5 Kebiasaan Unik Pemain WWF SmackDown Era PS1! Nonton Entrance Debra?

- "Smack" atau "Smekdon" jadi sebutan untuk Special Moves
- Mendengar orang nyebar hoaks saat ngobrolin SmackDown
- Terlalu "antusias" melihat entrance wrestler perempuan
- Kalau ada orang tua, takut kena jump scare loading screen
- Jelajah backstage WWF SmackDown 2: Know Your Role
Sejak tahun 2002, organisasi gulat World Wrestling Federation (WWF) resmi berganti nama menjadi WWE. Sejak saat itu pula, berbagai judul game WWE terus bermunculan, termasuk yang terbaru, WWE 2K25, yang menawarkan grafik dan simulasi gulat paling realistis sejauh ini.
Tapi bagi anak-anak 90-an, ada dua judul game yang punya tempat khusus di hati dari era sebelum WWF ganti brand jadi WWE. Bukan karena grafik canggih atau mode online, melainkan karena gameplay-nya seru, bisa dimainkan di rental PS favorit, dan dirilis tepat saat demam WWF melanda Indonesia: WWF SmackDown dan WWF SmackDown 2: Know Your Role.
Nah, di balik keseruan game itu, ada juga berbagai kebiasaan unik dan ajaib yang dilakukan para pemainnya. Mulai dari salah kaprah penyebutan jurus hingga eksplorasi arena yang tak lazim.
Apa saja kebiasaan tak terlupakan para pemain WWF SmackDown era PS1?
Yuk nostalgia bareng lewat daftar di bawah ini!
1. "Smack" atau "Smekdon" jadi sebutan untuk Special Moves

Saya sudah membahas ini di artikel terpisah, Kenapa Anak 90-an Menyebut Finishing Move WWF SmackDown 'Smack'?.
Penyebabnya intinya gini: di era itu, anak-anak banyak yang menyebut jurus-jurus pamungkas pegulat WWF dengan istilah "Smack" karena ketika ingin mengeksekusi jurus andalan pegulat, seperti Stone Cold Stunner dari Stone Cold Steve Austin, logo SmackDown akan melintasi layar dengan cepat.
Buat anak-anak yang belum terlalu familiar dengan istilah seperti finisher atau special move, momen itu langsung jadi penanda bahwa "inilah jurus andalan!" Dan karena terjadi bersamaan dengan logo SmackDown muncul, sebagian langsung menyimpulkan: "Oh, itu pasti namanya Smack."
Lucunya lagi, istilah ini menyebar dengan sangat organik. Anak yang menyebut jurus itu "Smack" akan menularkannya ke teman sekolah, teman main di komplek, teman TPA, bahkan teman rental PS. Internet belum umum kala itu, jadi tidak ada yang mengoreksi dan akhirnya, istilah itu menjadi budaya bersama.
Padahal secara teknis, jurus-jurus itu jelas disebut sebagai Special Move dalam layar pemilihan karakter. Bahkan beberapa majalah game juga menuliskannya begitu.
Tapi karena kata Smack terdengar lebih singkat, lebih catchy, dan secara makna juga memang merujuk ke pukulan keras atau tamparan, istilah itu terasa "masuk akal" di telinga anak-anak Indonesia saat itu.
Kalau fenomena ini terjadi sekarang, lalu kamu mencoba menyebut Finishing Move sebagai “Smack” di grup Facebook WWE internasional, mungkin langsung dikoreksi. Tapi di zaman itu? Siapa yang bakal membantah? Semua percaya aja.
Jadi jangan heran kalau dulu kamu sering dengar kalimat semacam:
“Stone Cold itu Smack-nya gila banget, musuh kena sekali langsung tumbang!”
2. Mendengar orang nyebar hoaks saat ngobrolin SmackDown

Di era 2000-an awal ini, mengakses internet masih sulit. Kamu wajib punya PC, yang tentu saja mahal. Lalu jasa layanan internetnya juga dial-up (Telkomnet Instan) dan kelamaan pakai bisa membuat tagihan telepon membengkak hebat. Lambat pula. Jadi mengakses berita WWF itu susah.
Dalam situasi begini kadang ada anak-anak yang kelewat kreatif hingga menyampaikan hoaks soal kenapa sejumlah pegulat tidak hadir di game-nya.
Kalau kita bicara soal WWF SmackDown dan WWF SmackDown 2, maka salah satu yang sering jadi spekulasi adalah Big Show. Dia ada di SmackDown 1, kenapa tidak ada di SmackDown 2? Lalu Ken Shamrock, yang terasa kuat di SmackDown 1 hilang ke mana kok tidak muncul di SmackDown 2?
Jika kamu mencari jawabannya sekarang kamu akan tahu bahwa Big Show di masa itu dikirim ke OVW (Ohio Valley Wrestling), semacam tempat pembinaan bakat milik WWF di era tersebut, untuk meningkatkan kebugarannya. Mengingat ada pegulat Unknown yang masih memiliki penampilan Big Show di game, dan sebenarnya ada loading screen Big Show, sepertinya tadinya Yuke's sudah akan memasukkan Big Show ke roster sebelum situasinya jadi begitu.
Sementara itu Ken Shamrock memang sudah tidak ada di WWF lagi saat SmackDown 2 rilis. Dia bahkan sudah keluar sejak 1999.
Alasan resminya saat itu adalah dia ingin melanjutkan karier MMA, namun kemudian terungkap ada faktor lain seperti dia sudah lama tidak sreg dengan Montreal Screwjob tahun 1997 yang membuat Bret Hart (pegulat legendaris yang jadi mentor Shamrock di WWF) hengkang dari WWF, serta Shamrock keberatan dengan cerita tertentu yang ia jalani.
Tapi di tahun 2000-an, mana bisa para bocah tahu berita itu?
Jadi beredarlah hoaks bahwa Big Show dan Ken Shamrock dipecat, atau bahkan mati. Padahal dua-duanya masih hidup, dan menyebut mereka "dipecat" tidak sesuai dengan alasan asli mereka tidak tampil di game-nya.
Fenomena serupa terjadi juga pada 2003, saat Jeff Hardy dilepaskan oleh WWE, sehingga dia meninggalkan dulu organisasi itu dan beraksi di organisasi gulat indie.
Hoaks Jeff Hardy meninggal mulai menyebar luas di kalangan anak-anak Indonesia. Banyak yang percaya, sebelum kemudian WWE ditayangkan di TV lagi dan Jeff Hardy jelas-jelas muncul.
3. Terlalu "antusias" melihat entrance wrestler perempuan

