oleh Emily Blunt. Perubahan ini jelas sangat menarik perhatian, berkat garis dan raut wajah yang sangat berbeda. Bisa dibilang Julie Andrews memiliki paras yang lebih bersahabat ketimbang Emily Blunt yang terkesan elegan tapi dingin.
Yah
, pada kasus ini kami tidak bisa menyalahkan siapa-siapa, sebab mode berpakaian memang sudah berubah, begitupun dengan evolusi raut wajah.

Yang jelas Emily Blunt menampilkan sosok Mary Poppins yang lebih segar, dan lebih mudah diterima oleh penonton modern yang menyaksikan film ini.
Membahas urusan akting, kami tidak menemukan keluhan yang berarti di sana-sini. Semuanya berjalan dengan pakem
Mary Poppins
lawas, dimana performa pemeran anak-anak lebih ditonjolkan ketimbang aktor dewasanya. Untungnya Pixie Davies, Nathanael Saleh, dan Joel Dawson, mampu membawakan peran mereka dengan sangat baik. Hasilnya mereka terlihat sebagai anak-anak Banks yang jauh lebih dewasa ketimbang orang tua mereka.

Kami sempat menemukan sedikit
chemistry
antara Jane dan Jack yang diperankan oleh Lin-Manuel Miranda. Namun tampaknya hubungan tersebut dibuat sekilas saja sehingga tidak menjadi bagian penting cerita ataupun memperoleh plot khusus.
Musik selalu menjadi bagian penting dari
Mary Poppins
begitupun di
Mary Poppins Returns
. Sayangnya kali ini kami tidak berhasil menemukan satupun
track
yang sangat berkesan di dalamnya. Berbeda dengan
Mary Poppins
yang membuat kami mencari tahu arti kata “Supercalifragilisticexpialidocious" atau bersenandung “A Spoonful of Sugar” saat merapikan kamar.

Paling satu-satunya lagu yang cukup menempel di otak kami hanyalah bagian “Overtrue,” itupun karena beberapa bagiannya terasa seperti sebuah
recycle
dari
track Mary Poppins
orisinil.
Dari sisi animasi, teknologi modern telah meningkatkan seluruh kualitas animasi dan
visual effect
yang hadir di
Mary Poppins Returns
. Semua transisi berjalan dengan mewah dan penuh warna, bisa dibilang tidak ada cela sedikitpun pada bagian ini.

Ingin rasanya kami berkelana ke masa lalu dan menunjukkan kualitas animasi
Mary Poppins Returns
pada Travers yang notabene sangat membenci animasi. Hanya sekedar untuk membuka matanya terhadap potensi animasi dalam dunia hiburan. Sayangnya, mungkin kami akan berakhir dengan dituntut beliau, karena sejatinya dia tidak mengijinkan adanya sekuel dari
Mary Poppins
.