Review Ip Man 4: The Finale, Babak Akhir Ip Man Sang Master Wing Chun
Petualangan terakhir Ip Man di negara Amerika
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
11 tahun yang lalu, Donnie Yen berhasil menghidupkan sosok master Yip Man (Ip Man) yang legendaris. Guru dari Bruce Lee ini mengenalkan salah satu aliran bela diri yang merupakan percabangan Wushu bernama Wing Chun ke layar lebar.
Gerakan Wing Chun yang terkesan sederhana tapi efektif, menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton Indonesia. Sejak saat itu perguruan Wing Chun mulai menjamur di Indonesia, begitupun dengan filmnya yang digarap hingga empat judul dengan satu buah spin-off yang menghadirkan sosok Cheung Tin Chi.
1. Perjalanan master Ip ke Amerika
Kalau kamu membaca review ini ada kemungkinan besar kamu sudah menonton Ip Man 3. Pada film tersebut diceritakan kalau istri Ip Man, Cheung Wing-sing meninggal dunia karena kanker. Sejak saat itu Ip Man hidup bersama sang anak semata wayangnya Jin.
Sebagai seorang ayah, Ip Man sangat menginginkan sang anak mendapatkan pendidikan terbaik. Untuk itu dia terbang ke Amerika dan menitipkan Jin pada Bob (Kent Cheng). Di Amerika Ip Man disambut oleh Ming (Jim Liu) yang kebetulan dipindahkan ke Amerika oleh kantornya.
Untuk menyekolahkan sang anak Ip Man harus mendapat surat rekomendasi dari Wan Zong Hua (Wu Yue) yang merupakan pendiri perkumpulan orang Tiongkok di Amerika, sekaligus guru bela diri Taichi. Sayang, keinginan Ip Man untuk mendapatkan surat rekomendasi ditolak oleh Wan. Alasannya karena murid Ip Man yang bernama Bruce Lee menerbitkan buku berbahasa Inggris yang membahas seni bela diri Tiongkok secara detail.
Wan melihat terbitnya buku tersebut sebagai ancaman, sementara Ip Man melihat buku tersebut sebagai pencerahan. Perbedaan pendapat ini menyalakan api permusuhan antara Wan dan Ip Man. Keduanya sama-sama teguh dengan pendiriannya masing-masing sehingga tidak ada kata sepakat di antara keduanya.
Pada sisi lainnya Bruce Lee (Danny Chan) yang merupakan murid langsung dari Ip Man melakukan demonstrasi dan menantang para Karateka setempat. Ip Man yang kala itu duduk di bangku penonton menyaksikan keberhasilan muridnya menarik perhatian orang Amerika untuk menguasai Kung-Fu.
Temu kangen antara Bruce Lee dan Ip Man tidak bisa dihindarkan, tetapi ada banyak musuh yang mengintai mereka berdua.
Baca Juga: Review Spies in Disguise, Ketika Agen Rahasia Berubah Menjadi Merpati
2. Masih dipenuhi dengan koreografi memukau
Seperti biasa, Ip Man 4: The Finale masih dipenuhi dengan koreografi pertarungan yang mewah, terutama di awal-awal film saat master Ip berhadapan dengan Wan. Keduanya memperlihatkan kemampuan dan penguasaan masing-masing aliran bela diri.
Selain pertempuran awal, kamu juga bakal menyaksikan bagaimana Bruce Lee bertarung dengan aliran Jeet Kune Do miliknya. Sebuah aliran bela diri yang meledak-ledak dan sangat menarik untuk ditonton.
Sayang semua koreografi yang sangat baik di awal ini tidak bisa dipertahankan di akhir film. Pasalnya di bagian akhir film kamu akan melihat bagaimana para guru Kung-Fu Tiongkok berhadapan dengan Karateka dari pangkalan militer Amerika. Jujur saja, kami nyaris tidak bisa melihat akar Karate pada pertarungan yang diperlihatkan.
Bagi kami, gaya bertarung para tentara Amerika tersebut lebih mirip Sambo ketimbang Karate. Pasalnya mereka kerap melakukan bantingan, jepitan kaki, dan bergulat, ketimbang melakukan pukulan dan tendangan yang lazimnya digunakan para Karateka. Kami tahu kalau Karate juga mengenal bantingan, tetapi jepitan kaki di tanah?
Selain gaya Karate yang mirip Sambo, kamu juga bakal menemukan kalau gerakan Taichi yang digunakan oleh Wan, memiliki akar Bajiquan. Mungkin hal ini terjadi karena akar gerakan keduanya memang mirip-mirip walau bertolak belakang.
3. Musuh yang sangat komikal
Kalau kamu mengharapkan akting kelas atas di Ip Man 4: The Finale, mungkin kamu harus menukar tiketmu. Pasalnya Ip Man 4: The Final memiliki kualitas akting yang terbilang sangat payah.
Scott Adkins yang menjadi antagonis utama, berakting layaknya Arnold Schwarzenegger di Batman & Robin. Terkadang kamu akan melihat muka Scott menyeringai tidak jelas sambil mengucapkan dialog yang komikal. Selain Scott, kamu juga bakal menemukan kalau semua konflik yang tampil di Ip Man 4: The Finale tidak memiliki pondasi yang kuat apalagi urgensi.
Lebih gilanya lagi, di film ini diperlihatkan kalau Amerika sangat membangga-banggakan budaya dan ekonomi yang mereka miliki. Tetapi mereka menggunakan Karate sebagai seni bela diri utama mereka di militer. Jadinya terkesan sangat ironis antara ucapan dan bela diri yang mereka gunakan.
Rasanya kami bisa saja tertidur di tengah-tengah cerita, dan terbangun hanya untuk menyaksikan Donnie Yen bertarung dengan para pengguna Sambo tersebut. Eh, maksud kami Karateka.
4. Masih adakah Wing Chun di antara kita?
Kalau poin nomor empat ini yang dimaksud adalah kesimpulan, maka kami menjawabnya dengan satu kata saja. Jelas!
Di balik buruknya penulisan skenario dan dialog, kamu masih mendapatkan pertarungan yang cukup seru dan sebuah akhir yang mengesankan. Apalagi dalam film ini kamu bisa melihat Bruce Lee yang menendang musuhnya, bukan menendang rokok atau segelas air yang dilontarkan sang guru.
Bagi kami Ip Man 4: The Finale ini masih layak untuk mendapatkan nilai 3 dari 5 bintang review. Seharusnya bisa lebih dari ini, tetapi sayang banyak faktor lain yang mengganggu sepanjang film.
Baca Juga: Review Bombshell, Saat Skandal Fox News Dijadikan Film Layar Lebar