Impresi Menonton Film di ScreenX, Sebuah Pengalam Baru dari CGV

CGV Indonesia menghadirkan Screen X

IMG_20241122_192337_646 (Small).jpg

CGV Cinemas terus berinovasi di tengah persaingan ketat industri bioskop Tanah Air. Kali ini, mereka memperkenalkan studio ScreenX, sebuah pengalaman sinema dengan layar panorama 270 derajat.

Kehadiran teknologi ini menjadi daya tarik baru bagi penikmat film Indonesia yang menginginkan pengalaman berbeda.

1. Layar 270 Derajat!

IMG_20241122_193626_546 (Small).jpgDok. Duniaku

ScreenX adalah inovasi auditorium bioskop yang memungkinkan penonton merasakan layar tidak hanya di depan, tetapi juga di sisi kanan dan kiri. Dengan format ini, pengalaman menonton menjadi lebih imersif, seolah-olah penonton berada di tengah-tengah adegan film.

Andy Kim, COO CGV Cinemas, menjelaskan bahwa ScreenX memberikan dimensi baru dalam menikmati film. Teknologi ini pertama kali dikembangkan di Korea Selatan pada 2011 dan kini telah tersebar di lebih dari 119 lokasi di lima negara, termasuk Indonesia. Meski menarik, implementasi teknologi ini membutuhkan film dengan format khusus atau penyuntingan tambahan.

Selain itu, format 270 derajat ini tidak akan selalu menyala sepanjang film. Layar yang ada di samping akan menyala di adegan-adegan tertentu yang memiliki format ScreenX. Beberapa adegan khusus ini biasanya memiliki obyek yang tidak terlalu mencolok di tepi layar sehingga bisa ditampilkan tanpa mengganggu konsentrasi dari layar utama. Walaupun begitu, beberapa adegan mengalami distorsi yang aneh, karena mereka melompat dari layar samping ke tengah.

Oh iya, bila kamu penderita Silinder, Anisometropia, atau Vertigo akut, kami tidak merekomendasikan untuk menonton film di ScreeX. Karena format film di ScreenX yang melebar dan memiliki distorsi, bisa menyebabkan mual, pusing, hingga muntah. 

Baca Juga: Review Wicked, Prekuel The Wizard of Oz yang Menarik tapi Melelahkan

2. Tantangan dan Peluang Mengembangkan ScreenX di Indonesia

IMG_20241122_193222_027 (Small).jpgDok. Duniaku

Menghadirkan teknologi ScreenX bukan tanpa tantangan. Salah satu kendala utama adalah ketersediaan film yang kompatibel dengan format ini. Sebagian besar rumah produksi belum memproduksi film dengan format layar panorama 270 derajat.

Manael Sudarman, Head of Marketing CGV Cinemas Indonesia, menjelaskan bahwa untuk film yang tidak memiliki format ScreenX, CGV harus melakukan penyuntingan khusus di kantor pusatnya di Korea Selatan. Proses ini memerlukan persetujuan dari pihak pembuat film, seperti halnya pada teknologi 4DX yang sebelumnya mereka kembangkan.

Namun, Manael optimis bahwa teknologi ini akan diterima dengan baik. Ia menegaskan bahwa CGV ingin terus memberikan pengalaman sinematik berbeda kepada penonton, sesuai dengan positioning mereka, beyond cinema experience.

3. Pengalaman Menonton Wicked di ScreenX

IMG_20241122_193144_566 (Small).jpgDok. Duniaku

Peresmian ScreenX pada 22 November 2024 dimeriahkan dengan penayangan perdana Wicked, adaptasi musikal Broadway. Didukung audio berkualitas tinggi Dolby Atmos, film ini menghadirkan cerita magis tentang persahabatan Elphaba dan Glinda di dunia Oz, lengkap dengan visual yang memukau dan lagu-lagu ikonik yang dibawakan langsung oleh Cynthia Erivo dan Ariana Grande.

Menyaksikan Wicked di ScreenX membuat film ini terasa lebih megah. Lagu-lagu seperti Defying Gravity dan The Wizard and I membuat penonton seolah berada di Broadway, sementara unsur koreografi dan tariannya memberikan sentuhan artistik yang tak terlupakan. Pada intinya Wicked dengan format ScreenX, mampu menonjolkan seluruh elemen menarik yang ada di Wicked.

Penayangan ini menjadi pembuka untuk film-film besar lainnya di ScreenX pada akhir tahun 2024, termasuk Kraven The Hunter, Mufasa: The Lion King, dan Sonic the Hedgehog 3.

4. Masa Depan Industri Film Indonesia

IMG_20241122_193518_411 (Small).jpgDok. Duniaku

Industri bioskop Indonesia kini tengah mengalami transformasi besar. Selain menghadirkan pengalaman unik seperti ScreenX, Velvet Class, dan 4DX, para pemain bioskop juga diharapkan menjangkau wilayah-wilayah yang selama ini belum terlayani layar lebar.

Dengan persaingan yang semakin ketat, konsumen menjadi pihak yang paling diuntungkan. Pengalaman sinematik yang lebih kaya, inovasi teknologi, serta pilihan lokasi bioskop yang lebih luas menjadi nilai tambah bagi masyarakat.

Flix Cinema, Cinemaxx, dan CGV kini menjadi motor penggerak yang dapat mengurangi ketimpangan rasio jumlah layar bioskop di Indonesia. Jika inovasi dan ekspansi terus berlanjut, pasar bioskop Tanah Air memiliki potensi menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara.

Baca Juga: 9 Jenis Studio CGV, Pasti Akan Memanjakan Kalian!

Artikel terkait

ARTIKEL TERBARU