5 Alasan Untuk Tidak Nonton Saiki Kusuo no Sainan Live Action!
versi live action dari anime Saiki Kusuo sudah muncul! Pantaskah untuk di tonton???
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah ditunggu-tunggu oleh para penggemar, akhirnya anime Saiki Kusuo no Sainan telah diadaptasikan menjadi live action. Sayang, ekspektasi saya terlalu tinggi, karena ada 5 alasan bagi kamu untuk tidak nonton Saiki Kusuo no Sainan live action.
Saiku Kusuo no Sainan sendiri saya kenal dari seri anime, yang menceritakan seorang cenayang mudah yang memiliki sederet kemampuan diluar akal manusia. Anime yang memiliki karakter utama berambut merah muda tersebut terkesan cepat, namun entah kenapa saya bisa memahami lelucon dan seluruh hal yang disampaikan oleh setiap karakter.
Anime ini sendiri merupakan adaptasi dari manga terbitan Shonen Jump dengan judul yang sama, karangan Shuichi Asaou. Pada awalnya, anime Saiki Kusuo no Sainan tayang di bulan Juli 2016. Keberhasilan manga-nya membuat banyak orang berharap manga tersebut diadaptasi menjadi sebuah TV anime, dan harapan tersebut akhirnya diwujudkan.
Sedikit Ulasan Cerita
sumber: ANN[/caption]
Karakter utama di dalam anime tersebut adalah Saiki Kusuo, anak SMA yang dibekali dengan kekuatan telepati dan telekinesis. Bagi kebanyakan manusia, termasuk saya, kekuatan tersebut adalah mimpi besar yang tidak mungkin terwujud. Namun sayangnya, Saiki memiliki penilaian lain terhadap kekuatannya itu.
Saiki merasa kekuatannya tersebut telah mengambil seluruh kebahagiaannya. Menurutnya, di saat seseorang mendapatkan sesuatu, maka ada suatu hal juga yang hilang, dan dalam kasus Saiki kebahagiaan serta kepuasaan adalah hal yang harus ditukar dengan rentetan kekuatan miliknya.
Nah, setelah setahun anime tersebut berhasil menarik perhatian banyak orang, pada akhirnya di tanggal 21 Oktober 2017 versi live action-nya muncul. Sayangnya, saya sebagai manusia yang hidup bukan di Jepang, baru bisa nonton Saiki Kusuo no Sainan live action kemarin, Senin (7/5).
Aktor Kento Yamazaki pun akhirnya terpilih untuk memerankan sang karakter utama, Saiki. Sayangnya, bagi saya live action dari Saiki Kusuo no Sainan tidak sesuai dengan ekspektasi saya. Bahkan, jika dari persentasi 100 persen, maka film ini hanya mampu menggapai 5 persen dari keseluruhan ekspektasi saya tersebut.
Yuichi Fukada yang menjadi sutradara dari live action yang mengadaptasi anime Saiki tersebut tetap tidak bisa menjadi alasan untuk saya memberikan nilai tinggi. Maaf, bukannya saya tidak tahu, tapi saya berekspektasi banyak canda tawa dari film tersebut.
Untuk mengetahui 5 alasan tidak nonton Saiki Kusuo no Sainan live action silahkan kamu mengunjungi halaman berikutnya.
Saiki Kusuo yang Mulutnya Sering Terbuka
sumber: ANN[/caption]
Alasan pertama saya tidak menyukai versi live action ini adalah permainan karakter Saiki dari Kento Yamazaki yang cukup jauh dari versi anime. Saya benci mengatakannya, tapi saya ingin jujur, Kento terlalu sering membuka mulutnya.
Pada serial anime, Saiki merupakan karakter yang berbicara kepada setiap lawan bicaranya melalui telepati. Hal itu membuat Saiki tidak pernah membuka mulutnya, kecuali dalam keadaan kaget, bahagia, dan di bayangan Kokomi Teruhashi.
Nah, pada versi live action, Saiki yang diperankan Kento bahkan membuka mulutnya setiap kali berbicara. Ini membuat penggambaran dari Saiki Kusuo yang pada awalnya cool dan aneh, terlihat seperti manusia pada umumnya.
Kokomi Teruhashi Cakep Sih, Tapi Kurang Ah
sumber: ANN[/caption]
Salah satu karakter yang paling dinantikan menjadi versi live action dari anime Saiki Kusuo no Sainan adalah Kokomi Teruhashi. Bagaimana tidak? Pada versi anime Kokomi digambarkan sebagai gadis tercantik yang pernah ada, bahkan bisa membuat semua orang kecuali Saiki untuk berkata, Ofu (Oh).
Harus saya akui, Kanna Hashimoto yang memerankan Kokomi memang berpenampilan manis luar biasa. Beberapa kali saya memang mengagumi kecantikan yang dimilikinya, namun tidak berhasil membuat saya berkata Ofu, bahkan di dalam hati sekaligus.
