Apakah Ending My Hero Academia yang Terbaik? Ini Ulasannya

- Alur My Hero Academia selalu setia pada fondasi dasarnya, mencerminkan keahlian Kohei Horikoshi sebagai mangaka.
- My Hero Academia punya ending yang sempurna dengan epilog yang membahagiakan dan bermakna, meskipun ada poin kurang memuaskan.
- Ending My Hero Academia diunggulkan dalam berbagai aspek, namun tetap tergantung pada selera masing-masing penggemar.
Anime My Hero Academia akhirnya rampung, menyusul manga aslinya yang telah tamat sejak 1 tahun lalu. Selama bertahun-tahun perilisannya, penggemar sepakat menobatkannya sebagai salah satu serial shounen terpopuler sepanjang masa.
Final season MHA yang tayang selama fall 2025 berhasil memukau banyak orang dengan penceritaan serta visual memanjakan mata. Tak main-main, 11 episodenya mampu meraih rating tinggi dengan rerata 9 di situs IMDb.
Pencapaian tersebut lantas memantik diskusi di kalangan penikmat anime di mana mereka membuat perbandingan antara MHA dengan serial shounen lainnya. Apakah ending My Hero Academia yang terbaik? Yuk, lihat pertimbangannya di sini!
Table of Content
1. Alur My Hero Academia selalu setia pada fondasi dasarnya

Ada alasan kuat My Hero Academia layak diakui sebagai salah satu manga dan anime shounen terbaik. Serial ini bahkan diunggulkan berkat fondasinya yang kokoh, alurnya hampir tak pernah menyimpang dari tujuan asli ceritanya.
Alur MHA yang selalu setia pada fondasi dasarnya mencerminkan betapa terampilnya Kohei Horikoshi selaku mangaka. Bahkan, saat alur tambahan disisipkan guna mengeksplorasi komponen tertentu seperti latar belakang seorang villain, seri ini tak berlarut-larut dan dengan cepat kembali pada jalur awalnya.
Hal-hal seperti itu memperkuat gagasan bahwa Horikoshi telah merencanakan akhir ceritanya sedari awal. Artinya, setiap aspek memang dibangun sedemikian rupa agar tak mengkhianati elemen-elemen inti yang sudah disiapkan.
2. My Hero Academia punya ending yang sempurna

Ada beberapa poin kurang memuaskan dari ending MHA, dan yang paling sering diperdebatkan ialah identitas ayah Deku dan asal-usul quirk secara detail. Sebagian penggemar juga menyayangkan Deku yang tak menjadi hero nomor 1 bahkan harus kehilangan quirk-nya.
Meski begitu, kekecewaan penggemar terbayar lunas karena epilog MHA memperlihatkan banyak hal penting yang tak hanya membahagiakan, tapi juga bermakna. Aspek mengecewakan sebelumnya bahkan terasa dapat dimaklumi, sebab ada pesan tersembunyi di baliknya.
Misalnya, Deku yang kembali menjadi quirkless membuktikan bahwa siapa pun bisa berbuat baik layaknya seorang pahlawan tanpa harus diberkahi kemampuan super. Lagipula Deku sejak awal memang tak pernah berambisi untuk menjadi pahlawan nomor 1.
Deku hanya bertekad untuk menjadi kuat agar bisa menyelamatkan banyak orang. Sepanjang seri berjalan, dia tak pernah menyerah dan terus menginspirasi orang lain dengan kegigihannya.
Namun, dia tetaplah manusia biasa yang mustahil memikul semua beban sendirian. Dia tak ragu menunjukkan kelemahannya dan mendorong karakter lain untuk mendukungnya, baik secara langsung mau pun dengan dukungan moral.
Ending MHA juga dinilai sempurna karena ada timeskip yang menampilkan nasib beberapa karakter penting dalam cerita. Berkat hal ini, penggemar tahu seperti apa masa depan orang-orang di sekitar Deku, entah itu siswa dan guru SMA UA, para pahlawan profesional, bahkan penjahat yang masih hidup.
3. Apakah ending My Hero Academia yang terbaik?

Kembali ke pertanyaan awal, apakah ending My Hero Academia adalah yang terbaik jika dibandingkan dengan serial shounen lainnya? Sebenarnya, sulit untuk menjawab pertanyaan ini karena semua bergantung pada sudut pandang dan selera penggemar.
Akan tetapi, jika rating dijadikan sebagai tolok ukurnya, ending My Hero Academia-lah yang terbaik, setidaknya sampai sejauh ini. Pasalnya, belum ada episode terakhir anime shounen dengan skor setinggi itu di IMDb.
Sekarang, mari kita ubah pertanyaannya. Kira-kira, kenapa episode terakhir MHA mendapatkan rating sangat tinggi?
Tentu saja, penulisan Horikoshi-sensei dan eksekusi dari Studio Bones merupakan alasan utama di balik skor luar biasa yang diperoleh episode terakhir MHA. Ending tersebut tak disajikan dengan terburu-buru dan mampu mengikat benang-benang kusut dalam narasinya.
Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, MHA selalu fokus pada tema superhero yang diperkenalkannya sejak awal. Bahkan, pada akhir, diisyaratkan bahwa konsep tersebut akan diteruskan ke generasi selanjutnya, contohnya diperlihatkan dalam adegan Deku berbicara dengan anak laki-laki yang memiliki cita-cita sepertinya.
Jadi, apakah ending My Hero Academia yang terbaik? Jika dibandingkan dengan serial shounen lainnya, MHA memang diunggulkan dalam berbagai aspek, tapi jawaban pastinya tetap bergantung pada selera masing-masing penggemar. Bagaimana menurutmu?
Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:
Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku
Tele: https://t.me/WargaDuniaku
FAQ seputar apakah ending My Hero Academia yang terbaik
| Apakah ending MHA yang terbaik? | Tergantung sudut pandang. Ending MHA kuat secara tema, tapi bukan yang paling legendaris. |
| Apa kelebihan utama ending MHA? | MHA konsisten dengan tema pahlawan, memiliki pesan moral yang jelas, serta penutupan konflik inti yang masuk akal. |
| Dibanding shonen lain, posisinya di mana? | Di atas rata-rata. Lebih rapi dari beberapa ending anime shonen besar. |


















