Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Ya Dragon Jadi Revolusioner Bukan Bajak Laut di One Piece?

Dragon berbicara dengan Dr. Vegapunk di Ohara. (dok. Toei Animation/One Piece)
Dragon berbicara dengan Dr. Vegapunk di Ohara. (dok. Toei Animation/One Piece)
Intinya sih...
  • Dragon memilih menjadi Revolusioner untuk menghadirkan keadilan bagi orang lain, bukan hanya mencari kebebasan pribadi atau mengejar ambisi layaknya bajak laut.
  • Kilas balik tragedi God Valley menjelaskan mengapa Dragon akhirnya memilih jalan sebagai Revolusioner, menunjukkan penolakan terhadap "keadilan palsu" yang dijunjung Angkatan Laut.
  • Dragon ingin melindungi orang dan membangun pasukan dengan tujuan jelas: mengguncang dunia dan menjadikan Tenryuubito musuh utama, kontras dengan ayahnya, Garp.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Monkey D. Dragon dan putranya, Monkey D. Luffy, sama-sama dicap sebagai kriminal besar oleh Pemerintah Dunia. Namun, jalan yang mereka tempuh sangat berbeda. Luffy memilih jalur sebagai bajak laut, berlayar bebas di lautan meski kerap terseret ke berbagai masalah besar. Sebaliknya, Dragon justru memimpin Pasukan Revolusioner, sebuah gerakan terorganisir dengan tujuan jelas dan strategi jangka panjang.

Kenapa Dragon tidak menjadi bajak laut seperti putranya, melainkan memilih menjadi revolusioner? Inilah teori dan kemungkinan jawabannya!

1. Perhatikan baik-baik ucapan Dragon ke Kuma di kilas balik

Kuma mengawasi Luffy di Desa Foosha
Kuma mengawasi Luffy di Desa Foosha

Untuk memahami alasan kenapa Dragon memilih menjadi Revolusioner alih-alih bajak laut, kita bisa meninjau kembali dialog penting di bab 1097.

Di sini, terungkap kilas balik ketika Kuma baru saja bergabung dengan Pasukan Revolusioner. Ia penasaran bagaimana Dragon bisa begitu mahir menggunakan senjata. Dragon lalu menjawab bahwa ia pernah menjadi bagian dari Angkatan Laut. Namun, meski berada di institusi yang seharusnya menjunjung keadilan, ia justru tidak menemukan keadilan di sana.

Pernyataan singkat ini membuka banyak hal. Dragon bukanlah sosok yang hanya mencari kebebasan pribadi atau mengejar ambisi layaknya bajak laut. Yang ia cari adalah cara untuk menghadirkan keadilan bagi orang lain. Ironisnya, institusi yang mengaku membela keadilan malah gagal menjawab keyakinannya.

2. Setelah kilas balik bab 1159-1160, kamu akan lebih paham maksud Dragon

Monkey D. Dragon menolong Shanks.jpg
Monkey D. Dragon menolong Shanks. (Dok. Shueisha, Eiichiro Oda/One Piece)

Bab 1159–1160 menghadirkan salah satu momen penting yang menjelaskan mengapa Dragon akhirnya memilih jalan sebagai Revolusioner: ia ternyata hadir di tragedi God Valley.

Dia yang saat itu masih prajurit rendahan dipaksa untuk membantu perburuan manusia yang akan dilakukan Tenryuubito dengan membius para penduduk asli Pulau God Valley.

Kalau dia membangkang? Seluruh skuadnya berisiko dipenggal.

Di titik inilah ucapan Dragon di bab 1097 jadi lebih masuk akal. Bagaimana mungkin seorang pemuda yang masuk Angkatan Laut untuk melindungi rakyat justru diperintahkan menangkap orang tak bersalah agar dijadikan hiburan sadis? Tidak heran jika ia akhirnya menyimpulkan: keadilan sejati tidak pernah ada di sana.

Dragon pun saat itu diam-diam membangkang. Ia menembak Tenryuubito yang hendak membunuh Kuma (tanpa disadari Kuma sendiri), dan bahkan menyelamatkan bayi Figarland Shamrock serta Shanks demi memenuhi permintaan terakhir ibu mereka. Tindakan ini menunjukkan satu hal: bahkan sejak muda, Dragon sudah menolak tunduk pada “keadilan palsu” yang dijunjung Angkatan Laut.

3. Kesimpulan sementara dari situasi ini

Dragon berbicara dengan Dr. Vegapunk di Ohara. (dok. Toei Animation/One Piece)
Dragon berbicara dengan Dr. Vegapunk di Ohara. (dok. Toei Animation/One Piece)

Kalau kamu bertanya kenapa Dragon memilih jalannya sebagai Revolusioner, bukan bajak laut… kilas balik yang sudah kita lihat memberi jawabannya.

Dragon bukan seperti Luffy yang terinspirasi Shanks dan kemudian bercita-cita jadi orang paling bebas di lautan. Sejak awal, Dragon tidak mencari kebebasan pribadi atau kejayaan. Ia ingin melindungi orang. Masalahnya, ia justru menemukan kenyataan pahit: bahkan Angkatan Laut, institusi yang seharusnya jadi pelindung, malah membantu kejahatan Tenryuubito.

Tidak heran jika akhirnya Dragon mengambil keputusan ekstrem: keluar sepenuhnya dari sistem, lalu membangun pasukan yang tujuannya jelas: mengguncang dunia dan menjadikan Tenryuubito musuh utama.

Menariknya, hal ini juga jadi kontras dengan ayahnya, Garp. Garp sama-sama muak pada Tenryuubito, bahkan menolak promosi berkali-kali agar tidak jadi anjing mereka. Namun Garp masih bertahan di dalam sistem yang ia tahu penuh korupsi. Dragon memilih jalan berbeda: bukannya bertahan, ia meninggalkan sistem itu untuk melawannya secara langsung.

Jadi… apakah langkah Dragon ini benar-benar jalan yang lebih efektif dibanding ayahnya? Atau justru membawanya ke bahaya yang jauh lebih besar?

Kalau menurutmu gimana?

Sampaikan pendapatmu di kolom komentar!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us

Latest in Anime & Mange

See More

Berapa Lama Shanks Jadi Pedang Dewa di One Piece?

05 Des 2025, 15:00 WIBAnime & Manga