Kenapa Anime Sekarang Sedikit Jumlah Episode per Season-nya?

Kalau kamu sadar, jumlah episode anime-anime yang tayang pada zaman dulu dan masa kini terpaut cukup jauh. Dulu, kita terbiasa melihat anime yang total episodenya mencapai puluhan bahkan ratusan untuk setiap musimnya. Namun, saat ini jumlah tersebut berkurang drastis menjadi belasan.
Ada alasan jelas mengapa anime masa kini mempunyai jumlah episode yang sedikit, salah satunya sebagai upaya untuk menjaga kualitas. Untuk lebih jelasnya, inilah beberapa alasan kenapa anime sekarang sedikit jumlah episode per season-nya.
1. Adanya strategi split cour untuk mempertahankan kualitas

Alasan pertama mengapa anime sekarang punya total episode yang cenderung sedikit tiap musimnya ialah karena telah diberlakukannya format cour. Dalam konteks anime, cour mengacu pada istilah untuk mengukur durasi serial yang tayang dalam satu musim, yaitu 3 bulan. Biasanya, satu cour ini terdiri dari 12 hingga 13 episode.
Sementara itu, strategi split cour umumnya diterapkan pada anime yang dijadwalkan tayang dalam 24 episode. Contohnya Sakamoto Days yang dibagi dalam 2 cour dan rilis pada 2 musim berbeda.
Dengan menayangkan suatu serial berjumlah episode sedikit, ini akan membantu pihak studio dalam menjaga kualitas produksinya. Apalagi, saat ini saingan mereka tak hanya datang dari sesama anime, tetapi juga aeni dan donghua.
2. Memberi jeda yang cukup dengan materi sumbernya

Saat ini, kebanyakan serial anime populer merupakan hasil adaptasi dari manga atau light novel. Masalahnya, materi sumber tersebut pun biasanya belum tamat alias masih berstatus ongoing. Jadi, alasan anime masa kini punya episode yang singkat ialah demi menciptakan jeda dengan manga atau novel ringan adaptasinya
Dulu, pihak studio biasanya akan memproduksi episode filler sembari memperlebar jarak antara adaptasi anime dengan materi sumbernya. Namun, sepertinya sekarang orang-orang sudah tak begitu menyukai filler karena ceritanya tak berkaitan sama sekali dengan alur utama. Apalagi, filler biasanya tak cukup dengan satu episode.
Kita bisa mengambil contoh dari anime Black Clover yang diadaptasi dari manga karya Yuki Tabata. Anime garapan Studio Pierrot yang tayang perdana pada Oktober 2017 ini terbukti sangat laris. Sayangnya, musim pertamanya perlu dihentikan pada episode ke-170 mengingat jarak antara anime dengan manganya terlalu berdekatan.
3. Antisipasi risiko kerugian

Perlu kamu ketahui, biaya produksi anime untuk tiap episodenya sangat mahal, bahkan bisa mencapai ratusan juta rupiah. Jadi, jangan heran kalau pihak produksi tak mau bertindak gegabah dan mengambil risiko dengan menggarap anime dalam jumlah episode panjang sekaligus.
Studio anime perlu mengantisipasi adanya risiko kerugian. Faktor ini juga bersinggungan dengan dipakainya format cour sebagaimana yang telah disebutkan pada poin sebelumnya.
Jadi, kita bisa anggap 12—13 episode pembuka dari suatu anime sebagai cara untuk mengetes respons dari para penonton. Apabila mendapatkan ulasan yang positif, maka mereka bisa melanjutkan produksi anime terkait. Sebaliknya, mereka pasti perlu mempertimbangkan kembali jika respons yang diterima kurang bagus atau bahkan tak diterima sama sekali.
4. Tren streaming era global

Dulu, serial anime umumnya hanya disiarkan melalui televisi di Jepang. Selanjutnya, negara lain membeli hak siar dari anime terkait untuk ditayangkan di saluran televisi lokal.
Saat ini pun televisi Jepang masih menayangkan anime-anime tertentu. Namun, telah terjadi peralihan di mana tren video on demand (VOD) makin marak dan menjadi pilihan banyak orang.
VOD sendiri mengacu pada layanan yang memungkinkan penggunanya menonton konten video, termasuk anime, secara online maupun offline. Dengan begitu, mereka bisa menonton anime kapan pun dan di mana pun sesuai keinginan.
Faktanya, fenomena on-demand streaming dan gaya menonton favorit kebanyakan orang ini turut mengubah cara kerja dari sisi pihak produksi. Berkat hadirnya platform streaming yang menayangkan anime seperti Crunchyroll, Netflix, Bstation, hingga iQIYI, orang-orang akan lebih mudah menonton anime kesayangannya.
Hal ini juga mendukung mereka yang cenderung lebih suka menonton secara maraton setelah serial anime tamat. Dengan jumlah episode yang sedikit, mereka bisa menamatkan anime terkait sekaligus dan beralih ke tontonan lainnya tanpa menghabiskan lebih banyak waktu.
Nah, itulah beberapa alasan kenapa anime sekarang sedikit jumlah episode per season-nya. Selain biaya produksi, tren streaming global juga turut punya pengaruh, lho.
Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:
Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku


















