Review Kamen Rider Zero-One: Sukses Membuka Era Baru?
Kamen Rider Zero-One resmi tamat! Baguskah?
Serial Kamen Rider Zero-One akhirnya sukses membuka era Reiwa dengan akhir yang memuaskan! Penasaran seperti apa? Simak review Kamen Rider Zero-One dalam artikel berikut!
Jangan lupa bagi kalian yang belum menonton Kamen Rider Zero-One, artikel ini bakal membahas banyak spoiler!
"Hai! Aruto Ja... Naito!"
1. Konsep yang segar dan cerita yang dinamis, tapi ... alurnya berantakan?
Sejak episode pertama, kami sudah merasa bahwa serial Kamen Rider Zero-One memiliki konsep yang unik.
Selain menyuguhkan unsur komedi yang kental, Kamen Rider Zero-One juga memberikan aksi yang tak kalah menarik. Koreografi pertempuran yang begitu mengesankan dan jangan lupa, special effect yang muncul setiap seseorang menggunakan jurusnya.
Kamen Rider Zero-One sukses memanjakan kita yang menyukai adegan pertarungan. Belum lagi jumlah Rider yang tak sedikit, kita benar-benar dimanjakan dengan variasi jurus dan serangan.
Sayangnya secara cerita, Kamen Rider Zero-One agak kurang rapi. Meski hal ini bukan berarti buruk, namun di beberapa titik jadi terkesan kurang bisa dinikmati.
Misalnya di saat Aruto harusnya terpuruk karena dirasuki oleh Metalcluster Hopper Progrise Key, di akhir episode malah Aruto dipaksa meluncurkan lawakan receh oleh Izu.
Atau pada pertobatan Gai Amatsu alias Kamen Rider Thouser. Kesannya terlalu cepat karena terjadi hanya dalam satu episode saja, itupun "hanya" dengan membuat Gai bertemu dengan robot anjing peliharaannya di masa lalu.
Begitupun menjelang episode-episode terakhir, mungkin tak sedikit dari kita yang merasa bahwa alurnya terlalu diburu-buru meskipun kita tetap bisa menikmatinya.
Baca Juga: Ini 6 Perbedaan Kamen Rider Black dan RX! RX Lebih Canggih?
2. Akhir yang memuaskan!
Meskipun memang serial ini agak terkesan terburu-buru menjelang beberapa episode terakhir, Kamen Rider Zero-One tetap berhasil memberikan ending yang memuaskan.
Bagaimana tidak? Perjalanan menuju episode terakhir berkali-kali memberikan emosi yang naik dan turun bergantian.
Mulai dari kematian Izu, kemunculan Azu, berubahnya Aruto menjadi Ark-One, kematian Jin, hingga akhirnya Horobi juga menerima kekuatan Ark.
Dari yang tadinya tokoh utama berubah menjadi musuh utama, lalu kisahnya terkesan mengambil jalur Villain VS Villain, hingga akhirnya ternyata Aruto dan Horobi tersadar akan kesalahan keduanya.
Pada perseteruan terakhir keduanya Horobi bahkan menerima serangan Aruto dengan tangan terbuka, seakan mengatakan bahwa Horobi layak menerima hukuman atas perbuatannya.
Horobi sadar bahwa Izu, bahkan Jin, mati akibat tindakannya yang ceroboh dan tak bertanggung jawab.
Bagaimanapun, tidak sering kita disuguhkan oleh akhir cerita di mana pertempuran terakhir antara Hero dan Villain berujung pada pertobatan kedua belah pihak!
3. Horobi, musuh terakhir yang sempat dikira bakal mengecewakan!
Ark sudah digadang-gadang dari awal bakal menjadi musuh terakhir. Namun, akhirnya Aruto dan yang lain berhasil menjatuhkan Ark dengan kekuatan ZEA.
Kebangkitan Horobi sebagai pengganti Ark memang sangatlah masuk akal. Apalagi dengan posisinya sebagai "pemimpin" MetsubouJinrai.net, Horobi paling layak meneruskan ambisi Ark.
Namun, siapa yang mengira Horobi justru ingin menghancurkan manusia supaya Ark tidak bangkit lagi?
Dari sini sebenarnya kami puas dengan alurnya, sampai ketika Horobi menyalahkan Aruto atas kematian Jin.
Pertama, Jin mati akibat melindunginya dari serangan Aruto. Jadi jika ada yang harus disalahkan, tentunya itu bukan Aruto karena tadinya Aruto ingin membunuh Horobi.
Kedua, Aruto menyerang Horobi karena Aruto dendam terhadap Horobi yang sudah membunuh Izu. Bagaimanapun, Jin masih bisa dikembalikan jika data backup Jin masih ada.
Tapi berbeda dengan Izu. Izu mati hingga akhir cerita tanpa ada cara untuk menghidupkannya kembali!
Apa yang Horobi lakukan ini sebenarnya adalah karma atas perbuatannya sendiri. Jadi jika Horobi benar-benar ingin memusnahkan umat manusia karena hal tersebut, pastinya Horobi bakal jadi salah satu Villain yang dituliskan dengan buruk.
Namun, siapa sangka pada akhirnya Horobi menyadari kesalahannya dan alih-alih bertindak jahat, Horobi menerima serangan Aruto dengan tangan terbuka!
Penulis cerita Kamen Rider Zero-One berhasil dengan sukses menjawab kekecewaan kami dengan membuat Horobi menyadari bahwa segalanya adalah hasil akibat perbuatannya sendiri.
Pertobatan Horobi juga tak terkesan dipaksakan, sehingga akhir Kamen Rider Zero-One ini semakin memuaskan!
4. Tatanan genius: pembagian cerita menjadi beberapa fokus arc!
Hal yang membuat kami bisa memaafkan alurnya yang lumayan berantakan dan tidak konsisten antara alur cepat atau lambat adalah pembagian fokus musuh utamanya menjadi beberapa arc!
Kisah Kamen Rider Zero-One dibagi menjadi empat arc yang berfokus pada MetsubouJinrai.net, kompetisi dengan ZAIA, pembangunan Hiden Manufacturing, dan Ark.
Meski bukan kali pertama pembagian arc ini digunakan dalam serial Kamen Rider, kami merasa pembagian ini seharusnya lebih sering digunakan.
Apalagi mengingat serial Kamen Rider yang cenderung panjang dan berjalan hingga setahun, pembagian arc ini bisa menolong kita untuk fokus.
Bandingkan dengan konsep monster mingguan yang kadang tidak ada hubungannya dengan garis cerita secara umum alias hanya muncul sebagai pengisi saja, tentu pembagian arc bisa membantu cerita menjadi lebih konsisten.
Jadi meskipun alurnya kadang terlalu cepat atau terlalu lambat, setidaknya sebagian besar cerita Kamen Rider Zero-One masih konsisten hingga akhir!
Secara keseluruhan, Kamen Rider Zero-One bisa dibilang sukses membuka era Reiwa dengan megah. Mudah-mudahan serial berikutnya, Kamen Rider Saber tidak kalah dengan pendahulunya ini!
Kalau menurut kalian bagaimana? Sampaikan juga pendapatmu di kolom komentar di bawah ya!
Baca Juga: 7 Fakta Gorgom, Organisasi Jahat di Kamen Rider Black!