Inilah 5 Game RPG Keren dari Eropa! Gak Kalah dari RPG Jepang

- Disco Elysium: RPG terbaik 2019 dengan gameplay tanpa pertarungan tradisional, konflik diselesaikan melalui dialog, skill check, atau keputusan naratif.
- Fear and Hunger: Game indie brutal dan sadis dengan tingkat kesulitan yang menantang secara mental dan emosional.
- Clair Obscur: Expedition 33: RPG bergaya JRPG dengan visual artistik Belle Époque yang mendekati sempurna, cerita luar biasa, dan sistem pertarungan intens.
Di era gaming modern saat ini, jika berbicara soal game RPG, sebagian besar gamer Indonesia mungkin langsung membayangkan tiga negara berikut:
Amerika Serikat, dengan RPG seperti Fallout dan Elder Scrolls.
Jepang, rumah bagi RPG turn-based battle klasik seperti seri Final Fantasy lama hingga action RPG seperti Elden Ring.
China, yang tengah naik daun lewat gelombang RPG gacha, baik turn-based seperti Honkai: Star Rail, maupun open-world action RPG seperti Genshin Impact dan Wuthering Waves.
Namun sesungguhnya, Eropa juga diam-diam menghasilkan deretan RPG berkualitas tinggi, dengan nuansa, atmosfer, dan pendekatan cerita yang terasa sangat berbeda dari gaya Amerika, Jepang, maupun China.
Ingin tahu contohnya?
Berikut 5 RPG asal Eropa yang menurut saya pantas masuk radar Anda.
1. Disco Elysium

Disco Elysium dibuat oleh ZA/UM, berbasis di United Kingdom dan Eropa. Game-nya ditulis dan dirancang oleh tim yang dipimpin Robert Kurvitz, novelis asal Estonia.
Jadi ya, ini game yang latar belakangnya Eropa banget.
Ini juga adalah salah satu RPG terbaik yang saya mainkan di tahun 2019.
Yang membuatnya begitu berbeda adalah: game ini nyaris tidak punya sistem pertarungan tradisional. Sepanjang permainan, hanya ada satu adegan pertempuran wajib. Selebihnya, semua konflik diselesaikan melalui dialog, skill check, atau keputusan naratif. Kamu bermain sebagai detektif amnesia yang mencoba memecahkan kasus pembunuhan di distrik kumuh Martinaise, ditemani partner-mu, Kim Kitsuragi, yang stoik dan penuh integritas.
Tapi jangan tertipu. Meski tidak banyak aksi, game ini bisa membuatmu mati konyol hanya karena situasi seperti... duduk di kursi yang tidak nyaman, berdebat dengan orang yang memiliki keunggulan informasi dibandingkan kamu.
Yang membuat Disco Elysium benar-benar luar biasa adalah kedalaman sistem percakapannya. Pikiran dan aspek kepribadian protagonismu, mulai dari logika, empati, hingga intuisi dan ideologi, dipersonifikasikan menjadi "suara-suara" dalam kepalamu, yang berdebat dan memberi masukan selama kamu bermain.
Hasilnya adalah RPG naratif yang sangat cerdas, satir, gelap, namun juga bisa sangat lucu dan menyentuh.
Sebuah pengalaman bermain peran yang tak seperti RPG lain, dan benar-benar pantas dianggap sebagai mahakarya dari Eropa.
2. Fear and Hunger

Ah, Fear & Hunger, sebuah game yang bisa dibilang bukan hanya gelap, tapi juga sakit dan kejam.
Dirilis pada tahun 2018, Fear & Hunger adalah karya indie dari Miro Haverinen, pengembang tunggal asal Finlandia. Game ini membawa kita ke dunia dark fantasy yang nyaris nihil harapan, tempat di mana keputusasaan bukan hanya tema, tapi juga bagian dari gameplay itu sendiri.
Kamu akan memilih satu dari empat karakter dengan latar belakang berbeda, lalu menjelajahi sebuah dungeon kuno yang perlahan mengungkap rahasia mengerikan dan entitas-entitas mengerikan yang menghuninya.
Semakin dalam kamu melangkah, semakin besar rasa takut dan lapar yang menghantui, sesuai judulnya. Bukan hanya karena makhluk yang kamu hadapi makin brutal, tapi juga karena dunia ini tidak punya belas kasihan.
Tingkat kesulitannya brutal, bahkan sadis. Game ini tidak ragu menghukum kesalahanmu dengan kematian permanen, amputasi anggota tubuh, hingga kejadian mengerikan lain yang bisa muncul secara acak. Sistem pertarungan berbasis turn-based-nya pun tidak biasa, karena kamu bisa menyerang bagian tubuh musuh secara spesifik, tapi begitu juga sebaliknya. Karaktermu pun bisa dimutilasi dengan efek permanen.
Namun justru dari kegelapan ekstrem inilah Fear & Hunger menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Ini adalah game yang benar-benar menantang, baik secara mental maupun emosional.
3. Clair Obscur: Expedition 33

