Merger AT&T dan Time Warner Terancam Batal, Bagaimana Nasib DC Extended Universe?
Warner Bros, riwayatmu kini...
Seolah-olah masalah tak mau berhenti menghampiri, potensi gagalnya merger antara T&T dan Time Warner mengancam masa depan waralaba-waralaba milik Warner Bros, termasuk DC Extended Universe.
Beberapa tahun terakhir, Warner Bros benar-benar berada di dalam kondisi yang kurang sehat. Setelah 2015 dan 2016 yang dipenuhi dengan kegagalan finansial ataupun tanggapan kritik yang kurang menyenangkan terhadap film-film rilisan mereka. Tahun 2017 kemarin sedikit membaik lewat kesuksesan luar biasa Wonder Woman dan It, meskipun harus menelan kerugian dengan gagalnya dua film tentpole mereka yaitu Justice League dan King Arthur: Legend of the Sword.
Pada tahun 2016 pula, dikabarkan bahwa salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia yaitu AT&T tertarik untuk membeli Time Warner dengan penawaran setinggi $85 milyar, yang secara otomatis akan membuat mereka memegang hak untuk banyak properti-properti berharga milik Warner seperti DC Films yang beberapa tahun terakhir mengalami kondisi yang juga kurang menyenangkan.
Namun deal tersebut berakhir terhambat, kala Departemen Kehakiman Amerika Serikat menghentikan merger dua perusahaan besar tersebut karena khawatir akan terjadi monopoli produk dan pelayanan dalam skala besar, dan semakin diperparah kala Departemen Kehakiman mengajukan tuntutan kepada AT&T mengenai kasus antipakat untuk menghentikan merger tersebut secara total.
Kendati AT&T optimis akan keberhasilan deal tersebut meskipun dihadang oleh tuntutan dari Kehakiman, agaknya hal tersebut akan sulit menjadi kenyataan, karena berdasarkan laporan dari insider The Wrap, Time Warner berniat untuk menjual dan memecah belah perusahaan mereka bila deal tersebut gagal menjadi kenyataan.
Kabarnya, Time Warner akan menjual Warner Bros, HBO, dan Turner secara terpisah, yang artinya pula nasib DC Films yang berada di tangan mereka juga menjadi terombang-ambing.
Perlu diketahui, meskipun secara bertubi-tubi dihantam oleh kegagalan kritik dan pendapatan finansial yang beragam, Warner masih belum menyerah untuk mengembangkan semesta sinematik DC. Terbukti dengan lancarnya pengembangan film-film seperti Aquaman yang sedang masuk tahap post-production untuk tayang Desember nanti, Shazam! yang tengah memasuki proses syuting, Wonder Woman 2 yang akan memulai produksinya musim panas nanti, dan The Flash yang akhirnya telah menemukan sutradara baru.
Bila kemungkinan terburuk benar-benar terjadi dan Time Warner menjual dan memecah belah diri mereka sendiri, bisa diasumsikan film-film produksi DC akan tetap berada di bawah naungan Warner Bros dan siapapun pihak yang membeli salah satu studio film terbesar di dunia tersebut, mengingat produk-produk DC Entertainment selalu berada di bawah naungan Warner sejak tahun 1970.
Apapun yang terjadi, mari kita berharap produksi film-film DC tidak akan terpengaruh secara signifikan. Berikan tanggapan kalian di bagian komentar!
Diedit oleh Fachrul Razi