Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Penilaian Film Other: Horor Sunyi dengan Plot Twist yang Menarik

d80382483afd78841fd275135d37f7fd_706x397.jpg
Dok. Vertical (Other)
Intinya sih...
  • Atmosfer yang Menekan, Bukan Menyentak

  • Olga Kurylenko sebagai Pusat Emosi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

GENRE: Horor

ACTORS: Olga Kurylenko, Jean Schatz, Lola Bonaventure

DIRECTOR: David Moreau

RELEASE DATE: Oktober 2025

RATING: 3/5

Other adalah horor yang terasa dekat dengan psikologi manusia. Film ini mengisahkan Alice (Olga Kurylenko), seorang perempuan yang kembali ke rumah masa kecilnya setelah kepergian sang ibu. Sepintas premisnya terdengar biasa, kembali ke rumah lama, lalu menemukan rahasia yang tersembunyi. Tapi David Moreau tidak mengeksekusinya dengan cara mainstream. Ia membiarkan rumah itu berbicara, menghidupkan luka lama yang selama ini disembunyikan oleh Alice.

Bagi saya, bagian ini yang membuat Other menarik, rasa takutnya bukan hanya soal ada “sosok lain” di dalam rumah, tapi juga trauma yang selama ini menempel di kepala tokoh utama. Rumah itu jadi simbol. Dinding-dindingnya yang kusam, lorong-lorongnya yang sepi, dan setiap pintu yang terbuka terasa seperti memaksa Alice menghadapi masa lalu yang ia hindari. Sebuah rumah yang lebih mirip tempat perlindungan ketimbang rumah seorang ibu. Pertanyaannya, berlindung dari siapakah dia?

1. Atmosfer yang Menekan, Bukan Menyentak

713554b8c07d15d2afba56e3b4a797aa.jpg
Dok. Vertical (Other)

Banyak film horor masa kini sibuk dengan jumpscare, seakan-akan satu-satunya cara menakuti penonton adalah dengan suara keras dan wajah hantu mendadak. Other justru sebaliknya. Film ini membangun atmosfer dengan lambat, bahkan kadang terlalu lambat. Tapi ketika suasana itu mulai menekan, saya justru merasa lebih tercekik dibanding horor yang biasa meledak-ledak.

Moreau tahu betul cara menggunakan keheningan. Adegan-adegan sederhana seperti Alice berjalan di koridor atau menatap layar pengawas bisa terasa menegangkan. Bukan karena ada sosok jelas di sana, tapi karena saya merasa ada sesuatu yang salah. Sensasi “diawasi” inilah yang jadi senjata utama film ini, membuat ketakutan yang lebih membekas di pikiran daripada sekadar teriakan singkat.

Secara teknis, pencahayaan dan suara benar-benar bekerja sama. Lampu yang redup, bayangan yang menyelinap, serta suara samar yang tidak jelas dari mana asalnya, semuanya dipakai untuk menggiring perasaan.

Moreau kerap memberikan breadcrumb, sting, miss direction, dan limited view untuk menambah ketegangan. Gilanya, setelah melalui semua "cobaan" tersebut, jumpscare juga tidak dimunculkan sampai akhir. Rasanya seperti melihat film horor yang menarik panjang tali jumpscarenya, hingga saya tidak bisa mengira-ngira di mana jumpscare tersebut muncul. Saya sempat beberapa kali menahan napas, bukan karena kaget, tapi karena terlalu tegang menunggu apa yang akan terjadi.

2. Olga Kurylenko sebagai Pusat Emosi

b1673a3417be8e6d639d45322a092bdd.jpg
Dok. Vertical (Other)

Tidak bisa dipungkiri, Other berdiri di atas bahu Olga Kurylenko. Hampir seluruh durasi film menyorot dirinya, dan karakter Alice adalah poros dari semua teror yang terjadi. Olga berhasil menggambarkan sisi rapuh Alice, ketakutannya, kegelisahannya, bahkan rasa frustrasi yang muncul karena ia tidak bisa membedakan apakah yang ia alami nyata atau hanya buah pikirannya sendiri.

Ada saat-saat ketika ekspresi Olga terasa terlalu berlebihan, seperti ingin menekankan ketakutan dengan cara dramatis. Tapi justru itu yang membuat saya merasa Alice adalah manusia yang wajar. Dia bukan pahlawan super yang berani menghadapi semuanya dengan dingin; dia adalah orang biasa yang dipaksa bertahan di situasi yang sulit dipercaya.

Interaksi Alice dengan ruang kosong di rumah itu menjadi kekuatan film. Olga mampu membuat saya percaya bahwa setiap lorong, setiap pintu, setiap bunyi kecil yang ia dengar benar-benar membebaninya. Tanpa performa seperti itu, Other mungkin akan terasa jauh lebih datar.

3. Antara Ketegangan dan Klise

dfc53d59e27ee18c5c615c58c22a91a3.jpg
Dok. Vertical (Other)

Namun, Other bukan tanpa kelemahan. Saya harus jujur, paruh awal film ini agak terlalu lambat. Alih-alih langsung menancapkan ketegangan, film seperti sibuk membangun suasana tanpa banyak perkembangan cerita. Kalau penonton tidak sabar, mungkin akan merasa bosan.

Ketika misteri akhirnya terbuka, saya merasakan campuran puas sekaligus kecewa. Puas karena Moreau tetap setia menjaga atmosfer sampai akhir, tapi kecewa karena beberapa elemen cerita terasa terlalu familiar. Twist yang dihadirkan sebenarnya efektif, hanya saja terlalu aneh, sehingga hasilnya kurang memuaskan.

Ada juga beberapa adegan jumpscare yang terasa dipaksakan. Untungnya, jumlahnya tidak banyak. Justru yang lebih kuat adalah adegan-adegan ketika kamera seolah menunggu sesuatu terjadi, tapi tidak ada apa-apa. Ketegangan seperti ini jauh lebih menempel ketimbang kejut singkat.

4. Kesimpulan

5b0ba8dbd8af356ec8d487736e9ca088.jpg
Dok. Vertical (Other)

Other adalah contoh horor Eropa yang berbeda dari formula Hollywood. Ia lebih menekankan suasana, keheningan, dan tekanan psikologis daripada parade efek spesial. Meski tidak sempurna. Dengan pacing awal yang lambat, beberapa klise, dan ending yang agak bisa ditebak, film ini tetap memberi pengalaman horor yang cukup membekas.

Saya pribadi merasa film ini lebih cocok untuk penonton yang suka horor atmosferik, bukan sekadar hiburan kaget-kagetan. Kalau kamu sabar mengikuti ritmenya, Other bisa memberikan ketakutan yang terasa lebih dalam, lebih personal, dan lebih sulit hilang setelah lampu bioskop kembali menyala.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us

Latest in Film

See More

Film Laut Bercerita Menceritakan Apa? Ini Sinopsisnya

05 Des 2025, 14:00 WIBFilm