Di game WWE modern, entrance para pegulat dibuat semirip mungkin dengan versi aslinya di acara TV, lengkap dengan lighting, musik, dan gaya khas masing-masing superstar. Kadang durasinya dipersingkat sedikit untuk efisiensi, terutama kalau pegulatnya punya entrance yang lama banget kayak The Undertaker. Tapi intinya, kita bisa merasakan atmosfer grand dari tiap kemunculan mereka.
Nah, situasinya agak beda di era WWF SmackDown dan WWF SmackDown 2: Know Your Role di PlayStation 1. Karena keterbatasan teknologi waktu itu, gameplay belum bisa menyajikan animasi entrance yang kompleks. Sebagai gantinya, saat pegulat masuk ring, latar belakang mereka diisi dengan potongan video asli dari intro masing-masing, jadi visualnya seperti montase video entrance yang diputar di layar besar di arena gulat beneran, sementara model si pegulat beraksi di depannya.
Karena format seperti itu, ada fenomena unik yang muncul…
Sejumlah anak, terutama bocah laki-laki SD sampai SMP, jadi terlalu “antusias” saat menyaksikan entrance wrestler perempuan. Soalnya, video entrance mereka yang sensual tayang tanpa sensor di layar, lengkap dengan gerakan tubuh yang menggoda dan sorotan kamera dramatis khas era Attitude.
Padahal di RCTI pada masa itu pun segmen pegulat perempuan tak ditampilkan!
Di WWF SmackDown pertama, Debra jadi salah satu yang paling mencuri perhatian karena gaya tampilannya yang sangat provokatif (bahkan untuk standar Attitude Era sekalipun). Lalu di SmackDown 2, muncul sosok Trish Stratus, yang semasa itu memang karakternya tipe eye candy, walau dia kemudian berkembang menjadi salah satu pegulat perempuan terbaik di sejarah WWE.
4. Kalau ada orang tua, takut kena jump scare loading screen

Berhubung WWF SmackDown 2: Know Your Role itu game PS1, layar loading adalah hal yang awam ditemui pemainnya.
Tapi di SmackDown 2 ini loading screen menampilkan foto-foto keren para pegulatnya, yang setidaknya bisa menghibur sedikit sebelum lanjut ke pertandingan. Contohnya adalah foto yang saya pasang di atas, yang menampilkan The Rock.
Yang jadi masalah adalah di antara foto-foto loading screen itu ada juga foto para pegulat perempuan yang bergaya sensual.
Bayangkan lagi main WWF SmackDown 2: Know Your Role, lalu orang tuamu lewat saat loading screen bergambar Trish Stratus dan Debra muncul. Pastinya panik.
Bahkan memang komentar macam, "This would always be the loading screen when my mum walked into the room," atau "Ini selalu menjadi layar loading ketika ibu saya masuk ke dalam ruangan," sering beredar kalau membahas soal loading screen Trish Stratus di era itu.
Perbedaan situasi dari memandangi entrance pegulat perempuan dengan ini adalah... kalau entrance pegulat perempuan, para pemainnya memang sengaja memilihnya. Mereka memang biasanya ingin melihat videonya.
Sementara loading screen ini bisa jadi kagetan karena bisa saja muncul tak diduga di saat yang salah.
5. Jelajah backstage di Hardcore Match
WWF SmackDown 2: Know Your Role menghadirkan fitur yang bikin banyak pemain PS1 kala itu terkesima: area backstage yang bisa dieksplorasi saat pertandingan mode Hardcore Match. Meskipun detailnya belum sekompleks WWE SmackDown: Here Comes the Pain di PS2, variasi area yang tersedia di game ini sudah terasa luar biasa untuk ukuran konsol generasi sebelumnya.
Bermain bersama teman dan memilih Hardcore Match sering kali malah berubah jadi sesi jalan-jalan keliling arena, bukannya bertanding serius. Para pegulat bisa dibawa berkelahi di area parkiran, ruang loker, bar, hingga area dengan air mancur, yang semuanya terasa seperti arena rahasia penuh kejutan. Dan di area-area itu kamu bisa menggunakan berbagai objek yang tersedia sebagai senjata.
Bagi anak-anak rental atau yang bermain ramai-ramai di rumah, menemukan area baru ini rasanya seperti menemukan harta karun. Satu teman mungkin berteriak, “Eh, ke kiri bisa ke ruang bar tuh!” dan semua langsung penasaran ingin ke sana.
Variasi lokasi inilah yang diam-diam memberi rasa petualangan dalam game gulat, sesuatu yang tidak semua game genre fighting punya saat itu.
Nah itu lima kebiasaan unik para pemain WWF SmackDown era PS1.
Menurutmu gimana? Sampaikan di kolom komentar!



















