Kenapa Attack on Titan Live Action Gagal Sebagai Adaptasi?
Alasan gagalnya film ini sebagai adaptasi manganya!
Follow Duniaku untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kalau kamu belum tahu atau memang lupa, serial Attack on Titan sebenarnya sudah memiliki film live action bahkan sudah dua film.
Namun film ini dianggap tidak sukses sebagai film adaptasi serial anime dan manga sehingga banyak dibenci penggemarnya.
Kira-kira apa penyebab film ini gagal sebagai adaptasi?
1. Isu karakter yang muncul di dalam film ini karena semua pemerannya Asia, padahal di cerita aslinya hanya Mikasa yang Asia
Ini bukan mengarah ke isu rasial atau sejenisnya, tapi jika mengikuti adaptasi maka harus sesuai dengan sumber cerita utamanya.
Banyak penggemar yang merasa kalau pemeran dari Attack on Titan live action terasa tidak sesua dengan sumber aslinya terutama dari rasnya, ini wajar karena yang membuat adalah Jepang.
Jadi semua karakternya adalah Asia atau pemeran Jepang, sedangkan dalam sumber aslinya mereka rata-rata kaukasia dan yang Asia hanya Mikasa saja.
2. Chemistry Eren, Armin, dan Mikasa yang kurang terasa
Kalau dari segi pemeran, karakter Eren, Armin, dan Mikasa itu sebenarnya mendapatkan aktor dan aktris yang sangat hebat.
Mendiang Haruma Miura memerankan Eren dengan oke, belum lagi Kanata Hongo sebagai Armin dan pastinya Kiko Mizuhara sebagai Mikasa juga sangat menarik.
Tapi di film ini, chemistry ketiganya sebagai teman masa kecil yang selalu bersama itu sangat minim sehingga tidak terasa seperti adaptasinya.
Baca Juga: Ternyata Isayama Sempat Berencana Membunuh Levi di Attack on Titan!
3. Levi Ackerman yang tidak ada dan justru digantikan dengan karakter bernama Shikishima
Levi Ackerman adalah karakter favorit para penggemar Attack on Titan, mau yang membaca manga atau hanya menonton animenya saja.
Kesalahan terbesar Attack on Titan live action adalah menghilangkan karakter Levi, justru menggantinya dengan Shikishima.
Shikishima adalah karakter orisinal film yang dikonsep seperti Levi, tapi bukan Levi. Tak ada Levi di versi live action.
4. Plot cerita yang bingung mau dibawa kemana dan pastinya jauh dari versi aslinya
Rata-rata kritikus film mengatakan kalau secara visual meskipun CG di film ini bukan yang terbaik, tapi masih cukup oke, sedangkan rata -rata komentar buruk berasal dari ceritanya.
Cerita dan plot di film ini terasa sangat dipaksakan terutama agar bisa masuk ke durasi beberapa jam di filmnya.
Tentunya plot cerita dari film ini terasa sangat jauh jika kita membandingkannya dengan versi anime atau manganya, terutama di film keduanya yang akhir dari serinya tetap tidak jelas mau dibawa kemana.
Nah itu dia beberapa hal yang membuat film live action Attack on Titan gagal sebagai sebuah film adaptasi. Kalau komentarmu sendiri bagaimana?
Baca Juga: Opening Attack on Titan Final Season Part 2 Dapat Jutaan Penonton!