Clair Obscur: Expedition 33 adalah game yang langsung mencuri perhatian dunia saat dirilis pada April 2025.
Dikembangkan oleh Sandfall Interactive, studio asal Prancis, game ini tidak sekadar dibuat di Prancis... ia sama sekali tidak malu menunjukkan identitas Prancisnya. Dialog dalam versi Inggris tetap mempertahankan makian seperti “Putain” dan “Merde”, dan salah satu kostum komedi bahkan memungkinkan karakter membawa baguette di punggung, seakan itu pedang. Sebuah sentuhan satir yang justru memperkuat cita rasa lokalnya.
Dari segi visual, game ini mengusung gaya artistik Belle Époque, dan karena dikembangkan oleh tim asli Prancis, hasilnya terasa otentik dan hidup, bukan sekadar imitasi.
Namun di balik estetika yang memesona, Clair Obscur juga menyuguhkan sebuah RPG bergaya JRPG yang kualitasnya mendekati sempurna. Pertarungan turn-based-nya intens dan menantang, dengan sistem parry dan dodge yang memaksa pemain terus terlibat secara aktif.
Cerita yang disajikan pun luar biasa, penuh misteri dan kejutan emosional yang akan membekas di dalam dirimu bahkan setelah kamu menamatkannya.
Dengan visual yang menawan, audio yang megah (termasuk komposisi orkestra yang layak tampil di panggung The Game Awards), dan gameplay yang dirancang penuh cinta, Clair Obscur: Expedition 33 telah menegaskan bahwa Eropa, khususnya Prancis, punya tempat yang kuat dalam lanskap RPG global.
4. Kingdom Come: Deliverance

Baik RPG Amerika, Jepang, maupun China, sering kali menghadirkan latar yang terinspirasi dari Eropa era medieval. Tapi Kingdom Come: Deliverance menyajikan sesuatu yang jauh berbeda, bukan sekadar Eropa fantasi, melainkan representasi yang mendekati akurat terhadap Eropa abad pertengahan, tanpa naga, tanpa sihir, hanya realitas keras yang dihadapi manusia biasa.
Game ini dikembangkan oleh Warhorse Studios, studio asal Praha, Republik Ceko, dan mengusung visi yang sangat ambisius: menciptakan RPG realistis yang berakar pada sejarah, budaya, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Bohemia di abad ke-15.
Kesulitan dalam game ini bukan sekadar gimmick, jika kamu terbiasa dengan power fantasy ala Skyrim, kamu akan kaget. Melawan dua musuh biasa sekaligus saja bisa berujung kematian memalukan kalau kamu belum menguasai sistem combat. Ini bukan game yang memberimu kemenangan instan hanya karena kamu adalah "tokoh utama."
Jeffrey Parkin dari Polygon pernah menuliskan impresi yang sangat tepat:
“Di situlah Kingdom Come: Deliverance menjadi jauh lebih menyenangkan: ketika saya berhenti memaksakan ekspektasi untuk bermain sebagai pahlawan luar biasa, dan mulai benar-benar memerankan seorang petani biasa yang sangat manusiawi. Transisi dari menganggap game ini sebagai pelarian penuh fantasi, seperti film aksi penuh tebasan, menjadi simulasi kehidupan petani yang berbasis realita terasa sangat mendalam.”
Dan memang begitulah rasanya. Ketika kamu berhenti bermain sebagai sosok hero macam Dragonborn, dan mulai hidup sebagai Henry, pemuda tukang besi yang harus belajar bertahan hidup, barulah game ini terasa jujur dan memikat.
Pendekatan realisme inilah yang membuat Kingdom Come: Deliverance begitu menonjol. Dan dengan sekuelnya, Kingdom Come: Deliverance 2, yang menyajikan perbaikan di berbagai aspek seperti sistem pertarungan, narasi, serta mekanisme role-playing yang lebih dalam, bukan tidak sekuelnya ini pun sekarang menjadi salah satu kandidat terkuat Game of the Year 2025.
5. The Witcher 3: Wild Hunt

Mana mungkin kita melupakan The Witcher 3: Wild Hunt, salah satu RPG paling berpengaruh dalam sejarah modern?
Game ini dikembangkan oleh CD Projekt Red, studio kebanggaan Polandia yang berbasis di Warsawa, dan membawa dunia The Witcher, karya penulis Andrzej Sapkowski, ke level yang belum pernah dicapai sebelumnya dalam bentuk media video game.
The Witcher pertama adalah langkah awal yang menjanjikan, meskipun masih terasa kaku dalam desain dan kontrolnya. The Witcher 2: Assassins of Kings membawa peningkatan signifikan, dengan cerita politik yang kompleks dan sistem pertarungan yang lebih menantang.
Tapi semuanya mencapai puncaknya di The Witcher 3: Wild Hunt. Dunia open-world-nya luas, kelam, dan hidup. Kamu bukan sekadar menjelajahi tempat kosong, tapi menyusuri dunia yang dipenuhi penderitaan, perang, konflik kelas, dan mitologi Eropa Timur yang unik.
Cerita utamanya kuat, tapi yang membuat The Witcher 3 benar-benar istimewa adalah quest-quest sampingannya yang berkualitas setara, atau bahkan melampaui banyak cerita utama game lain. Alur seperti The Bloody Baron menjadi bukti bagaimana game ini mematahkan ekspektasi. Ini bukan kisah pahlawan menumpas penjahat, tapi tentang trauma, penyesalan, dan konsekuensi yang tak terhindarkan.
Tak hanya itu, The Witcher 3 juga memperkenalkan Gwent, mini game kartu yang begitu seru dan adiktif hingga akhirnya dibuat menjadi game standalone tersendiri. Dan tentu saja, performa Geralt of Rivia sebagai protagonis, penuh sarkasme, kelelahan, tapi juga rasa tanggung jawab, menjadi salah satu ikon paling dikenang di dunia RPG.
Game ini adalah tonggak sejarah yang membuat CD Projekt Red dihormati secara global, termasuk di Indonesia. Sebelum Cyberpunk 2077, The Witcher 3 sudah terlebih dahulu membuktikan bahwa Eropa Timur juga bisa memimpin dalam industri game kelas dunia.
Nah itu lima contoh game RPG keren dari Eropa.
Gimana menurutmu? Ada judul lain yang harusnya saya sebutkan di daftar ini?
Sampaikan di kolom komentar!