6 Hal Unik Soal Kolaborasi Si Juki dengan Black Jack! Indonesia-Jepang

- Kolaborasi pertama karakter komik Indonesia-Jepang dalam satu cerita resmi, bukan fan comic indie.
- Tezuka Productions melihat potensi Si Juki untuk menarik pembaca Indonesia ke karya asli Black Jack.
- Faza Meonk, penggemar Tezuka, berhasil berkolaborasi langsung dengan karakter ciptaan Tezuka setelah agen di Jepang memperkenalkan IP Si Juki kepada Tezuka Productions.
Jakarta, Duniaku.com - Kemarin malam, di Gramedia Jalma, Jakarta ada acara launching buku Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta, diterbitkan oleh Elex Media Komputindo (Kompas Gramedia Group). Untuk pertama kalinya, karakter komik asal Indonesia dan Jepang hadir dalam satu cerita, memadukan humor satir khas Si Juki dengan pesan kemanusiaan yang melekat pada Black Jack.
Faza Meonk mengungkap sejumlah hal menarik mengenai komik ini. Berdasarkan ucapannya dan materi rilis pers, ini enam yang paling menarik perhatian saya!
1. Pertama kalinya karakter komik asal Indonesia dan Jepang hadir dalam satu cerita

Seperti disinggung di awal, ini adalah momen pertama di mana karakter komik Indonesia dan Jepang bertemu dalam satu cerita resmi.
Yep, cerita yang tergolong resmi dan diterbitkan penerbit major. Ini bukan level doujinshi atau fan comic indie.
Karya ini dibuat oleh Faza Meonk, kreator Si Juki, dan disetujui secara resmi oleh Tezuka Productions. Itulah yang membuat kolaborasi ini begitu signifikan dan berbeda dari sekadar crossover biasa.
2. Kenapa Tezuko Productions menyetujui kolab ini?

Berdasarkan rilis pers, Tezuka Productions menegaskan bahwa kolaborasi Si Juki x Black Jack bisa terwujud karena mereka melihat Si Juki sebagai karakter populer yang berpotensi membuat pembaca Indonesia lebih tertarik membaca dan mengoleksi karya asli Black Jack.
“Alasan utama kolaborasi ini adalah karena Si Juki memiliki reputasi dan popularitas tinggi di Indonesia. Selain itu, sang kreator, Faza Meonk, menunjukkan rasa hormat besar terhadap Osamu Tezuka. Kami sangat berharap karya ini diterima dengan baik oleh penggemar Si Juki, sekaligus membangkitkan minat mereka terhadap karya asli Black Jack,” ujar pihak Tezuka Productions.
3. Faza Meonk memang fans Tezuka

Dalam sesi peluncuran Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta, Faza Meonk mengaku bahwa ia memang penggemar Osamu Tezuka.
Ia menyebut telah membaca banyak karya Tezuka, termasuk yang lebih berat seperti Buddha dan Adolf, yang memberinya banyak inspirasi. Bahkan, setiap kali ke Jepang, Faza selalu menyempatkan diri mengunjungi Osamu Tezuka Museum untuk melihat dan mempelajari kehidupan sang legenda.
Meski begitu, Faza mengaku tidak pernah menyangka bisa berkolaborasi langsung dengan karakter ciptaan Tezuka, mengingat reputasi dan legendarisnya karya-karya tersebut. Namun, kenyataannya, kolaborasi itu bisa terwujud juga, dan hasilnya sekarang bisa dinikmati penggemar di Indonesia.
4. Dari sisi Juki, kok bisa kolab ini terwujud?

Faza Meonk menjelaskan bahwa ia memiliki agen di Jepang yang bertugas mengembangkan IP Si Juki untuk pasar sana. Agen ini ternyata memiliki koneksi dengan orang-orang di Tezuka Productions dan memperkenalkan IP Si Juki kepada mereka.
Dari sinilah peluang kolaborasi mulai terbuka. Menariknya, justru Tezuka Productions yang menawarkan, “Mau nggak kolaborasi dengan Black Jack?”
Faza mengaku menerima pesan itu pagi-pagi, baru bangun tidur. “Gemetaran, mau nangis gitu ya,” ujarnya sambil tertawa menceritakan momen tersebut.
Setelah komunikasi intens, kolaborasi akhirnya terwujud, menyatukan dua karakter ikonik dari Indonesia dan Jepang dalam satu cerita.
5. Pengerjaan komik setahun

Pembuatan Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta memakan waktu lebih dari satu tahun, dengan pengawasan langsung dari Tezuka Productions untuk menjaga keaslian karakter Black Jack.
Meski demikian, gaya khas Si Juki tetap diberi ruang, sehingga tercipta perpaduan unik antara humor satir Indonesia dan kedalaman narasi khas manga Jepang.
Unik memang. Saya sempat berasumsi Tezuka Productions akan sangat ketat memastikan Black Jack disajikan sesuai visi mereka. Namun, menurut Faza Meonk dalam sesi launching di Gramedia Jalma, ruang kreasi yang diberikan kali ini lebih lega dari dugaannya.
6. Apakah ada signature style khas Tezuka yang Faza masukkan?

Sebagai penggemar berat Tezuka, wajar jika muncul pertanyaan apakah Faza Meonk memasukkan gaya signature Tezuka dalam ceritanya. Saat sesi Door Stop, Faza menjelaskan:
Secara keseluruhan, komedi yang disajikan tetap khas Si Juki, jadi dari aspek humor pembaca tetap merasakan ciri khas Juki.
Namun, dari sisi visual, pembaca akan menemukan banyak blok-blok hitam ala Black Jack di Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta. Biasanya Si Juki jarang bermain dengan visual seperti ini, tetapi untuk momen kolaborasi ini, Faza ingin mengadaptasi gaya visual Tezuka.
“Kalau kita baca komik Tezuka, style visual blok hitamnya sangat kuat,” kata Faza. Makanya untuk komik kolaborasi ini, dia ingin menyajikan visual yang sedikit berbeda.
Buku Si Juki x Black Jack: Operasi di Kyokarta kini sudah tersedia untuk pembaca di Indonesia, sementara penerbitan di Jepang juga tengah dipersiapkan. Kehadiran kolaborasi ini diharapkan menjadi pintu pembuka bagi kerja sama komik Indonesia-Jepang di masa depan, sekaligus memperkuat posisi komik Indonesia di kancah internasional.
Bagaimana menurutmu soal kolaborasi tak terduga ini? Tulis pendapatmu di kolom komentar!


