Kanna Hashimoto malah terkesan lebih menggambarkan Kagura pada Gintama live action. Hal itu sering saya lihat saat melihat gambaran Kokomi yang tengah berharap kata Ofu dari Saiki.
Ini sungguh membuat harapan besar saya, dan mungkin penggemar karakter Kokomi yang lainnya hilang seketika saat nonton Saiki Kusuo no Sainan live action.
Kineshi Hairo yang Tidak Memberikan Semangat
sumber: ANN[/caption]
Karakter lain yang mengecewakan bagi saya adalah Kineshi Hairo, yang diperankan oleh Hedeyuki Kasahara. Terdapat perbedaan yang kecil, namun cukup besar bagi saya yang sangat menggemari anime Saiki Kusuo no Sainan.
Kineshi Hairo seharusnya merupakan karakter yang memiliki kemampuan untuk membagikan semangatnya pada karakter pembantu di anime Saiki. Ketika Hairo berada di suatu lingkungan, pikiran berapi-apinya akan tergambarkan sebagai api yang mengelilinginya.
Sayang, ketika saya melihat Hedeyuki memerankannya, saya tidak mendapatkan kesan yang serupa. Saya malah melihat Hairo yang terlihat asik sendiri, tanpa diikuti oleh karakter yang lainnya.
Hairo di dalam anime juga terlihat cukup tampan, dan menjadi daya tarik bagi beberapa karakter wanita. Sayangnya, Hairo di live action digambarkan seperti Kaido versi binaragawan yang gila olahraga.
Masih ada dua alasan lagi untuk kamu tidak nonton Saiki Kusuo no Sainan live action. Silahkan temukan dua alasan tersebut di laman selanjutnya.
Jalan Cerita yang Disatukan Tapi Keblinger
sumber: ANN[/caption]
Saya mengerti jika live action akan hadir dalam satu episode saja, dan membuat banyak cerita dari sebuah anime menjadi padat. Sayangnya, cerita Saiki Kusuo no Sainan yang dipadatkan ke dalam versi live action-nya malah terkesan keblinger, atau membuat saya tak bisa menikmatinya.
Cerita didominasi oleh Festival Budaya di PK Academy, sekolah di mana Saiki bersama teman-temannya menimba ilmu.
Pada satu hari yang sama, semua kejadian buruk menimpa Saiki, mulai dari Kokomi yang getol mendekatinya hingga melepas alat pengendali kekuatannya, Nendou yang melepas kacamatanya, Aren yang berkelahi dengan murid sekolah lain, hingga sulap Chouno yang cukup merepotkan.
Sementara, pada versi anime semua kejadian tersebut dipisah berdasarkan episode, yang membuat saya lebih menikmatinya. Saya dapat dipastikan selalu tertawa ketika menikmati anime Saiki Kusuo Sainan, dan membuat orang di sekitar saya kebingungan.
Namun, saat nonton Saiki Kusuo no Sainan live action, sepanjang ingatan saya, saya hanya tertawa selama 15 menit film tersebut berjalan. Sisanya, saya hanya diam dan menyesuaikan jalan cerita yang disuguhkan.
Kekuatan Saiki yang Kurang Mengagumkan
Inilah hal terakhir yang membuat saya melarang kalian nonton Saiki Kusuo no Sainan live action, yakni penggambaran kekuatan Saiki yang kurang mengagumkan. Saya tidak merasa greget saat melihat Saiki mengeluarkan kekuatannya, seperti mengangkat mobil hingga memutar waktu kembali selama satu hari.
Entah apa yang menyebabkan hal itu terjadi. Salah satu contoh yang konkrit adalah ketika Saiki memutar seluruh kejadian yang terjadi selama festival budaya berlangsung, saya tidak merasakan adanya perputaran waktu, seperti yang tersaji di dalam anime.
Ketika alat peredam kekuatan Saiki dilepas oleh Kokomi, hanya ada beberapa adegan yang menggambarkan manusia panik akan terjadinya kiamat. Segelintir orang dari sebuah desa di Afrika yang mendapat penglihatan bumi akan musnah, juga tidak menampilkan kesan yang kuat.
Jadi, apakah saya merekomendasikan kamu untuk nonton Saiki Kusuo no Sainan live action? Jawabannya tentu saja tidak! Karena memang film ini sangat tidak cocok untuk dilihat oleh mereka para penggemar manga ataupun anime Saiki Kusuo.
sumber: ANN[/caption]
Pun demikian, ada beberapa hal yang memang harus dilihat di dalam film tersebut. Yang pertama tentu saja Kanna yang memerankan Kokomi, dan yang kedua adalah penggambaran Riki Nendou yang paling tepat sepanjang film tersebut, yang diperankan oleh Hirofumi Arai.
Duh, susah banget ya ketemu live action dari anime yang bisa dikatakan sempurna. Sampai saat ini, Samurai X masih jadi yang terbaik.
Diedit oleh Fachrul Razi