Kenapa Perempuan Mantan Bajak Laut Rocks One Piece Jadi Jelek Saat Tua?
- Para mantan Bajak Laut Rocks di One Piece mengalami perubahan drastis saat tua
- Mimpi yang tak tercapai bisa mempengaruhi penampilan fisik mereka di masa tua
- Gloriosa, Stussy, dan Big Mom adalah contoh perempuan kuat yang gagal meraih mimpi mereka
Judul artikel ini memang terkesan provokatif, tapi pertanyaannya berangkat dari fakta menarik dalam dunia One Piece.
Setidaknya ada tiga tokoh perempuan yang pernah menjadi bagian dari Bajak Laut Rocks: Charlotte Linlin, Buckingham Stussy, dan Gloriosa.
Di masa muda mereka, ketiganya punya daya tarik yang khas. Linlin pernah tumbuh menjadi sosok yang menawan dan berwibawa, Stussy dikenal dengan karisma dingin ala femme fatale, dan Gloriosa bahkan dijuluki sebagai idola.
Namun seiring bertambahnya usia, ketiganya mengalami perubahan drastis. Stussy dan Gloriosa menyusut dan tampak seperti nenek-nenek mungil, sementara Big Mom mengalami transformasi fisik yang ekstrem.
Apakah ini sekadar gaya desain khas Oda? Atau ada makna simbolik di balik perubahan mereka?
Mari kita bahas lebih dalam!
1. Mari kita ungkit lagi hal unik di dunia One Piece: mereka yang tak mencapai mimpi bisa jadi buruk rupa
Saya sudah pernah menyorot sebelumnya soal kalau Eiichiro Oda menggambar versi tua para Bajak Laut Topi Jerami di One Piece, dia selalu menggambar dua versi.
Ada versi 40 dan 60 tahun dari masa depan baik, dan 40 dan 60 tahun dari masa depan buruk.
Biasanya di masa depan baik, para Bajak Laut Topi Jerami baik cowok maupun cewek akan tetap keren sementara di masa depan buruk para anggota Bajak Laut Topi Jerami ini penampilannya jadi buruk.
Bahkan Luffy di versi masa depan jelek kehilangan giginya dan tak kelihatan wibawanya lagi.
Oda juga menggambar bagaimana Nami di masa depan baik masih awet muda, sementara di masa depan buruk dia sudah terlihat sangat tua di usia 40.
Versi masa depan buruk ini sendiri ada indikasi tercipta karena mimpi mereka tak tercapai, dan itu tren yang menarik di dunia One Piece.
Bahwa mereka yang gagal mencapai mimpi mereka tampaknya akan mengalami transformasi fisik drastis pula.
2. Situasi Gloriosa dan Shakuyaku mengindikasikan bahwa "mimpi menentukan penampilan masa tua" ini memang bukan teori belaka
Uniknya, kita punya contoh nyata dari karakter yang pernah memimpin Amazon Lily.
Gloriosa dan Shakuyaku sama-sama mantan Ratu Kuja. Gloriosa memimpin tiga generasi sebelum Boa Hancock, sementara Shakuyaku adalah ratu dua generasi sebelumnya. Menariknya, saat Gloriosa masih menjadi kapten Bajak Laut Kuja, Shakuyaku adalah tangan kanannya. Itu berarti perbedaan usia mereka kemungkinan tidak terlalu jauh, bisa jadi seperti jarak usia antara Roger dan Rayleigh, atau Zoro dan Luffy.
Namun sekarang, perbedaan penampilan mereka sangat mencolok. Shakuyaku tetap terlihat elegan dan awet muda, sementara Gloriosa mengalami penyusutan drastis dan tubuhnya terlihat sangat tua serta keriput.
Kondisi ini mengingatkan kita pada ilustrasi masa depan versi baik dan buruk yang pernah Oda gambar untuk karakter seperti Nami dan Robin, di mana mereka yang gagal meraih impian digambarkan menua lebih cepat dan kehilangan pesona.
Dan memang, ada indikasi bahwa mimpi Shakuyaku sudah tercapai. Ia mencintai Rayleigh, dan kini hidup bahagia bersama mantan tangan kanan Raja Bajak Laut itu.
Sementara itu, Gloriosa punya kisah yang lebih tragis. Ia menyimpan cinta pada Roger, namun perasaannya tak pernah terbalas. Bisa jadi kekecewaan dan kegagalan cinta ini turut mempengaruhi kondisi fisiknya di masa tua.
3. Mimpi seluruh perempuan mantan Rocks bisa jadi tak tercapai
Dan di sinilah sisi tragisnya.
Tiga perempuan kuat yang pernah menjadi bagian dari Bajak Laut Rocks tampaknya tak pernah berhasil mewujudkan mimpi mereka.
Gloriosa mencintai Gol D. Roger, namun cintanya tidak pernah terbalas. Ia akhirnya mundur dari dunia bajak laut dan menjalani hidup sebagai tetua yang menyendiri di Amazon Lily.
Stussy diyakini memiliki perasaan pada Shirohige. Ia bahkan begitu yakin bahwa Edward Weevil adalah anaknya bersama pria berjanggut putih itu. Namun, sepanjang hidup Shirohige, ia tampaknya tak menyebut soal Stussy ke krunya. Hubungan itu, kalau memang pernah ada, tampaknya hanya berarti di satu sisi dan Stussy ditinggalkan dengan delusi atau penyesalan yang tidak pernah sembuh.
Untuk Big Mom... cek bab 1040, momen dia terdorong keluar Onigashima oleh serangan Eustass Kid dan Trafalgar Law.
Dia mengutuk Roger yang mengawali Era Kejayaan Bajak Laut lalu mati, hingga Big Mom yang harus berurusan dengan banyak bajak laut muda yang muncul kemudian. Dia juga kesal karena hingga akhir Roger tak pernah menyampaikan ke dia apa itu One Piece. Big Mom masih sangat penasaran dengan apa harta itu hingga momen kekalahannya.
Dan yah, pada akhirnya Big Mom memang tidak pernah tahu dan tidak pernah mencapai Laugh Tale meski dia lama menjadi Yonko.
Tiga perempuan yang pernah tampil begitu memesona dan berambisi besar di masa muda mereka kini menua dalam bayang-bayang mimpi yang tak pernah jadi kenyataan. Gagal meraih cinta, gagal meraih pengakuan, dan gagal meraih takdir yang mereka impikan.
Nah itu analisis soal kenapa mantan Bajak Laut Rocks One Piece jadi jelek saat tua.
Ketiganya memang gagal meraih mimpi mereka, sementara Shakuyaku berhasil dan malah jadi awet muda.
Tapi tentu ini hanya teori.
Kalau menurutmu apa ada penjelasan lain?
Sampaikan di kolom komentar!
