5 Alasan Kenapa Kamu Harus Menonton Film Ouija: Origin of Evil
Bagi kamu yang masih ragu untuk menyaksikan film garapan Mike Flanagan ini di bioskop, berikut Duniaku berikan lima alasan kenapa kamu harus menonton film Ouija: Origin of Evil
Bioskop tanah air kembali kedatangan film horor Hollywood. Setelah sebelumnya diajak ketakutan setengah mati oleh The Conjuring 2: The Enfield Portegeist dan dibuat hilang arah dikegelapan lewat film Lights Out, kali ini bagian film Ouija: Origin of Evil yang siap menawarkan sensasi menyeramkan di dalam bioskop.
Namun bagi kamu yang masih ragu untuk menyaksikan film garapan Mike Flanagan ini di bioskop, berikut Duniaku berikan lima alasan kenapa kamu harus menonton film Ouija: Origin of Evil.
[page_break no="1" title="Lebih Baik dari Film Pertamanya"]
Seperti diketahui, Ouija: Origin of Evil merupakan film prekuel Ouija yang dirilis tahun 2014 lalu. Sayang saat itu, Oujia benar-benar kalah telak dari film-film horor yang tayang di tahun sama seperti The Conjuring dan Annabelle. Oujia gagal memaksimalkan tema permainan pemanggilan arwah sehingga mengecewakan penonton.
Oujia: Origin of Evil mungkin bisa menjadi obat mujarab bagi kamu yang sempat dikecewakan oleh film pertamanya. Ouija: Origin of Evil sendiri berlatar pada tahun 60an. Cerita berfokus kepada kehidupan Alice (Elizabeth Reaser) seorang pemanggil arwah bersama dua orang putrinya, Paulina (Annalise Basso) dan Doris (Lulu Wilson).
Agar praktek memanggil arwah semakin menarik, Alice pun membeli sebuah papan permainan bernama Ouija. Namun siapa sangka, papan permainan tersebut malah mendatangkan banyak bencana yang menimpa Alice dan kedua putrinya. Kamu pun sudah bisa mengira bakal seperti apa suasana horor yang disajikan.
[page_break no="2" title="Dicampur Masalah Drama Keluarga"]
Selain tentang papan pemanggil arwah, sebenarnya premis utama film Ouija: Origin of Evil adalah mengenai perjuangan Alice sebagai single parent dari Pulina dan Doris. Tak hanya harus menghidupi kedua anaknya lewat praktik pemanggilan arwah, Alice juga harus menahan rasa penasarannya terhadap keadaan suaminya yang meninggal karena kecelakaan misterius.
Malah jika diperhatikan secara cermat, papan pemanggil arwah Oujia seperti hanya pemanis dari film penuh muatan drama keluarga ini.
[page_break no="3" title="Akting yang Menjanjikan"]
Hampir seluruh pemain yang ada di film ini menyajikan akting yang menjanjikan. Seperti bagaimana chemistry ibu dan anak antara Alice dengan Doris dan Paulina. Elizabeth Reaser membuktikan kualitasnya memerankan seorang ibu yang berstatus single parent.
Namun di antara semuanya, yang perlu mendapat apresiasi tinggi adalah Lulu Wilson. Berperan sebagai Doris, tokoh sentral dari semua kejadian horor dari papan Oujia, Wilson menyajikan penampilan yang menyeramkan namun tidak berlebihan. Terkadang sangat menggemaskan, namun di lain waktu kamu harus menjerit ketika Doris diganggu oleh makhluk gaib.
[page_break no="4" title="Bertepatan dengan Hari Halloween"]
Nuansa horor saat menyaksikan film Ouija: Origin of Evil semakin didukung dengan penayangannya yang bertepatan saat hari Halloween. Seperti kamu ketahui, Hari Halloween identik dengan kisah-kisah menyeramkan dan konon merupakan hari di mana iblis atau setan masuk ke dunia manusia.
Jadi jangan kaget, ketika menonton film ini, kamu akan benar-benar merasakan suasana mistis yang ditawarkan.
[page_break no="5" title="Setannya Lebih Jarang Muncul"]
Entah ini merupakan poin positif atau poin negatif. Bagi para pencinta horor yang menginginkan berbagai jump scare, nampaknya harus sedikit kecewa. Pasalnya film ini, boleh dikatagorikan sebagai film horor yang “ramah” karena sedikitnya kemunculan sang setan.
Tapi meskipun penggambaran si iblis tak sekuat Valak "The Conjuring" atau Diana "Lights Out", kamu masih akan tetap merasakan kengerian berbagai teror yang ada.
[read_more id="273797"]
Nah jadi gak perlu pikir panjang lebar lagi untuk menyaksikan film Ouija: Origin of Evil.
Diedit oleh Arya W. Wibowo