Inilah Alasan Sutradara Slumdog Millionaire Dapat Kembalikan Kejayaan James Bond!
Dapatkah Danny Boyle mengembalikan kejayaan agen cool James Bond seperti saat ia menyutradarai film sensasional Slumdog Millionaire?
Masa kejayaan James Bond boleh jadi telah lewat, namun pesonanya masih melekat erat di ingatan penonton di seluruh dunia. Jika orang kita ditanya karakter mata-mata apa yang paling dikenang dalam film, mereka mungkin akan menjawab Jason Bourne atau Ethan Hunt. Namun, mereka berdua masih belum bisa melewati kepopuleran dan pengaruh James Bond.
James Bond adalah salah satu waralaba paling mewah yang pernah dimiliki Hollywood hingga saat ini. Dari perjalanan panjangnya selama 56 tahun, ia telah mendapat keuntungan sampai $6 juta atau sekitar Rp82 triliun.
Sayangnya, waralaba ini boleh dibilang punya masalah utama: masa kejayaan James Bond telah lewat. Satu dari lima film paling menguntungkan James Bond (juga dihitung tingkat inflasinya) pascatahun 1980 hanya satu: Skyfall (Sam Mendes, 2012). Menurut The Washington Post, penonton waralaba ini sudah semakin tua.
Pemilihan Danny Boyle sebagai sutradara memang bukan berita baru, namun masih tetap mengejutkan. Pasalnya, Boyle belum pernah membikin film bergenre aksi-petualangan dengan budget raksasa seperti film-film James Bond.
Tidak pernah bukan berarti nol pengalaman, sebab Boyle sudah menyutradarai film-film populer sebelum ini. Ia mengejutkan dunia lewat Slumdog Millionaire yang sensasional itu dan berhasil menyabet 10 nominasi Oscar dan memenangi 8 di antaranya, termasuk Sutradara Terpuji.
Sayangnya setelah itu, film-film Boyle jarang sukses secara komersil. Trance (2013) hanya meraih pendapatan kotor $24 juta dengan budget $20 juta. Steve Jobs (2015) juga bernasib mirip. Paling hanya 127 Hours (2010) yang berhasil meraih $60,7 juta dari budget $18 juta.
Boyle barangkali bisa napas baru untuk mengembalikan kejayaan James Bond. Ia dikenal karena gaya menyutradarainya yang elektrik lewat gambar-gambarnya yang rajin bergerak dan penggunaan musik elektronik. Kita tunggu saja bagaimana ia bisa mengkombinasikan gaya khasnya tersebut dengan karakteristik James Bond yang jentelmen dan berkelas.
Danny Boyle dan Daniel Craig.[/caption]
Selain persoalan gaya, pemilihan Danny Boyle sebagai sutradara film terbaru James Bond juga terkait dengan performa unik film James Bond dalam hal box office. Seperti dilansir dari The Washington Post, film James Bond yang disutradarai oleh sutradara baru biasanya sukses besar.
Tiga dari empat film James Bond paling menguntungkan sepanjang sejarah disutradarai oleh sutradara baru. Film-film tersebut adalah Goldfinger (1964), Skyfall (2012), dan You Only Live Twice (1967).
Sementara itu berkebalikan dengannya, empat dari film paling sedikit menguntungkan datang dari sutradara yang pernah membuat film James Bond sebelumnya. Film-film tersebut adalah License to Kill (1989), The Man with the Golden Sun (1974), The Living Daylights (1987), dan A View to a Kill (1985).
Data statistik tersebut belum bisa menjamin film terbaru James Bond yang (seandainya berhasil) disutradarai Danny Boyle ini akan sukses besar. Kita sebaiknya menunggu sambil memperhatikan gebrakan apa yang akan dibikin Boyle, sama seperti Sam Mendes ketika mengubah image James Bond menjadi lebih rapuh dan lebih kompleks emosinya di dua film terakhir.
Demikian analisis mengapa Danny Boyle berpotensi mengembalikan kejayaan James Bond. Bagaimana menurutmu?
Diedit oleh Fachrul Razi