Baca artikel Duniaku lainnya di IDN App
For
You

Penilaian Film 6 Lying University Students, Antara Teman dan Ambisi

MV5BNWMwMzAyZTgtMTA5Ny00M2EzLTkwZjAtNTFmYjgzMDg5NjM0XkEyXkFqcGc@._V1_.jpg
Dok. Toho (6 Lying University Students)
Intinya sih...
  • Film menggambarkan persaingan yang merusak persahabatan dan tekanan sosial untuk selalu menjadi yang terbaik.
  • Kekuatan utama film ada pada karakterisasi enam mahasiswa, dengan interaksi antar karakter sebagai fokus utama penyutradaraan.
  • Rokunin no Usotsuki na Daigakusei masih menyisakan kelemahan dalam logika cerita dan klimaks yang kurang menggigit.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Film Rokunin no Usotsuki na Daigakusei atau 6 Lying University Students merupakan adaptasi dari novel misteri karya Akinari Asakura, disutradarai oleh Yūichi Satō yang dikenal lewat film seperti Kasane dan The 100th Love with You. Film ini mencoba menangkap keresahan generasi muda Jepang terhadap sistem kerja yang kompetitif dan kejam. Satō menggandeng jajaran aktor muda berbakat seperti Minami Hamabe, Eiji Akaso, Okudaira Daiken, Kaho Mizutani, Rikako Yagi, dan Yuto Nasu untuk menghidupkan kisah enam mahasiswa yang masuk tahap akhir seleksi di perusahaan teknologi besar bernama Spirallinks.

Awalnya mereka optimis dan saling mendukung, namun atmosfer berubah ketika perusahaan mengumumkan aturan baru: hanya satu orang yang akan diterima, dan mereka sendirilah yang harus memilih siapa. Ketegangan mulai muncul ketika enam amplop misterius ditemukan, masing-masing berisi rahasia kelam dari setiap peserta. Seiring rahasia terbongkar, rasa percaya mulai menghilang dan hubungan pertemanan mereka berubah menjadi permainan manipulasi. Satō membingkai situasi itu seperti eksperimen sosial tentang ambisi, moral, dan batas manusia untuk bertahan.

1. Persaingan yang Merusak Persahabatan

683a518a68f194a3186ee162_800x0xcover_ClQ4SJHB.jpg
Dok. Toho (6 Lying University Students)

Film ini tidak hanya berbicara tentang seleksi kerja, tetapi juga tentang tekanan sosial untuk selalu menjadi yang terbaik. Dalam dunia yang menilai manusia dari performa dan penampilan, kebohongan menjadi alat bertahan hidup. Rokunin no Usotsuki na Daigakusei menggambarkan hal ini dengan tenang namun menusuk, menunjukkan bagaimana kebohongan kecil yang dianggap sepele bisa berkembang menjadi kehancuran moral. Yūichi Satō menggunakan ruang rapat tertutup untuk mempersempit dunia para karakternya, sehingga setiap tatapan dan kata terasa menekan dan penuh arti.

Melalui kamera yang statis dan pencahayaan dingin, penonton dibawa masuk ke dalam suasana psikis yang penuh kegelisahan. Musiknya minimalis, membiarkan diam menjadi bagian dari ketegangan. Dari luar, kisah ini tampak sederhana, tapi semakin lama penonton akan merasa seperti ikut terjebak dalam ruang penuh kebohongan itu. Film ini tidak menyalahkan siapa pun, tetapi memperlihatkan bagaimana sistem dan keadaan bisa membuat orang baik menjadi penipu, dan bagaimana kebenaran sering kali tidak lagi menjadi hal yang penting ketika masa depan dipertaruhkan.

2. Intrik dan Karakter yang Menjanjikan

MV5BZTAwNDg4MjMtNTk1Ny00MmNjLWI1M2QtNTNhOGUyOTRiZDk5XkEyXkFqcGc@._V1_.jpg
Dok. Toho (6 Lying University Students)

Kekuatan utama film ini ada pada karakterisasinya. Enam mahasiswa yang menjadi pusat cerita bukan sekadar pion dalam permainan, tetapi individu dengan latar dan luka masing-masing. Iori Shima yang diperankan Minami Hamabe tampil lembut namun menyimpan trauma. Shogo Hatano yang dimainkan Eiji Akaso tampak sebagai pemimpin alami, tapi kesempurnaannya membuatnya mencurigakan. Karakter lain pun memiliki dimensi psikologis yang menambah kedalaman cerita, menciptakan ketegangan yang konstan tanpa perlu teriakan atau adegan dramatis berlebihan.

Interaksi antar karakter menjadi fokus utama penyutradaraan Satō. Ia membuat dialog sederhana terasa berat, setiap kalimat seperti mengandung jebakan. Penonton terus dibuat menebak siapa yang paling bisa dipercaya dan siapa yang hanya memainkan peran. Meski mayoritas film berlangsung di satu ruangan, intensitas tidak pernah menurun. Pencahayaan dan tempo pengambilan gambar yang perlahan berubah memberi simbol bahwa kebenaran semakin samar, dan setiap langkah menuju akhir justru semakin gelap.

