Review Jupiter Ascending: Aksi Gaya The Matrix, Epik Gaya Cloud Atlas!

Film aneh bin ajaib gaya MTV lainnya, seperti untuk remaja, tapi baru aman ditonton Citizen yang sudah dewasa.

Review Jupiter Ascending: Aksi Gaya The Matrix, Epik Gaya Cloud Atlas!

 

Review Jupiter Ascending: Aksi Gaya The Matrix, Epik Gaya Cloud Atlas!

Walau tampil menawan seperti The Matrix, Jupiter Ascending tidak membawakan pesan moral yang mendalam seperti di dalam Cloud Atlas.

Film ini memiliki dana yang tidak sedikit dan sempat digemborkan untuk menjadi film terlaris, namun ternyata visual dan spesial efek berkualitas dari film ini berakhir tanpa memberikan bekas berarti. Setidaknya satu hal yang paling saya suka dari film ini adalah banyaknya pertarungan seru. Jadi biarpun alur ceritanya cukup mudah ditebak dan kisah cinta para pemeran utamanya yang agak diburu-buru, film dengan cakupan dunia dan karakter yang kompleks dan luas seperti ini seharusnya bisa dibuat lebih sarat akan pesan moral.

Sinopsis

Jupiter Jones (Mila Kunis) lahir di bawah langit malam, dengan tanda-tanda yang meramalkan bahwa ia ditakdirkan untuk hal-hal besar. Setelah dewasa, Jupiter bermimpi menggapai langit, tetapi dirinya bangun untuk mendapati kenyataan pahit bahwa dirinya hanya seorang pembersih toilet dan punya masalah yang tidak pernah ada ujungnya. Ketika Jupiter bertemu dengan Caine (Channing Tatum) seorang pemburu yang juga mantan anggota militer dengan gen yang direkayasa dari planet lain, Jupiter baru menyadari dirinya ternyata sosok penting di alam semesta, dialah calon Ratu dari seluruh planet yang ada di alam semesta. Hanya saja jalan Jupiter menjadi Ratu tidaklah mudah saat pemimpin Galaksi yang sedang berkuasa menginginkan Jupiter mati.

Review

Saya harus katakan film ini tergolong berbeda dengan film-film fiksi ilmiah lainnya. Film ini mengangkat cerita yang berbau telenovela yang penuh dengan unsur intrik dan drama lalu dibumbui dengan sederet aksi petualangan. Selain itu, saya tidak akan mengambil pusing dengan alur cerita yang simpel dan tidak melenceng ke mana-mana. Film ini memberikan bagaimana sang sutradara mengkritik secara ringan akan kehidupan birokrasi yang lucu dan bertele-tele. Sayang penggambarannya sama dengan birokrasi yang ada di bumi seolah-olah makhluk luar angkasa adalah manusia ketimbang alien, membuat film ini menjadi penuh visual dan spesial efek yang tidak main-main namun ceritanya tidak jauh dari kehidupan manusia sehari-hari.

Ada banyak kekurangan dalam film ini, terutama korelasi momen yang satu dengan momen selanjutnya. Meskipun terdapat dialog-dialog yang diharapkan memancing tawa penonton, hal ini tidak terlalu berhasil bagi saya pribadi. Yang pasti, film ini setidaknya menyuguhkan peperangan seru dengan senjata dan kendaraan canggih yang futuristik. Saya dimanjakan dengan penampilan menawan sekali. Sang sutradara memang terkenal dengan detail dan nilai estetika mereka pada visualisasi yang memanjakan mata. Pada akhirnya, satu persatu halangan dan rintangan di film ini pun terlewati. Saya acungi jempol untuk sang sutradara dalam mengatur penampilan setiap aktornya, pesawat, dan bangunan luar angkasa yang seperti terinspirasi dari era kuno di bumi.

Kesimpulan

Film ini seharusnya bisa dibuat lebih baik. Kental akan aksi tapi dangkal di isi, membuat alur cerita yang mudah ditebak. Bahkan tidak ada perkembangan baik dari segi cerita dan karakter. Saya bisa katakan film ini adalah film tanpa plot. Belum lagi film ini tak ubahnya telenovela yang mengambil latar di luar angkasa. Jangan kecewa jika menontonnya karena sudah mencoba mengingatkan. Secara keseluruhan, film ini terselamatkan karena aksi yang memanjakan mata.

Film ini bisa dibuat lebih baik. Jika harus memberikan nilai, maka saya akan memberikan nilai 6/10 pada Jupiter Ascending.

[read_more link="http://www.duniaku.net/2015/02/05/ini-dia-tampilan-brandon-routh-pakai-armor-atom/" title="Ini Dia Tampilan Brandon Routh Pakai Armor Atom!"]

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU