Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Penilaian Film: Mickey 17, Eksperimen Gila Hidup, Mati, dan Identitas

Dok. Warner Bros.

GENRE: Scifi

ACTORS: Robert Pattinson, Steven Yeun, Michael Monroe

DIRECTOR: Bong Joon Ho

RELEASE DATE: 5 Maret 2025

RATING: 4.5/5

Bong Joon-ho kembali dengan visi uniknya dalam Mickey 17, film fiksi ilmiah yang membawa kita ke masa depan penuh ketidakpastian. Mengadaptasi novel Mickey7 karya Edward Ashton, film ini memperkenalkan konsep "Expendable", manusia yang dapat mati berkali-kali dan terus dihidupkan kembali melalui teknologi cloning canggih.

Robert Pattinson berperan sebagai Mickey Barnes, seorang pekerja kelas rendah yang direkrut untuk misi kolonisasi ke planet bersalju bernama Niflheim. Tugasnya sederhana tapi brutal, melakukan pekerjaan paling berbahaya yang kemungkinan besar akan membunuhnya. Namun, setiap kali ia mati, tubuhnya dicetak ulang, dan ingatannya dimasukkan ke dalam kloning baru.

Dari sinopsisnya saja, Mickey 17 sudah terdengar seperti film fiksi ilmiah klasik yang mengangkat isu eksistensial dan eksploitasi manusia. Bong mengemasnya dengan sentuhan khasnya: humor gelap, kritik sosial, dan visual yang memukau. Planet Niflheim digambarkan sebagai lingkungan yang keras dan tidak bersahabat, menciptakan latar yang sempurna bagi kisah tentang ketahanan hidup dan absurditas eksistensi.

1. Terjebak dalam Siklus Tanpa Akhir

Dok. Warner Bros.

Pattinson membuktikan sekali lagi bahwa dirinya adalah aktor yang tidak takut mengambil peran eksentrik. Dalam Mickey 17, ia membawakan karakter Mickey dengan kombinasi kecerdasan, keputusasaan, dan sedikit humor sinis. Mickey bukanlah pahlawan khas film fiksi ilmiah yang heroik dan penuh tekad. Sebaliknya, ia adalah pria biasa yang pada awalnya menganggap pekerjaan sebagai Expendable sebagai tiket keluar dari Bumi yang penuh kekacauan. Namun, semakin lama ia berada di Niflheim, semakin ia menyadari bahwa nasibnya lebih seperti seorang budak dibandingkan seorang penjelajah luar angkasa.

Keunikan film ini terletak pada bagaimana Mickey menghadapi realitas dirinya yang bisa mati dan hidup kembali. Pattinson dengan cerdik menampilkan evolusi karakter dari seseorang yang menerima nasibnya, menjadi seseorang yang mulai mempertanyakan arti keberadaannya. Adegan-adegan kematian Mickey, yang berkisar dari konyol hingga brutal, menggarisbawahi absurditas dari eksistensinya sebagai Expendable.

Selain Pattinson, film ini juga diperkuat oleh Steven Yeun sebagai sahabat yang misterius dan Mark Ruffalo sebagai pemimpin misi yang otoriter. Kedua aktor ini memberikan dimensi tambahan dalam cerita, dengan karakter mereka yang semakin menekan Mickey untuk tetap berada dalam sistem yang tidak manusiawi.

2. Kritik Pada Kapitalisme dan Kolonialisme

Dok. Warner Bros.

Bong Joon-ho bukanlah sutradara yang sekadar membuat film untuk hiburan semata. Seperti dalam Snowpiercer dan Parasite, ia selalu menyelipkan kritik tajam terhadap struktur sosial dan ketimpangan kekuasaan. Dalam Mickey 17, ia mengeksplorasi bagaimana teknologi yang seharusnya menyelamatkan manusia justru digunakan untuk memperbudak mereka.

Mickey adalah perwakilan dari kelas pekerja yang dieksploitasi tanpa henti oleh sistem yang tidak peduli terhadap nyawanya. Ia bukan sekadar manusia—ia adalah aset yang bisa digandakan, direset, dan dibuang kapan saja. Teknologi cloning dalam film ini bukanlah mukjizat ilmiah, melainkan alat kontrol yang memastikan bahwa pekerja selalu tersedia dan tidak pernah bisa benar-benar memberontak.

Selain itu, Mickey 17 juga menggambarkan kolonialisme dengan cara yang unik. Manusia datang ke Niflheim dengan harapan membangun dunia baru, tetapi mereka justru mengulang kesalahan yang sama seperti di Bumi: menguras sumber daya, menindas kelompok yang lebih lemah, dan menciptakan hierarki sosial yang tidak adil. Bong menunjukkan bahwa bahkan di luar angkasa, ketamakan dan ketidakadilan tetap bertahan.

3. Sebuah Pertanyaan yang akan Selalu Menghantui

Dok. Warner Bros.

Dari segi visual, Mickey 17 adalah mahakarya sinematik. Bong Joon-ho bekerja sama dengan tim efek visual kelas dunia untuk menciptakan dunia Niflheim yang terasa nyata, dingin, dan penuh ancaman. Setiap detail, dari pakaian luar angkasa hingga teknologi cloning, dirancang dengan sangat teliti, menciptakan atmosfer yang benar-benar membenamkan penonton dalam pengalaman film.

Namun, yang membuat film ini lebih dari sekadar tontonan visual adalah pertanyaan filosofis yang diajukan: Apakah identitas kita masih utuh jika kita bisa digantikan kapan saja? Jika tubuh dan ingatan kita dapat direplikasi, apa yang membuat kita benar-benar "hidup"? Bong Joon-ho tidak memberikan jawaban pasti, tetapi ia menghadirkan berbagai perspektif melalui perjalanan Mickey yang terus bertanya-tanya tentang makna eksistensinya.

Pada akhirnya, Mickey 17 bukan hanya film fiksi ilmiah biasa. Ini adalah eksplorasi tentang kehidupan, kematian, dan ketidakpastian eksistensi dalam dunia yang semakin dikendalikan oleh teknologi dan kekuasaan. Dengan akting luar biasa dari Robert Pattinson, cerita yang cerdas, dan visual yang memukau, Mickey 17 adalah film yang wajib ditonton bagi siapa saja yang mencari lebih dari sekadar aksi di luar angkasa.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
Damian
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Damian
EditorDamian
Follow Us