3. Logika dan Klimaks yang Kurang Menggigit

MV5BMzdjNzRiZmYtYWMzZC00NzgzLTg4NjQtYjU2YTI3MjU1ZmM0XkEyXkFqcGc@._V1_.jpg
Dok. Toho (6 Lying University Students)

Di balik semua kekuatan karakter dan tensi emosionalnya, Rokunin no Usotsuki na Daigakusei masih menyisakan beberapa kelemahan. Logika cerita kadang terasa tidak kokoh, terutama ketika perusahaan sekelas Spirallinks tiba-tiba mengubah sistem seleksinya menjadi ajang saling menyingkirkan. Ide ini memang kuat secara simbolik, tetapi terasa kurang realistis secara naratif. Penonton yang kritis terhadap alur mungkin akan mempertanyakan bagaimana mekanisme seleksi itu bisa terjadi tanpa konsekuensi hukum atau moral bagi perusahaan.

Klimaks film juga tidak sekuat yang diharapkan. Setelah ketegangan dibangun dengan baik, resolusi delapan tahun kemudian datang dengan nuansa tenang yang justru melemahkan emosi. Alih-alih ledakan, film berakhir dengan desahan. Ada pesan yang ingin disampaikan tentang penyesalan dan refleksi, namun penyampaiannya terlalu halus untuk memberikan efek dramatis yang besar. Meski begitu, kelemahan ini tetap bisa ditafsirkan sebagai pilihan artistik: bahwa kebenaran tidak selalu datang dengan kehebohan, melainkan dalam keheningan setelah kebohongan terungkap.

4. Kesimpulan: Kebohongan yang Terlalu Nyata

MV5BYzk0NzYzM2EtMTdlMi00MTk0LWJmOGQtNDdkOGE5ODhkMzIwXkEyXkFqcGc@._V1_.jpg
Dok. Toho (6 Lying University Students)

Rokunin no Usotsuki na Daigakusei adalah cermin dari dunia nyata yang dibalut dalam cerita fiksi. Ia menyingkap wajah manusia ketika ambisi, rasa takut, dan tekanan sosial bersekongkol untuk membentuk kepribadian yang palsu. Film ini berbicara dengan cara yang sunyi namun tajam, memaksa penonton untuk merenungkan seberapa sering mereka sendiri berbohong demi diterima atau dipuji. Yūichi Satō tidak membuat film moralistis, melainkan potret yang dingin dan realistis tentang manusia modern yang hidup di antara kepalsuan.

Sebagai karya, film ini tidak sempurna, tetapi tetap berkesan. Ia bukan thriller yang penuh kejutan, melainkan drama psikologis yang perlahan menggali luka yang ditinggalkan sistem kompetitif. Dengan visual yang bersih, akting yang matang, dan naskah yang reflektif, Rokunin no Usotsuki na Daigakusei berhasil menancapkan pesan sederhana: bahwa kebohongan terbesar manusia adalah meyakini dirinya jujur. Sebuah film yang tenang, tapi meninggalkan gema panjang setelah lampu bioskop padam.

Film ini diputar di Japanese Film Festival Indonesia (JFF 2025), yang akan digelar di sembilan kota besar di Indonesia. Festival tahunan yang diadakan oleh The Japan Foundation ini kembali membawa deretan film Jepang pilihan untuk penonton Indonesia di berbagai daerah. Rangkaian penayangannya dimulai di Jakarta pada bulan November 2025, kemudian berlanjut ke Bandung dan Padang di bulan yang sama. Setelah itu, festival ini akan menyambangi Medan, Balikpapan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, dan Surabaya pada bulan Desember 2025. Kehadiran JFF 2025 di banyak kota ini menunjukkan semakin besarnya antusiasme penonton Indonesia terhadap sinema Jepang dan menjadi kesempatan bagi masyarakat di berbagai daerah untuk menikmati film-film Jepang di layar lebar.

Sinopsis 6 Lying University Students (2024)

Enam mahasiswa berbakat berhasil mencapai tahap akhir seleksi kerja di sebuah perusahaan teknologi bergengsi bernama Spirallinks. Mereka datang dengan semangat, saling mendukung, dan percaya bahwa inilah langkah pertama menuju masa depan yang cerah. Namun, tepat sebelum sesi akhir dimulai, pihak perusahaan mengumumkan perubahan mendadak: hanya satu orang yang akan diterima, dan mereka sendirilah yang harus menentukan siapa yang paling layak di antara mereka.

Situasi yang awalnya tampak sebagai ujian kerja berubah menjadi permainan psikologis berbahaya ketika enam amplop misterius ditemukan di ruang rapat, masing-masing berisi rahasia kelam tentang salah satu peserta. Satu per satu kebohongan terbongkar, kepercayaan memudar, dan persahabatan berubah menjadi kecurigaan. Di tengah tekanan dan rasa takut, mereka dipaksa menghadapi siapa diri mereka sebenarnya. Hingga delapan tahun kemudian, ketika masa lalu itu kembali menghantui, kebenaran perlahan muncul dan tidak ada satu pun dari mereka yang benar-benar bisa menghindarinya.

6 Lying University Students
2024
3/5
Directed by Yūichi Satō
Producer

Taichi Ueda, Norikazu Tsubaki

Writer

Koichi Yajima

Age Rating

R13+

Genre

Drama, Thriller

Duration

113 Minutes

Release Date

22/11/2024

Theme

Truth vs. Deception, Ambition

Production House

Toho Co., Ltd.

Where to Watch

CGV (JFF)

Cast

Minami Hamabe, Eiji Akaso, Hayato Sano, Mizuki Yamashita, Yuki Kura, Sho Nishigaki

Trailer 6 Lying University Students (2024)

Galeri 6 Lying University Students (2024)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahrul Razi Uni Nurullah
EditorFahrul Razi Uni Nurullah
Follow Us

Latest in Film

See More

Kapan Avatar: Fire and Ash Tayang di Indonesia? Ini Jawabannya!

15 Des 2025, 13:00 WIBFilm