Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Mengenal Geisha Jepang: Ini Arti dan Sejarahnya!

Untitled.png
Ilustrasi Geisha yang sedang menari (dok. Pixabay/ gavilla)

Di benak banyak orang, ketika mendengar kata “Geisha”, pasti langsung diartikan sebagai pekerjaan yang negatif, apalagi yang istilah tersebut merujuk pada perempuan. Namun, mereka bukanlah seperti itu. Mereka seorang seniman ulung yang mendedikasikan hidupnya untuk melestarikan budaya Jepang.

Geisha memang bekerja sebagai penghibur kliennya, tapi yang mereka lakukan adalah hanya menari, menyanyi, hingga menyajikan teh saja, tak lebih dari itu. Bahkan, setiap gerak dan tutur kata yang keluar dari mulut mereka sangat mengagumkan. Itu semua berkat didikan selama bertahun-tahun.

Nah, kami akan menjelaskan lebih dalam apa arti dari Geisha Jepang dan bagaimana asal-usulnya. Simak penjelasan di bawah ini, ya!

1. Apa arti Geisha sebenarnya?

Untitled.png
Ilustrasi Geisha yang sedang menari (dok. Unsplash/ wang xi)

Secara harfiah, Geisha punya arti sebagai “seniman” atau “orang yang berkesenian”. Kata tersebut merupakan gabungan dari dua karakter kanji ‘Gei’ yang berarti “seni: dan ‘Sha’ yang berarti orang. 

Berdasarkan hal tersebut, Geisha bisa diartikan sebagai seniman asal Jepang yang mengenakan kimono. Mereka menghibur melalui tarian, musik, dan puisi. Sayangnya, pekerjaan tersebut seringkali disalahpahami sebagai perempuan penghibur dalam konotasi negatif.

Padahal, Geisha telah menjadi warisan budaya Jepang yang sangat mahal harganya. Bayangkan saja, mulai dari riasan rumit dan pakaian yang dipakai itu menjadi bukti sebagai puncak seni dan keahlian Negeri Matahari.

Selain itu, Geisha juga dikenal dengan sebutan Geiko dalam dialek Kansai. Bahkan, ada sebutan lain untuk sebutan calon Geisha yang masih menjalani masa pelatihan atau masa magang, yaitu Maiko. Biasanya, usia mereka masih 15-20 tahun.

2. Asal-usul Geisha

Untitled.png
Ilustrasi Geisha zaman dulu (dok. Unsplash/ Kristin Wilson)

Mengenai sejarahnya, Geisha pertama kali muncul di Jepang pada zaman Edo di abad ke-13 dan awalnya profesi ini digeluti oleh laki-laki dengan nama Taikomochi. Mereka adalah penghibur yang melakukan berbagai peran, seperti bercerita, menari, menyanyi, dan membuat lelucon.

Masuk ke abad ke-17, banyak perempuan mulai bergabung menjadi Geisha, bahkan berhasil menggeser jumlah laki-laki di pekerjaan tersebut. Mereka bekerja untuk menghibur para pelanggan di kedai minuman.

Namun, seiring berjalannya waktu, Geisha sangat dihormati di masyarakat Jepang. Mereka dipekerjakan untuk memberikan hiburan di acara-acara penting saja. Misalnya seperti pesta pernikahan, pertemuan bisnis, hingga upacara minum teh.

Sedikit informasi, salah satu alasan Geisha sering dianggap sebagai pekerjaan buruk adalah karena apa yang terjadi pada Perang Dunia II. Saat itu, mereka dipaksa untuk jadi pemuas nafsu para tentara Jepang. Maka dari itu, profesi Geisha jadi dicap jelek oleh masyarakat, bahkan hingga saat ini oleh orang-orang luar.

3. Tahapan menjadi Geisha

Untitled.png
Ilustrasi seorang Maiko (dok. Unsplash/ Naveen Kumar)

Ternyata, proses menjadi seorang Geisha membutuhkan perjalanan yang panjang. Setiap calon harus berkomitmen terhadap tradisi dan seni budaya Jepang. Berikut ini beberapa tahapan yang harus dilalui oleh calon Geisha:

  • Pelatihan awal

Tahap pertama tentu saja menjalani pelatihan. Untuk Maiko atau sebutan untuk calon Geisha, biasanya yang dipilih adalah perempuan remaja yang punya bakat seni dan kemauan tinggi untuk belajar. Mereka akan tinggal dan dilatih di rumah khusus bernama okiya.

  • Pelatihan seni tradisional dan etika

Maiko menjalani pelatihan intensif dan ketat dalam berbagai seni tradisional Jepang, seperti menari, menyanyi, seni teh, hingga memainkan alat musik shamisen. 

Selain itu, para Maiko juga diajari etiket dan penampilan yang sesuai dengan budaya Jepang kuno. Mulai dari cara berpakaian, gerakan tubuh, cara berbicara, dan tata cara berinteraksi dengan setiap tamu.

  • Masa Maiko

Jika tiga tahap tersebut sukses dilewati, mereka akan mulai tampil di publik sebagai bagian latihan mereka sebelum menjadi Geisha profesional. Mereka akan mengenaan kimono yang lebih mewah dan juga riasan yang lebih nyentrik dibandingkan seniornya.

  • Menjadi Geisha

Setelah beberapa tahun masa latihan berhasil dan dianggap lulus, mereka sudah bisa memulai karir sebagai Geisha profesional. Bahkan, mereka diberi kebebasan dalam memilih klien.

4. Riasan pada Geisha

Untitled.png
Ilustrasi riasan leher pada Geisha (dok. Pixabay/ lapisbleue)

Salah satu aspek yang paling khas dari Geisha adalah make up-nya yang unik, bukan? Untuk mendapatkan hasil seperti itu, ternyata prosesnya sangat rumit dan membutuhkan waktu yang lama.

Wajah dan leher mereka ditutupi bedak dasar putih yang disebut sebagai oshiroi dan polanya terkadang seperti huruf V atau W. 

Lalu, untuk Geisha profesional, alis mereka dihitamkan, sedangkan Maiko mengoleskan riasan merah di sekitar mata mereka. Itu dilakukan sebagai maksud untuk membedakan mereka. 

Pada bagian bibir, mereka membuat ilusi kuncup bunga dengan menggambar garis lengkung di bibir bagian bawah.

Nah, itu dia informasi terkait Geisha Jepang, seniman asal Jepang yang menghibur para kliennya dengan tarian, nyanyian, dan puisi. Setelah tahu arti dan pekerjaan mereka yang sebenarnya, jangan salah paham lagi dengan istilah Geisha, ya!

Untuk informasi yang lebih lengkap soal anime-manga, film, game, dan gadget, yuk gabung komunitas Warga Duniaku lewat link berikut:

Discord: https://bit.ly/WargaDuniaku

Tele: https://t.me/WargaDuniaku

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nadia Agatha Pramesthi
EditorNadia Agatha Pramesthi
Follow Us