Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Shakuyaku Menua Lebih Baik dari Gloriosa di One Piece?

Gloriosa dan Shakuyaku.jpg
Gloriosa dan Shakuyaku. (Dok. Shueisha, Eiichiro Oda/One Piece)
Intinya sih...
  • Setiap Oda menggambar masa depan Topi Jerami, dia selalu membuat versi mimpi tercapai dan tidak. Dalam berbagai edisi SBS, ketika para penggemar meminta Oda menggambar masa depan kru Topi Jerami, sang kreator One Piece tak pernah memberikan satu versi saja.
  • Sekarang kita tahu situasi cinta Shakuyaku dan Gloriosa. Bab 1156 membuka tabir masa lalu yang selama ini hanya bisa kita tebak. Kini, kita tahu kisah cinta di masa muda antara dua mantan Ratu Kuja: Gloriosa dan Shakuyaku.
  • Apakah Hancock akan bernasib sama seperti Gloriosa? Saat ini, Boa Hancock dikenal luas sebagai wanita tercantik di dunia One Piece. Namun di balik
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di usia senja, Shakuyaku tetap tampil sebagai cool beauty, dengan gaya santai, rokok di ujung bibir, dan potongan rambut bob yang mengingatkan kita pada Uma Thurman di Pulp Fiction. Penampilannya masih stylish, karismanya tak luntur sedikit pun.

Sebaliknya, Gloriosa, yang kini dikenal sebagai Elder Nyon, terlihat sangat tua. Tubuhnya menyusut, membungkuk, dan tampil seperti nenek renta yang nyaris tak dikenali sebagai mantan ratu yang legendaris.

Mungkin kamu sempat mengira perbedaan ini karena jarak usia yang jauh. Tapi bab 1156 One Piece menampik asumsi itu: saat Gloriosa menjabat sebagai kapten Bajak Laut Kuja, Shakuyaku adalah wakilnya. Artinya, mereka hidup di era yang sama, dan usia mereka kemungkinan tak terpaut jauh, mungkin layaknya Roger dan Rayleigh, atau Luffy dan Zoro.

Lalu kenapa perbedaan fisik dan aura mereka di usia tua begitu mencolok?

Jawabannya mungkin berkaitan dengan sesuatu yang unik dalam dunia One Piece, sebuah pola yang berulang tentang mimpi, cinta, dan cara seseorang menjalani hidup mereka.

1. Setiap Oda menggambar masa depan Topi Jerami, dia selalu membuat versi mimpi tercapai dan tidak

Screenshot 2025-08-01 083927.png
Nami One Piece versi masa depan baik dan masa depan buruk. (Dok. Shueisha, Eiichiro Oda/One Piece)

Dalam berbagai edisi SBS, ketika para penggemar meminta Oda menggambar masa depan kru Topi Jerami, sang kreator One Piece tak pernah memberikan satu versi saja. Ia selalu menggambarkan dua kemungkinan masa depan: versi baik dan versi buruk.

Perbedaannya mencolok. Bahkan karakter yang dikenal menawan seperti Robin dan Nami bisa mengalami transformasi drastis jika mereka menjalani masa depan yang “buruk.”

Misalnya, pada usia 60 tahun versi masa depan baik, Nami tetap terlihat cantik dan elegan. Namun di versi masa depan buruk, bahkan pada usia 40 pun, ia digambarkan seperti "tante-tante maruk".

Tanda-tanda masa depan buruk ini makin terasa lewat dialog yang disisipkan Oda. Luffy di masa depan buruk berkata sinis, “Raja Bajak Laut? Itu terdengar seperti mimpi.”

Sementara Chopper berseru dengan kemarahan, “Topi Jerami?! Jangan sebut nama itu di hadapanku!”

Semua ini memberi pesan jelas: masa depan yang “buruk” adalah masa ketika mimpi mereka gagal terwujud, baik karena menyerah, trauma, atau kehilangan arah.

Dengan demikian, One Piece menyiratkan bahwa tercapainya mimpi bukan hanya memengaruhi nasib karakter, tetapi juga bagaimana mereka menua, baik secara fisik, mental, maupun aura mereka di masa tua.

