Kenapa Usopp Lebih Dapat Sorotan di Movie One Piece Ketimbang Manga?

- Film One Piece memberi panggung untuk semua anggota Topi Jerami
- Manga utama memiliki fokus yang lebih luas dan kompleks
- Dampak dari banyaknya karakter dalam cerita manga membuat Usopp kehilangan sorotan
Di One Piece: Stampede, kelemahan Usopp sempat menjadi bahan ejekan. Namun, justru satu serangan taktis darinya menjadi titik balik penting dalam menjatuhkan Douglas Bullet, sang antagonis utama.
Di One Piece Film: Red, momen koneksi mental antara Yasopp dan Usopp menghadirkan koordinasi yang efektif melawan Tot Musica di klimaks cerita.
Sebaliknya, di manga utama, Usopp justru seperti kehilangan sorotannya setelah arc Dressrosa. Di tiga babak panjang Wano hingga Egghead, kontribusinya cenderung minor dan komedik. Bahkan di Elbaf (negeri yang selama ini ia impikan) perannya sejauh ini belum terlihat signifikan.
Mengapa Usopp justru terlihat lebih bersinar di film-film One Piece dibandingkan di alur utama manga? Ini teori saya!
1. Beda fokus antara movie dan manga

Film One Piece umumnya dirancang agar semua anggota Topi Jerami mendapat panggung, karena ini adalah medium yang berdiri sendiri dan harus memuaskan penonton dalam waktu 90–120 menit. Maka:
Setiap anggota biasanya diberi satu momen menonjol: aksi keren, kekocakan khas mereka, atau kontribusi penting ke plot.
Usopp, yang dikenal sebagai karakter dengan kombinasi humor dan taktik cerdas, sering mendapat momen gemilang. Contoh dari Stampede dan Film: Red di atas misalnya. Di One Piece Film: Gold, Usopp juga bisa mengatasi Baccarat dan kekuatan keberuntungannya yang gila-gilaan dengan kreatif, melanjutkan tren Usopp mengalahkan karakter dengan kekuatan Paramcia overpowered. (Sebelumnya dia mengalahkan Perona dan Sugar di manga).
Sebaliknya, di manga utama, fokus Eiichiro Oda sebagai penulis lebih luas dan kompleks. Setiap arc utama dirancang untuk membangun dunia (worldbuilding), menguak sejarah besar dunia One Piece, dan menggerakkan plot utama menuju akhir. Ini berarti:
Sorotan tidak lagi hanya pada Topi Jerami, melainkan juga pada karakter penting lain.
Ketika tokoh-tokoh besar macam Law muncul di arc besar seperti Dressrosa, Wano, atau Egghead, mereka kadang mendapat panggung yang sangat besar, bahkan hingga mencuri spotlight. Contohnya adalah pertarungan Law dan Kid melawan Big Mom yang berlangsung epik dan mendalam, sementara beberapa anggota kru Luffy justru ada yang tidak dapat momen duel. (Usopp contohnya).
2. Perbedaan tujuan cerita

Film One Piece pada dasarnya dirancang sebagai hiburan instan yang bersifat non-kanon. Karena itu, struktur naratifnya difokuskan untuk menyenangkan penonton secara cepat, baik lewat aksi spektakuler, visual memikat, maupun momen fan service untuk berbagai karakter favorit. Dalam konteks ini, Usopp bisa ditampilkan sebagai penyelamat tak terduga, penembak jitu yang menentukan kemenangan, atau sidekick cerdas yang membawa dampak besar bagi tim.
Sebagian besar film juga mengambil pendekatan seperti episode filler, mereka tidak bisa memuat perkembangan karakter yang benar-benar signifikan karena itu adalah ranah eksklusif sang mangaka, Eiichiro Oda. Sebagai gantinya, film akan menampilkan para karakter seperti yang sudah dikenal oleh fans, namun diberi panggung sorotan khusus. Aksi Usopp di Film: Gold, Stampede, dan Film: Red pada dasarnya menonjolkan trait Usopp yang sudah akrab:
Seorang sniper ulung yang kreatif dan gigih,
Mampu mengatasi lawan dengan kekuatan Paramecia yang terkesan terlalu kuat (sudah dia lakukan sebelumnya pada Perona dan Sugar)
Serta memiliki potensi besar lewat Kenbunshoku Haki
Dengan kata lain, film memberi ruang untuk mengekspresikan "versi ideal Usopp" yang disukai fans, tanpa dibatasi kontinuitas atau dampak jangka panjang.
Sementara itu, manga One Piece memiliki tujuan naratif yang sangat berbeda. Oda membangun cerita jangka panjang dengan fokus pada worldbuilding mendalam, sejarah dunia, serta jalur cerita utama yang mengarah ke misteri besar seperti Joy Boy, Void Century, dan Imu. Dalam konteks ini, momen pengembangan karakter hanya bisa diberikan kepada segelintir tokoh yang peran naratifnya vital dalam arc tersebut.
Karena itu, kru seperti Robin, Sanji, Zoro, dan tentu saja Luffy, mendapatkan momen perkembangan signifikan di Wano. Mereka mengalami perubahan baik dari sisi kekuatan, konflik pribadi, maupun pencapaian karakter. Usopp, sayangnya, bukan fokus utama dalam skala cerita sebesar itu. Maka tak heran jika perannya lebih terbatas atau sekadar menjadi elemen humor dan pendukung.
3. Dan memang, setelah Dressrosa, Oda terasa harus menceritakan banyak sekali karakter

