Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Penilaian Film Stolen Girl: Kate Beckinsale dalam Thriller Nyata

kate-beckinsale-stolen-girl-01-700x400-1.jpg
Dok. Voltage Pictures (Stolen Girl)
Intinya sih...
  • Film Stolen Girl terinspirasi dari kisah nyata penculikan anak lintas negara
  • Kate Beckinsale tampil meyakinkan sebagai ibu yang memperjuangkan anaknya
  • Eksekusi film menawarkan nuansa internasional dengan latar Timur Tengah yang berbeda
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

GENRE: Drama

ACTORS: Kate Beckinsale, Scott Eastwood, Jordan Duvigneau

DIRECTOR: James Kent

RELEASE DATE: Oktober 2025

RATING: 3/5

Film Stolen Girl menghadirkan Kate Beckinsale sebagai pemeran utama. Disutradarai oleh James Kent, film ini dipromosikan sebagai thriller yang terinspirasi dari kisah nyata penculikan anak lintas negara. Mengangkat tema keluarga, trauma, dan perburuan internasional, Stolen Girl mencoba menggabungkan drama emosional dengan aksi berkecepatan tinggi. Namun, apakah eksekusinya berhasil menghadirkan sesuatu yang segar?

1. Antara Realita dan Fiksi yang Didramatisasi

170449488_4x6q3y.jpg
Dok. Voltage Pictures (Stolen Girl)

Kisah film ini berpusat pada Mauree (Beckinsale), seorang ibu tunggal yang hidupnya hancur ketika sang mantan suami menculik putri mereka, Amina, dan membawanya ke Timur Tengah. Dengan bantuan seorang mantan marinir yang ahli dalam operasi penyelamatan anak, Mara memulai perjalanan penuh bahaya untuk merebut kembali buah hatinya.

Film menekankan bahwa ceritanya “terinspirasi dari kejadian nyata”. Ada kemungkinan film ini mengambil acuan dari kasus Maureen Dabbagh pada 1993, ketika anaknya diculik dan dibawa ke Timur Tengah. Namun, Stolen Girl jelas menambahkan lapisan dramatisasi: dari ketegangan bak film aksi, jaringan konspirasi, hingga kejar-kejaran di jalanan asing.

Dari sisi narasi, premisnya memang kuat. Tema ibu yang memperjuangkan anaknya hampir selalu mengundang simpati penonton. Hanya saja, skenario terkadang terasa terlalu bergantung pada ketegangan artifisial, membuat realitas yang diklaim sebagai dasar cerita menjadi kabur.

2. Kate Beckinsale Jadi Pusat Emosi

c7d316d0d4a74bf086e1a798dd4b0680.jpg
Dok. Voltage Pictures (Stolen Girl)

Kate Beckinsale kembali menunjukkan karismanya dalam peran yang menuntut ketegangan fisik sekaligus emosi. Sebagai Mara, ia tampil meyakinkan, menyalurkan desperasi seorang ibu dengan ekspresi penuh rasa sakit dan kegigihan. Karakter ini bisa saja jatuh ke klise, tapi Beckinsale cukup mampu membuatnya bernuansa.

Pemain pendukung seperti Scott Eastwood yang berperan sebagai mantan marinir memberi warna maskulin yang menyeimbangkan karakter Mara. Chemistry keduanya menambah dinamika cerita, meski terkadang dialog terasa datar dan terlalu “naskah film aksi” ketimbang interaksi natural.

3. Skala Internasional dengan Eksekusi Beragam

170449481_el28cv.jpg
Dok. Voltage Pictures (Stolen Girl)

Disutradarai oleh James Kent, Stolen Girl mengambil lokasi yang menampilkan nuansa internasional, termasuk latar Timur Tengah yang memberikan atmosfer berbeda dibandingkan drama penculikan kebanyakan. Secara visual, film menawarkan lanskap luas dan nuansa “dunia asing” yang menambah kesan berbahaya.

Namun kami melihat eksekusi trailer terlihat klise: penggunaan sudut kamera yang standar, editing yang terlalu cepat, hingga pencahayaan yang terkadang terkesan sederhana. Bagi sebagian penonton, ini mungkin cukup untuk menghadirkan sensasi “thriller aksi ala Hollywood”, tapi bagi yang mengharapkan kualitas visual tinggi, eksekusi ini terasa kurang maksimal.

Untunglah pada bagian paruh akhir film, Stolen Girl lumayan memperlihatkan bobot interaksinya. Adegan yang memperlihatkan pertemuan Amina dan sang ibu, lumayan menyayat hati. Begitupun berbagai kenyataan yang menyebabkan semua peruangan yang dilakukan oleh Maureen jadi tidak relevan.

4. Emosional, tapi Tak Lepas dari Klise

abb50198ecd46b9daa8e36c8d3bf112a.jpg
Dok. Voltage Pictures (Stolen Girl)

Kekuatan utama Stolen Girl ada pada tema universal: perjuangan seorang ibu melawan dunia demi anaknya. Premis ini saja sudah cukup untuk menarik penonton yang mencari kisah emosional bercampur aksi. Nama Kate Beckinsale juga menambah daya tarik tersendiri.

Namun, kelemahannya terletak pada orisinalitas. Film ini terasa terlalu sering meminjam formula lama dalam genre penculikan internasional, sehingga beberapa adegan kehilangan kejutan. Klaim “berdasarkan kisah nyata” pun agak problematis, karena fakta historisnya hanya jadi fondasi longgar, sementara sisanya lebih banyak permainan dramatisasi.

Pada akhirnya, Stolen Girl cocok ditonton bagi mereka yang menyukai thriller emosional dengan sentuhan aksi. Jangan terlalu berharap pada akurasi kisah nyata atau kedalaman psikologis, tapi siapkan diri untuk menikmati kisah perjuangan seorang ibu yang menolak menyerah, meski harus menembus batas negara dan logika.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us

Latest in Film

See More

Penilaian Film Sisu: Road to Revenge Masih Brutal dan Memikat!

05 Des 2025, 11:00 WIBFilm