Penilaian Film Rosario, Performa Solo Emeraude Toubia!

- Film horor Rosario menampilkan akting solo Emeraude Toubia yang berhasil beradaptasi dengan keadaan spiritual yang mengganggu apartemen neneknya.
- Setting sekecil satu apartemen dalam film ini terasa luas dan tidak klaustrofobik, meskipun ancaman hanya dikomunikasikan melalui jumpscare.
- Meskipun kurang memanfaatkan scare chord dan drone, film ini memiliki naskah kuat tentang perjanjian gaib yang menuntut tumbal, namun ketergantungan pada jumpscare membuatnya terasa seperti film misteri.
Rosario jadi film horor Kolombia berbahasa Inggris yang punya taji dengan akting solo Emeraude Toubia! Seperti apa penilaian kami terhadap film ini? Temukan jawabannya di sini!
Sinopsis Rosario (2025)
Di tengah menanti ambulans yang akan menjemput jenazah neneknya, Rosario menghadapi pengalaman supranatural yang berakar dari masa kecilnya.
| Producer | Javier Chapa |
| Writer | Alan Trezza |
| Age Rating | 17+ |
| Genre | Horor |
| Duration | 88 Min Minutes |
| Release Date | 31-10-2025 |
| Theme | Supranatural |
| Production House | Mucho Mas Media |
| Where to Watch | Cinema |
| Cast | Emeraude Toubia |
Trailer Rosario (2025)
1. Filmnya Emeraude Toubia!

Film ini jadi film yang paling berfokus pada Emeraude Toubia, yang membintangi Rosario dan menjadi tumpuan berhasil atau tidaknya film tersebut. Emeraude membuat Rosario menjadi tokoh yang sepintas terlihat seperti tokoh tipikal film horor yang akan super duper logis, namun seketika langsung beradaptasi dengan keadaan spiritual yang mengganggu apartemen neneknya.
Yang menariknya lagi, Toubia juga tidak hanya dijadikan semata menjadi setpiece akting korban horor yang umumnya kerjanya teriak semata, namun juga ikut bertindak bersama penonton untuk mencari sumber dari kutukan misterius di kamar apartemen tersebut, yang membuat film ini hampir menyerempet ke ranah genre misteri.
2. Set kecil tapi luas!

Dalam setting sekecil satu apartemen, banyaknya sorot kamera yang diambil dari segala potongan adegannya membuat film ini terasa luas alih-alih klaustrofobik seperti yang ingin disampaikan film tersebut. Memang, ada adegan flashback yang menyorot situasi yang lebih luas lagi, namun jelas sekali nuansa sesak yang ingin dicoba film ini melalui penyelidikan Rosario terhadap apartemen neneknya.
Selain itu, meskipun Rosario memiliki ancaman yang serius dalam film tersebut, sutradara Felipe Vargas hanya mampu mengkomunikasikan ancaman tersebut melalui jumpscare demi jumpscare sampai ketika wujud sesungguhnya kelihatan di klimaks, hal yang seharusnya membangun keseraman tersebut sudah kehilangan taringnya.
3. Hiburan singkat yang unik

Meskipun dari segi audio film inipun kurang memanfaatkan scare chord dan drone-nya untuk menciptakan teror yang sebenarnya dapat terwujud maksimal dalam film ini, film ini memiliki naskah yang kuat dalam menceritakan wujud perjanjian gaib yang menuntut tumbal ketika disalahgunakan demi siapapun, apalagi menggambarkan film horor yang didominasi oleh pemeran utamanya.
Sayangnya, ketergantungan berlebihan pada jumpscare dan kengerian yang lebih to-the-point membuat film ini tidak mencapai potensi maksimalnya sebagai film horor, sehingga membuatnya terasa seperti film misteri yang punya elemen horor.
Apa pendapatmu sendiri terhadap Rosario? Sampaikan di kolom komentar!



















