Kesan Pertama Kamen Rider Saber: Pendekar, Buku, dan Cerita Fantasi!
Bagaimana serial Kamen Rider kedua di era Reiwa ini?
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kamen Rider Saber episode pertama sudah tayang! Kira-kira bagaimana kesan pertama setelah menonton aksi Kamen Rider berpedang ini? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut ini!
Buat kalian yang belum menonton, hati-hati ya karena artikel ini akan banyak mengandung spoiler!
1. Misteri yang disuguhkan sejak episode pertama!
Episode pertama Kamen Rider Saber dibuka dengan memberikan misteri yang menarik, yaitu tentang mimpi Kamiyama Touma sang tokoh utama dan ingatannya yang samar.
Sayangnya jika pihak Kamen Rider Saber ingin menekankan pada misteri hilangnya ingatan Touma, penulis merasa mereka kurang berhasil.
Di akhir episode sempat disebutkan bahwa Homo Sapiens atau manusia biasa tak bisa mencabut Seiken alias pedang suci yang dipakai Kamen Rider di serial ini untuk berubah.
Dari sini saja sudah bisa disimpulkan bahwa besar kemungkinan Touma bukan manusia biasa dan berada di pihak yang sama dengan penjaga buku yang diceritakan di awal episode.
Apalagi ditambah dengan mimpi Touma yang jelas-jelas berkaitan dengan pendekar penjaga buku dan pihak Kamen Rider yang baik.
Selain itu masalah hilangnya ingatan Touma, penulis merasa bagian ini kurang diceritakan dengan jelas dalam episode pertama.
Kita hanya melihat sekilas bahwa ada bagian ingatan Touma yang hilang, tapi tidak diceritakan sejauh mana Touma melupakan masa lalunya sehingga kesan bahwa Touma mengalami amnesia masih belum terlalu kuat.
2. Tema dunia fantasi yang menyenangkan!
Jauh berbeda dengan pendahulunya yang bertemakan teknologi, Kamen Rider Saber memiliki tema buku dan dongeng. Sesuai dengan temanya itu, episode pertama Kamen Rider Saber menghadirkan nuansa fantasi yang kental dengan efek yang meriah.
Mulai dari saat Touma menceritakan dongeng Ali Baba pada anak-anak sampai adegan pertarungan di Wonder World, special effect yang digunakan pada episode pertama ini menurut kami berhasil memberikan visualisasi yang indah.
Biasanya untuk menghadirkan efek visual semegah ini, pihak Kamen Rider perlu mengeluarkan dana yang besar sehingga penulis ragu mereka akan menggunakannya berkali-kali dalam serial ini.
Namun, penggunaan gelembung menurut penulis adalah langkah jenius. Ke depannya mungkin mereka akan menggunakan gelembung-gelembung itu sebagai penanda bahwa mereka ada di Wonder World.
Selain itu kehadiran narator yang tampaknya berlatar di Wonder World itu juga merupakan konsep yang jenius, cocok dengan tema buku cerita yang diusung.
Setidaknya saya, punya harapan agar narator ini bukan sekadar pendongeng kisah Kamen Rider Saber dan nantinya akan menjadi karakter penting di dalam cerita.
3. Terlalu banyak mengumbar "janji"?
Sepertinya selain tentang buku, tema yang ingin disampaikan dalam Kamen Rider Saber juga termasuk tentang betapa pentingnya "janji".
Namun, penulis sejujurnya agak merasa terganggu dengan janji-janji Touma yang diucapkan semudah itu dan tanpa diminta. Alih-alih berharga, malah di sini jadi memberi kesan bahwa janji itu "receh".
Mungkin ini juga karena masih episode pertama sehingga Touma belum diperlihatkan memegang janjinya dalam kondisi ekstrem.
Jadi seandainya nanti Touma ternyata tetap berusaha mengabulkan janjinya dalam kondisi apapun di episode-episode berikutnya, bisa jadi pendapat penulis juga akan berubah.
Baca Juga: Review Kamen Rider Zero-One: Sukses Membuka Era Baru?
4. Agak mirip Super Sentai?
Mungkin bukan cuma kami yang mendapatkan kesan Super Sentai saat melihat episode pertama Kamen Rider Saber.
Kurang lebih ada tiga poin yang membuat Kamen Rider Saber mirip dengan serial Super Sentai pada umumnya.
Pertama, monster lawan tiba-tiba menjadi raksasa dengan gaya yang mirip dengan monster-monster di Super Sentai. Kedua saat Henshin, Touma tidak berubah wujud di dunia nyata dan malah diberi cut scene khusus untuk adegan Henshin.
Kebanyakan Kamen Rider tidak memiliki adegan berubah dengan cut scene semacam ini. Malah, biasanya cut scene seperti itu muncul pada serial Super Sentai.
Poin terakhir yang membuat Kamen Rider Saber mirip dengan Super Sentai adalah video ending episode yang menampilkan dansa para aktornya. Jangankan dansa aktor, serial Kamen Rider pada umumnya tidak memiliki videoklip untuk ending.
5. Dansa di akhir episode yang terlalu sulit?
Biasanya di Super Sentai, gerakan dansa para aktornya cenderung mudah untuk dilakukan dan bahkan mirip seperti senam sehingga anak-anak bakal suka menirukannya.
Namun agak berbeda dengan videoklip di akhir Kamen Rider Saber, beberapa gerakan dansa mereka malah terasa sulit untuk ditirukan.
Jika tujuan mereka hanya untuk dipertontonkan saja, maka mereka berhasil. Namun jika mereka ingin membuat gerakan dansa ini populer di kalangan anak-anak Jepang, sepertinya akan sulit.
Musiknya memang ceria, tapi rasanya gerakan dansa di videoklip jadi terkesan percuma. Bahkan Kamen Rider Gaim yang temanya betulan dansa, rasanya gerakan dansa di dalam cerita tidak sesulit ending Kamen Rider Saber ini.
6. Secara keseluruhan?
Secara umum, Kamen Rider Saber belum cukup memancing penulis untuk berharap lebih terhadap serial ini.
Misteri yang diusung pun seakan sudah sedikit terjawab sejak episode pertama, jadi rasa penasaran penulis juga telah banyak berkurang.
Selain itu pesan yang ingin disampaikan pada penonton juga terasa kurang natural dan terkesan dipaksakan, seperti ucapan janji yang diulang-ulang atau tentang buku yang terlalu diagung-agungkan.
Masih perlu menunggu episode-episode selanjutnya agar bisa menilai dengan lebih baik, tapi setidaknya episode pertama ini belum berhasil memberikan kesan yang mendalam pada penulis.
Tapi bagaimana menurut pendapat kalian? Jika kalian memiliki kesan berbeda terhadap episode pertama Kamen Rider Saber ini, coba sampaikan di kolom komentar ya!