Review The Invisible Man, Kembalinya Dark Universe?
Teror manusia tak kasat mata kembali ke Hollywood!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada tahun 2017 The Mummy dirilis ke bioskop sebagai pembukaan dari Dark Universe milik Universal Pictures. Sayang film tersebut gagal dari sisi kritik dan pendapatan sehingga seluruh proyek Dark Universe ditunda pengembangannya hingga dibatalkan dan dipecah-pecah ke dunia yang lebih kecil.
Tahun ini di The Invisible Man berusaha dibangkitkan kembali oleh Universal Pictures. Menunjuk Leigh Whannell sebagai sutradara, film ini berhasil memberikan serangkaian teror menegangkan yang tidak melibatkan hantu.
1. Adrian Griffin si jenius
Adegan film The Invisible Man dibuka dengan sebuah adegan dramatis yang melibatkan Cecilia Kass (Elisabeth Moss) dan Adrian Griffin (Oliver Jackson-Cohen) yang sedang pingsan. Cecil diperlihatkan berusaha untuk kabur dari rumah besar yang memiliki banyak kamera dan sistem keamanan yang sangat canggih.
Usaha kabur tersebut berjalan dengan sangat intens, tapi penuh dengan perhitungan. Rupanya Cecil sudah tidak tahan lagi untuk hidup bersama Adrian yang sangat jenius tapi gila kontrol, dan sangat ahli memanipulasi orang.
Setelah berhasil kabur, Cecil langsung pergi ke jalan raya. Di sana dia menunggu sang adik, Emily (Harriet Dyer), untuk mejemputnya. Sang adik memang datang, tapi Adrian juga sudah tersadar dan mengejar mereka. Walaupun tidak sempat mencelakai Cecil, Adrian sempat memecahkan kaca mobil Emily saat berusaha menghentikan mobil mereka.
Beberapa minggu kemudian, Cecil tinggal bersama Detektif James Lanier (Aldis Hodge) yang merupakan teman masa kecil Cecil. Selama tinggal dengan sang detektif dan anaknya, Cecil tidak berani keluar rumah sama sekali karena trauma yang dialaminya. Bagi Cecil Adrian bisa muncul dari mana saja untuk melukai atau menculik dirinya.
Tidak berapa lama kemudian Emily datang dan membawa berita kalau Adrian sudah meninggal karena bunuh diri di rumahnya. Selain itu Cecil juga menerima surat wasiat yang dialamatkan ke dirinya. Sebagai satu-satunya orang yang dekat dengan Adrian, Cecil berhak mendapatkan warisan berupa uang dan rumah mewah.
Sayang semua tidak berjalan mudah, sebab sejak saat itu Cecil merasa seperti diikuti oleh seseorang yang tidak kasat mata. Dugaan ini semakin kuat, saat Cecil melihat berbagai pertanda yang menunjukkan kalau Adrian masih hidup dan berhasil menemukan cara untuk menghilang.
2. Teror menegangkan yang tidak melibatkan hantu
Sepanjang film ini kamu akan disuguhi bagaimana Cecil diteror oleh Adrian. Mulai dari dia sendiri tidak percaya dengan apa yang dia lihat, hingga akhirnya Cecil memaksa semua orang untuk ikut melihat apa yang dia lihat. Proses tersebut berjalan dengan sangat epik dan penuh dengan adrenaline rush.
Sejatinya adegan untuk meyakinkan orang lain bahwa dirinya tidak “gila” merupakan hal yang lumrah bagi film-film dengan tema invisible terror atau mistis. Tapi entah mengapa di film ini kami jauh lebih gemas dari biasanya. Pasalnya berbagai teror diletakkan dengan posisi yang mudah ketebak, sementara beberapa yang lainnya cukup mengejutkan.
Leigh Whannell mengganti ramuan aneh atau percobaan ilmiah dengan teknologi optikal. Hasilnya film ini memiliki plot yang lebih ampuh, mudah diterima, dan masuk akal, ketimbang Hollow Man atau bahkan The Invisible Man klasik yang merupakan film cult.
Musik yang dihadirkan oleh The Invisible Man juga cukup impresif, walaupun ada beberapa momen yang sangat overbearing. Rasanya kami kerap mendengar nada-nada tinggi yang diletakkan sembarangan untuk mendramatisir beberapa momen penting yang disuguhkan ke hadapan penonton.
Saking seringnya nada-nada tinggi tersebut, kami sampai bisa menebak semua plot yang muncul di akhir film. Hasilnya film ini jadi jauh lebih gampang untuk diikuti dan cocok untuk ditonton kapan saja, layaknya popcorn movie.
Baca Juga: Review Sonic The Hedgehog, Film Adaptasi Game yang Solid!
3. Akting adalah segalanya
Saat pertama kali kami mendengar nama Elisabeth Moss, hal pertama yang terlintas adalah film Us karya sutradara favorit kami, Jordan Peele. Yang jadi pertanyaan di sini adalah, mengapa film ini memilih Elisabeth Moss yang terasa kurang menarik untuk menjadi seorang istri yang diteror oleh suami psikopat yang tak kasat mata?
Jawabannya ternyata ada di naskah film The Invisible Man itu sendiri. Cecilia Kass digambarkan sebagai wanita biasa saja yang hadir ke dalam kehidupan Adrian Griffin yang glamor dan bergelimang harta. Seharusnya Adrian bisa memilih wanita yang jauh lebih cantik dari Cecil, tapi hal ini tidak dia lakukan.
Pada kenyataannya Adrian tertarik pada Cecil karena dia tidak berhasil mengontrol Cecil. Bagi Cecil, Adrian yang tampan dan kaya adalah impian satu malam yang sulit digapai. Cecil bisa meninggalkan Adrian kapan saja tanpa ada usaha untuk menyenangkan Adrian, dan hal inilah yang dibenci Adrian sebagai psikopat narsistik yang suka mengendalikan orang.
Akting Elisabeth Moss di film ini juga cukup meyakinkan, beberapa bagian aktingnya mampu memperlihatkan seberapa rentan dirinya bila dibandingkan dengan orang normal. Mungkin satu-satunya kelebihan Cecil dibandingkan orang lain ketika menghadapi Adrian adalah, dia mengetahui tabiat suaminya luar dalam sementara orang lain tidak.
4. Kesimpulan akhir? Lumayan!
The Invisible Man merupakan sebuah horror-flick yang saat ini cukup langka di Hollywood. Pembaharuan dan plotnya yang mengalir lancar membuat film ini jadi sangat menarik dan berhak untuk mendapatkan 3,5 dari 5 bintang review yang biasa kami berikan.
Sebagai film dengan budget sangat rendah, The Invisible Man menghadirkan berbagai hal yang dibutuhkan oleh Dark Universe. Tapi sayang menurut isu yang beredar film ini tidak akan ambil bagian dari Dark Universe yang memang sudah dibubarkan. Walaupun begitu The Invisible Man akan mendapatkan sebuah tie-in yang berjudul The Invisible Woman yang bakal digarap oleh Elizabeth Banks.
Baca Juga: Biar Gak Bingung, Ini 5 Perbedaan Horor dan Thriller!