Dream It Vol. 2 AirAsia Bawa Dreamers Jelajahi Budaya Gaming Tokyo

- RedGames Jam 2025 menjadi gerbang para talenta Asean menuju Tokyo, dengan lebih dari 140 peserta menciptakan game orisinal dan mendapatkan akses eksklusif ke balik layar Tokyo Game Show 2025.
- Tokyo menjadi panggung bagi Dreamers untuk menjelajahi budaya gaming Jepang, dari Akihabara hingga Taito Station, serta sesi refleksi di Kokyogaien National Garden.
- Workshop Mod Konsol memberikan pengalaman langka membongkar dan merakit sejarah gaming, menghubungkan generasi kreator lewat passion yang sama.
AirAsia kembali menghadirkan pengalaman lintas-batas yang menghubungkan kreator muda Asean lewat Dream It: Vol. 2, kali ini berkolaborasi dengan SEGA.
Selama lima hari penuh, para Dreamers diajak menelusuri Tokyo dari sudut-sudut budaya game yang tersembunyi hingga panggung terbesar dunia gaming, Tokyo Game Show 2025. Program ini bukan sekadar perjalanan wisata, melainkan pengalaman kreatif yang merayakan People, Places, dan Passion sebagai fondasi tumbuhnya talenta baru di kancah internasional.
1. RedGames Jam 2025 Jadi Gerbang Para Talenta Asean Menuju Tokyo

Perjalanan Dream It: Vol. 2 berawal dari RedGames Jam, game jam tahunan AirAsia yang menghadirkan lebih dari 140 peserta dari seluruh Asean.
Dalam 48 jam, para peserta menciptakan game mobile orisinal yang kemudian dinilai oleh para pemimpin industri seperti SEGA, MDEC, dan Asia Pacific University. Ajang ini menegaskan komitmen AirAsia dan SEGA yang sudah terjalin sejak 2023, sebuah kemitraan untuk mendorong dan menampilkan talenta game emerging di wilayah Asean.
Tim pemenang RedGames Jam 2025, Team Glep, memenangkan hadiah utama yang tidak terlupakan, perjalanan penuh ke Tokyo untuk mengikuti seluruh rangkaian Dream It: Vol. 2. Mereka mendapatkan akses eksklusif ke balik layar Tokyo Game Show 2025, bertemu pembuat game ternama, serta merasakan langsung atmosfer industri game global.
Melalui dukungan SEGA, kemenangan ini menjadi batu loncatan bagi karier game development mereka.
3. Tokyo Jadi Panggung bagi Dreamers untuk Menjelajahi Budaya Gaming Jepang

Selama perjalanan, Dreamers diajak mengenal Tokyo sebagai kota yang memadukan nostalgia gaming dengan inovasi futuristik. Sebagai catatan saya Dimas Ramadhan redaksi duniaku.com juga salah satu Dreamers yang terpilih ikut keseruan ini.
Dari Akihabara dengan gacha dan budaya koleksinya, hingga Taito Station yang menghadirkan kompetisi arcade penuh tawa dan adrenalin, setiap lokasi menunjukkan bagaimana kreativitas dan imajinasi tumbuh di ruang-ruang bermain.
Dreamers juga menghabiskan waktu di Kokyogaien National Garden untuk sesi refleksi, menggambarkan bahwa kreativitas tidak hanya muncul dari layar, tetapi juga dari ruang hening dan koneksi manusia.
4. Workshop Mod Konsol Beri Pengalaman Langka Membongkar dan Merakit Sejarah Gaming

Salah satu rangkaian paling berkesan adalah Game Console Mod Workshop bersama PLUS-Y, komunitas kreator Jepang yang melestarikan warisan konsol handheld.
Dipandu oleh Emmi, Toshi, dan Shio Sensei, Dreamers membongkar, merakit ulang, dan meng-custom salah satu handheld ikonik Jepang, sekaligus belajar sejarah dan filosofi desainnya. Aktivitas ini membuka pemahaman baru bahwa passion bisa menjadi jembatan antara generasi kreator, menghubungkan pemain, pembuat, dan komunitas lewat benda yang sama-sama mereka cintai.
Saya sendiri ada di momen itu dan Game Console Mod Workshop jadi salah satu pengalaman paling menarik yang dijalani oleh kami, para Dreamers.
5. Puncak Perjalanan: Akses Eksklusif di Tokyo Game Show 2025

Puncak Dream It: Vol. 2 berlangsung di Tokyo Game Show 2025, salah satu expo game terbesar di dunia. Di sana, Dreamers bertemu langsung Takaya Segawa, Executive Vice President SEGA, serta tim kreatif di balik Sonic Racing: CrossWorlds.
Mereka bahkan menjadi orang pertama yang mencoba game terbaru tersebut, lengkap dengan AirAsia machine decal hasil kolaborasi resmi.
Pengalaman berada di jantung industri global memberi gambaran nyata tentang bagaimana ide, inovasi, dan passion berpadu menjadi karya yang dinikmati jutaan orang.



















