8 Kematian di Film yang Sia-sia, Harusnya Tidak Mati?
Kematian karakter film ini sebenarnya bisa dihindari, lho!
Kematian karakter fiksi di film biasanya dibuat untuk membangun cerita, entah meningkatkan progres cerita, perkembangan kaarakter, maupun konflik.
Tapi tak selalu kematian karakter di film jadi berguna, karena ada kematian yang sia-sia (dalam segi cerita). Apa saja itu?
1. T-800 - Terminator 2
Kematian T-800 yang terbar dengan jempolnya memang menjadi salah satu momen kematian yang ikonik.
Tapi kematiannya sebenarnya sia-sia. Dia harus mati karena chip di tubuhnya berpotensi melahirkan Skynet di masa depan, jadi harus dihancurkan dengan tubuhnya.
Ternyata di film-film berikutnya, Skynet tetap ada, jadi kematiannya terasa sia-sia.
Baca Juga: 10 Cameo di X-Men 97 Episode 10! Avengers Berkumpul?
2. Cyclops - X-Men: The Last Stand
Membunuh salah satu karakter favorit penggemar di awal film rasanya salah, dan itu yang terjadi dengan kematian Cyclops di X-Men: The Last Stand.
Cyclops mendengar Jean Grey di sungai Akali, dia mengira kalau kekasih lamanya itu hidup kembali. Jean Grey yang dikendalikan Phoenix pun membunuh Cyclops.
3. Dr. Robert Neville - I Am Legend
Film tentang virus yang menjadikan manusia berubah jadi Darkseeker yang mirip zombie, ada karakter Dr. Robert Neville yang melakukan eksperimen untuk menyembuhkan Darkseeker.
Namun di akhir film Neville mati, mengorbankan dirinya sendiri dengan meledakan granat saat berhadapan dengan Alpha Darkseeker.
Masalahnya, Neville rasanya tidak seharusnya mati. Terbukti di director cut ada ending alternatif di mana Neville tidak mati dan sequelnya malah meggunakan ending yang Neville tidak mati.
Sangat tidak perlu kematiannya di film ini.
4. Quicksilver - Avengers: Age of Ultron
Kematian Quicksilver di Age of Ultron masih sering dibahas oleh penggemar sebagai kematian yang tidak perlu.
Melindungi Hawkeye yang membawa anak kecil dari tembakan Ultron, Quicksilver menggunakan mobil dan tubuhnya sendiri sebagai perisai.
Penggemar banyak yang berpikir kalau kematiannya sia-sia. Kalau dia cukup cepat dan cukup kuat untuk mendorong mobil (dalam posisi miring), kenapa dia tidak berlari dan membawa Hawkeye saja yang lebih ringan dari mobil?
Namun kematian Quicksilver ini masih lebih berguna, karena berdampak ke perkembangan karakter Wanda dan Hawkeye juga.
5. Jonathan Kent - Man of Steel
Jonathan Kent adalah ayahnya Clark Kent, sang Superman, yang sayangnya mengorbankan dirinya di tornado agar Clark tidak perlu menggunakan kekuatannya dan menunjukan ke orang lain kalau dia "berbeda".
Sayangnya kematian ini terasa tidak perlu, karena kalau Clark menolong ayahnya di sini, justru akan menceritakan momen heroik awal dari kisah Superman.
6. Johnny Cage - Mortal Kombat: Annihilation
Sudah jadi rahasia umum kalau Mortal Kombat: Annihilation adalah film yang kurang menarik, terutama jika dibandingkan film pertamanya.
Sekali lagi, membunuh karakter favorit penonton di awal film bukan keputusan bagus, Johnny Cage mati di awal film di tangan Shao Kahn.
7. Jazz - Transformers
Jazz adalah Autobots di Transformers 2007 yang mati dibelah dua oleh Megatron di klimaks filmnya.
Kematian Jazz ini sangat cepat, bahkan penonton bisa jadi tidak sadar. Dampak setelahnya yang signifikan juga tidak terasa.
8. Grup David - The Mist
Setelah makhluk seprti serangga dari kabut menyerang Bumi, sekelompok orang terjebak di supermarket dan menjadi gila.
David Drayton sang tokoh utama dengan grupnya yaitu Billy, Dan, Amanda, dan Irene berhasil kabur menggunakan mobil, namun sejauh mereka berjalan, yang mereka temukan hanya kehancuran dan tidak ada harapan.
Mereka mengambil keputusan mengakhiri hidup, dengan David yang terakhir. Belum sempat David mengakhiri hidupnya, tidak lama militer datang. Yang berarti kalau mereka sedikit lebih sabar menunggu, semuanya selamat!
Itu dia kematian yang dirasa tidak perlu di film. Ada yang lain? Tulis di kolom komentar, ya.
Baca Juga: Sam Raimi Tanggapi Rumor Film Spider-Man 4 Versi Tobey Maguire!