Dua poin sebelumnya sudah menyorot analisis saya mengenai dampak perbedaan status movie One Piece yang tidak kanon ke penokohan Topi Jerami.
Nah di manga, yang beneran kanon, setelah Dressrosa, Oda memang harus menampilkan banyak kisah dan karakter.
Di Wano ada kisah Akazaya Nine dan Kozuki Toki yang ingin menuntut balas atas kekejaman Orochi dan Kaido. Lalu di Pertempuran Onigashima masih ada Yamato dan ceritanya pula, serta sekutu macam Eustass Kid dan Law, serta Jinbe yang akhirnya gabung. Itu baru dari sisi protagonis, masih ada pula kisah dari antagonis macam Kaido.
Di Egghead ada kisah soal Bonney, Vegapunk dan satelit-satelitnya, serta kemudian pertempuran akbar melawan Buster Call terbesar dalam sejarah yang kemudian diperkuat pula oleh Gorosei.
Di Elbaf ada sorotan ke Loki, Saul, dan kemudian dari sisi antagonis ke God's Knight dan Imu.
Setiap elemen ini penting dan memiliki konsekuensi jangka panjang dalam cerita besar yang Oda bangun. Tapi konsekuensinya jelas: tidak semua Topi Jerami bisa mendapat porsi yang cukup. Dalam narasi yang semakin padat dan penuh karakter vital ini, akan selalu ada kru yang harus "mengalah" dalam hal sorotan.
Dan sayangnya, Usopp adalah salah satu yang paling sering jadi korbannya belakangan ini.
4. Jadi, apakah Usopp tidak akan dapat sorotan lagi di manga?

Nah, itulah analisis saya tentang mengapa Usopp justru terlihat lebih bersinar di film-film One Piece dibandingkan di manga utama. Tapi pertanyaannya kini: apakah itu berarti Usopp sudah tidak akan mendapat sorotan lagi di cerita utama?
Belum tentu. Justru ada alasan kuat untuk percaya bahwa Usopp hanya belum waktunya bersinar.
Kita sudah melihat pola ini sebelumnya. Nico Robin, misalnya, sempat terasa kurang sorotan juga, padahal potensi kekuatannya besar. Namun di Wano, dia mendapat momen one-on-one spektakuler melawan Black Maria, yang bukan hanya memperlihatkan kekuatannya, tetapi juga menggambarkan perkembangan mental dan emosionalnya sebagai sosok yang siap bertarung demi krunya. Hasilnya, Robin kini diakui sebagai salah satu bajak laut perempuan dengan bounty tertinggi.
Brook pun mengalami hal serupa. Di Whole Cake Island, dia mencuri perhatian sebagai musisi pemberani yang bisa menghadapi Big Mom secara langsung. Tapi di Wano, dia kembali ke peran sampingan. Kini di Elbaf, muncul petunjuk bahwa masa lalunya (terkait dengan Gunko) mungkin akan menjadi titik penting selanjutnya.
Dengan begitu, bisa saja giliran Usopp akan tiba. Elbaf, negeri para raksasa yang selalu dia impikan sejak awal petualangan, seharusnya menjadi tempat dia akhirnya membuktikan jiwanya sebagai pemberani sejati. Bukan tidak mungkin di sinilah kita akan melihat momen penentu Usopp. Toh, arc-nya jelas belum selesai.
Meski begitu, kita juga tidak bisa mengabaikan fakta bahwa fans sudah lama menantikan momen Usopp. Setelah Dressrosa, banyak yang berharap Wano atau Egghead akan menjadi panggung Usopp menjadi lebih bersinar lagi. Namun kenyataannya, peran dia masih cenderung pasif dan minim dampak ke plot utama.
Jadi, apakah Usopp masih akan bersinar? Secara naratif, harapannya masih terbuka lebar. Tapi waktunya semakin sempit, karena kita sudah di Final Saga, dan fans tentu berharap Oda tidak melewatkan kesempatan emas itu.
Gimana menurutmu? Apakah Usopp masih pantas mendapat momen besar di akhir cerita? Apakah Elbaf akan jadi panggungnya? Yuk, sampaikan pendapatmu di kolom komentar!