2. Sekarang kita tahu situasi cinta Shakuyaku dan Gloriosa

Screenshot 2025-08-01 083219.png
Shakuyaku dan Rayleigh. (Dok. Toei Animation, Shueisha, Eiichiro Oda/One Piece)

Bab 1156 membuka tabir masa lalu yang selama ini hanya bisa kita tebak. Kini, kita tahu kisah cinta di masa muda antara dua mantan Ratu Kuja: Gloriosa dan Shakuyaku.

Gloriosa terang-terangan menaruh hati pada Gol D. Roger, sang Raja Bajak Laut. Namun ternyata, hati Roger justru terpikat oleh pesona dingin dan karisma tenang milik Shakuyaku, wanita yang kelak menjadi kapten Bajak Laut Kuja, penerus Gloriosa.

Namun cinta Roger itu bertepuk sebelah tangan. Shakuyaku tidak membalas perasaan Roger. Ia justru lebih tertarik pada orang kepercayaannya yang lebih tenang dan dewasa: Silvers Rayleigh.

Dan kita semua tahu bagaimana akhirnya.

Roger tak pernah benar-benar melihat Gloriosa sebagai sosok istimewa dalam hidupnya. Cinta terakhir Roger justru diberikan pada sosok misterius bernama Portgas D. Rouge, yang kemudian melahirkan Ace.

Pada akhirnya Gloriosa bertahan hidup dari Love Sickness, tidak bernasib tragis seperti Tritoma, ratu sebelum Hancock yang kabarnya meninggal karena cinta. Tapi bertahan hidup bukan berarti bahagia. Cinta Gloriosa tak pernah terbalas.

Sebaliknya, kisah cinta Shakuyaku berakhir jauh lebih tenang. Meski tidak ada pernyataan eksplisit bahwa ia dan Rayleigh menikah, Shakuyaku menyebut Rayleigh sebagai うちの人 (uchi no hito), ungkapan khas dalam budaya Jepang yang umumnya digunakan oleh istri untuk menyebut suaminya. Ditambah fakta bahwa mereka hidup bersama di Sabaody, sulit untuk tidak melihat keduanya minimal sebagai pasangan.

Shakuyaku berhasil meraih pria yang ia sukai. Gloriosa tidak.

Dan mungkin, di dunia One Piece, itulah yang membentuk cara mereka menua. Shakuyaku tetap memikat di usia senja, sementara Gloriosa tampak menyusut oleh beban perasaan yang tak pernah benar-benar selesai.

3. Apakah Hancock akan bernasib sama seperti Gloriosa?

Boa Hancock dan Luffy (dok. Toei Animation/One Piece)
Boa Hancock dan Luffy (dok. Toei Animation/One Piece)

Saat ini, Boa Hancock dikenal luas sebagai wanita tercantik di dunia One Piece. Namun di balik pesonanya, hatinya justru jatuh pada sosok yang paling tak terduga: Monkey D. Luffy, seorang pemuda yang tidak tertarik pada cinta, terlalu sibuk mengejar mimpi dan petualangan.

Yang menarik, Luffy itu mirip Roger. Bahkan anak buah Roger seperti Shanks, Rayleigh, dan Gaban pun mengakui bahwa semangat dan sikap Luffy sangat mengingatkan mereka pada sang Raja Bajak Laut, Gol D. Roger.

Ini mengundang pertanyaan yang menggelitik dan menyakitkan sekaligus: Apakah kisah Hancock akan berakhir seperti Gloriosa?

Ataukah waktu akan membawa perubahan?

Apakah Luffy, seiring ia tumbuh dewasa, akan mengenal cinta dengan cara yang baru, dan memberi Hancock akhir bahagia seperti yang didapatkan Shakuyaku?

Jawabannya masih menjadi misteri. Tapi satu hal yang jelas: di dunia One Piece, cinta, mimpi, dan bagaimana seseorang memperjuangkannya bisa memengaruhi bukan hanya jalan hidup mereka, tapi bahkan cara mereka menua.

Menurut kamu, apakah Hancock akan mendapatkan akhir bahagia?

Dan bagaimana pendapatmu soal analisis ini, mengapa Shakuyaku menua lebih baik daripada Gloriosa?

Tulis pendapatmu di kolom komentar! Kami tunggu diskusinya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us

Latest in Anime & Mange

See More

Pembahasan One Punch Man Bab 220, Saitama Direkrut Neo Heroes?

05 Des 2025, 13:00 WIBAnime & Manga